Oh! BAD -25

7K 537 1
                                    

"Devan, bisa kirim laporannya sekarang lewat email?"

"Maaf Bu, ponsel saya lagi sama pacar saya." Devan dengan terpaksa menolak permintaan dari Pembina itu karena memang ponselnya masih di tangan Arily. Kekasihnya itu sepertinya sangat marah padanya sehingga melupakan ponsel Devan yang masih ada padanya.

Rapat baru setengah berjalan, masih ada beberapa hal yang harus didiskusikan perihal kepengurusan MPK lagi. Yang hadir di rapat kali ini hanya pembina, inti MPK-OSIS, juga ketua setiap Departemen OSIS dan Divisi MPK.

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore, sekarang Devan cemas, bisakah dia menepati janjinya pada Arily untuk menemaninya ke toko buku malam ini? Ia takut toko bukunya akan segera tutup kalau tidak cepat-cepat.

"Bagaimana soal Aldi, Devan?" tanya salah seorang pembina.

"Masih belum dapat jawaban dari dia, Bu. Tapi semoga aja dia nerima tawaran kita buat gabung tim basket lagi," jawab Devan.

Pembina itu mengangguk.

Devan terdiam, ia tiba-tiba memikirkan sesuatu sekarang.

"Hmm Bu, bisa gak saya mengundurkan diri dari kepemimpinan MPK?" tanya Devan membuat semua orang yang berada di dalam ruangan itu terkejut.

"Boleh Ibu tanya kenapa?"

Devan menggaruk tengkuknya. "Kayaknya saya udah lumayan lelah nge-handle semua ini buk, saya butuh waktu istirahat. Saya juga mau fokus belajar, saya juga mau luangin waktu saya buat pacar saya."

"Karena pacar?" Pembina itu menatap Devan tak percaya yang membuat Devan mendengus tak suka.

"Saya sama pacar saya udah mau empat tahun Bu, saya punya niat serius sama dia. Saya gak mau dia ngerasa kalo saya lebih mentingin jabatan dari pada dia," ujar Devan tegas.

Pembina tersebut mengangguk. "Kamu udah pikirin ini matang-matang?"

"Dari kasusnya Pak Septo saya udah mikirin ini, Bu."

"Devan, kalau kamu emang udah mikirin ini matang-matang, ya kami bisa apa? Kami akan mengatakan hal ini kepada Kepala Sekolah," ujar Pembina.

Devan tersenyum. "Makasih Bu."

"Hmmm, kalo Devan keluar, saya juga bisa keluar kan Bu? Saya cuma mau kerja sama Devan, dan jika Ketua saya keluar, saya juga ikut keluar," ujar Zaki yang membuat semua orang mengalihkan perhatiannya kepadanya.

Pembina itu berdehem. "Ini bukan karena pacar juga kan, Zaki?"

Zaki tersenyum. "Sebenarnya ada beberapa hal yang harus saya fokuskan ke sana dulu, Bu. Dan saya rasa dengan saya masih berada di kepengurusan MPK, saya tidak bisa memanfaatkan waktu saya."

Pembina mengangguk, mereka semua juga maklum kalau Devan dan Zaki memang tidak bisa dipisahkan. Kalau Devan tidak ada, pasti Zaki akan ikut tidak ada.

"Kalau Rendi, bagaimana?" tanya Pembina.

Rendi yang merasa namanya disebut menatap satu persatu Inti MPK-OSIS, lalu berdehem. "Kayaknya Dara mau menyampaikan sesuatu, Bu."

Mendengar ucapan Rendi, pembina mengalihkan perhatian kepada Dara.

Dara berdehem sebentar sebelum memulai bicara. "Saya sebenarnya sudah lama membicarakan ini bersama Gabriel dan Robert, Bu. Sepertinya kami juga akan ikut melakukan perombakan anggota juga perombakan inti. Saya, Gabriel dan Robert akan berhenti."

Pembina mengernyit. "Alasannya?"

"Saya ingin fokus belajar, Bu. Pelajaran saya tertinggal jauh dengan teman-teman yang lain. Begitupun dengan Gabriel, dia ingin fokus untuk mengejar beasiswanya," jawab Dara.

Oh! BAD!Onde as histórias ganham vida. Descobre agora