Tidak menyangka, Askar bertemu kembali dengan teman masa kecilnya bernama Geana, setelah 12 tahun lalu berpisah. Namun, Geana malah melupakan sosok dirinya yang bernama Askary Gauzan.
Mengapa dia melupakan Askar?
Geana punya alasan, mengapa ia...
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
.
.
.
"Lama banget ya, Kar. Mana hujan belum reda." Mungkin sudah dua jam lebih mereka menetap di halte, sampai-sampai Geana merasa bosan sekali tidak tahu harus berbuat apa.
"By the way, kamu tinggal dimana?"
"Kamu bicara ke aku?" Askar memastikan pertanyaan Geana.
"Ya iya dong.. di sini ada siapa lagi kalau bukan kamu, Kar? Aneh banget, hahaha." Geana tidak habis pikir dengan pertanyaan Askar barusan. Anak itu sangat lucu dan polos menurut Geana.
"Aku tinggal di dekat taman yang biasanya ramai kalau malam minggu. Kamu tahu, gak?" Askar menjawab.
"Owalahh, kamu tinggal di dekat situ? Kebetulan tempat tinggalku juga gak jauh dari taman itu."
"Berarti kita bisa main kalau ada waktu, ya?"
"Iya, bisa jadi."
Sekarang hujan tidak sederas yang awal. Tubuh Geana merasa sangat dingin sekarang. Apalagi dengan seragam sekolah nya yang tidak terlalu tertutup. Askar yang peka, melihat Geana kedinginan, ia langsung mengambil jaket dari tas nya, dan segera menyelimuti tubuh dingin Geana.
Geana yang merasakan itu, sontak menoleh kearah Askar yang sedang memasang jaket milik Askar di tubuhnya. "Pakai ini. Kamu kedinginan," ucap sang pemilik jaket.
Geana tersenyum tipis. "Makasih, ya. Peka banget deh." Askar tersenyum karena respon dari Geana.
"Daripada nunggu lama gini, coba deh, gue minta kakak gue jemput." Geana mencari ponselnya, dan segera mencari kontak kakaknya. Akhirnya sambungan telepon pun terhubung.
"Kak! Jemput dong. Gak ada bus nih! Mana hujan belum reda dari tadi. Capek gue nunggu." Geana berbicara agak teriak karena tertimpa suara hujan.
"Iya iya! Lo dimana?! Biar gue jemput!" kata kakak, lewat telepon.
"Di halte biasa!"
"OTW!" Setelah itu sambungan terputus.
Geana menghela napas. "Huh, kenapa gak dari awal aja kayak gini."
"Kakak kamu baik, ya, Geana?" tanya Askar tiba-tiba.
"Yaa, baik, sih. Cuma kadang-kadang ngeselin juga."