Oh! BAD! -5

12.7K 891 10
                                    

Devan pertama kali bertemu dengan Arily pada saat ia menginjak kelas delapan SMP. Pada waktu itu, Arily adalah murid baru dan ia bertugas sebagai OSIS yang mengawasi kelas Arily.

Mereka dekat ketika Arily meminta tumpangannya untuk pulang, dan mereka meresmikan hubungannya ketika awal semester dua.

Sudah lebih dari tiga tahun mereka bersama, hubungan keduanya awet dengan saling percaya.

Tapi tidak pernah Devan bayangkan, ia akan kehilangan cintanya dengan cara seperti ini.

Devan menghela napasnya. Ia memangku gitarnya sembari menatap kalung milik Arily yang melingkar di pergelangan tangannya. Mas putih dengan bandul yang indah, itu adalah hadiah ulang tahun Arily, dan ia membelinya menggunakan uangnya sendiri.

Devan baru saja berbicara dengan Mita, sahabat Arily dari kecil. Mereka berbeda sekolah karena Mita ingin melanjutkan sekolahnya ke SMA tempat ibunya mengajar, setidaknya itu yang dikatakan Arily kepadanya tentang Mita.

Devan mendapatkan hal yang benar-benar mengejutkan dari obrolannya bersama Mita.

Arily memilih keluar dari sekolah.

Devan tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia benar-benar seperti orang bodoh yang tidak tahu titik permasalahannya. Harusnya ia mendengarkan penjelasan Arily bukan tentang kenapa ia bisa menampar Bu Helmi. Harusnya Devan tahu, Arily bukanlah gadis yang ringan tangan. Ia tidak akan bermain fisik.

Rasanya ia ingin tertawa, ingin menangis.

Jemarinya mulai memetik gitar dipangkuan, mengalunkan nada lirih seakan-akan sang kekasih akan mendengarnya.

Karena cinta kita pasti akan berakhir dengan air mata~

Karena cinta kita bukanlah segalanya~

Bahkan miliaran air mata, tidak akan pernah bisa membuat mimpi menjadi nyata~

Sebuah kata yang memanggilmu dan aku, yang mengatakan kita jungkir balik~

Masih belum cukup layak memilikimu di sampingku~

Tetapi ini bukan besok, sayangku~

Kau tahu tidak ada yang mudah datang dengan cara kita~

Mungkin ada hari di mana kita tidak terbayangkan terlalu jauh~

Meski harus diakhiri, tetapi aku ingin kau mengingatnya~

Selamanya, hatiku selalu sama dengan diriku yang dulu~

Ingatlah sepasang mata ini, itu tidak akan pernah berubah~

"Bangsat!"

Devan berdiri, ia menghapus air mata yang meleleh di pipinya, tergesa-gesa meletakkan gitarnya di sofa, mengambil hoodie di sandaran kursi, lalu berlari ke luar kamar menuruni tangga.

Tujuannya, rumah Sang Kekasih.

★★★

Motor hitamnya berhenti di gerbang rumah sederhana milik Arily. Sorot mata Devan begitu sayu, menyendu mengingat kejadian di sekolah tadi. Tidak pernah terpikirkan bagi Devan hubungannya dengan Arily akan berakhir.

Oh! BAD!Where stories live. Discover now