🍊 6. Tahan, lo pasti bisa

88 48 11
                                    

Happy Reading !

Seorang gadis tengah berlari di lorong sekolah melewati satu persatu setiap ruangan yang ada disana. Sesekali ia menabrak orang lalu lalang tanpa adanya rasa salah dan maaf. Yang penting dirinya akan cepat menuju Gudang basement yang ditujukan Dirta di rooftop.

Hingga sampailah Geana di depan pintu yang menuju ruang bawah tanah. Sebenarnya ia agak takut untuk kesana karena ruangan tersebut lumayan gelap, hampir tidak ada cahaya. Tapi demi menyelamatkan Askar, Geana memberanikan masuk kedalam ruangan yang tidak ia sukai itu.

Gadis itu mulai menyusuri lorong basement dan mencari gudang yang dimaksud. Tidak lupa juga ia menyalakan flash dari ponselnya.
Geana dengan hati-hati berjalan melihat kearah bawah karena takut akan ada sesuatu yang berbahaya.

Tiba-tiba suara benda jatuh terdengar keras dari sudut sebelah kanan yang membuat Geana sontak kaget. Dengan petunjuk suara itu, Geana yakin ada sesuatu disebelah sana, Gadis itu melangkahkan kakinya menuju asal suara. Dan benar saja suara itu berasal dari dalam gudang.

Dengan cepat, Geana membuka pintu gudang dengan keras. "REIHAN! STOP IT! LO GILA?!" Geana menghampiri Reihan yang hendak memukul Askar yang sudah terduduk lemas penuh luka. Gadis itu segera merebut kayu yang digenggam oleh Reihan dan membuangnya ke sembarang arah.

"Gimana lo bisa tau gue ada disini?" Lelaki itu bertanya.

"Gue tau sendiri kok" Gadis itu mengatur napas nya. "Lo gila, ya, ngelakuin ini ke Askar. Emang dia punya salah apa, sih, sama lo?!" lanjut Geana.

Reihan tersenyum masam, "lo udah tau semuanya, kan? Gak usah pura-pura polos!"

"Ah, karena masalah itu? Sampai segitunya? Askar gak salah, Reihan!"

"Lo tau darimana kalau dia gak salah? Punya bukti, lo?" Reihan bersikap santai sekarang.

"Gue gak punya buktinya. Tapi yang jelas, Askar gak pernah ngelakuin hal bodoh kayak gitu! Apalagi Askar udah anggap Via sebagai saudaranya sendiri!" Emosi Geana sungguh memuncak, membuat kepalanya terasa panas.

Reihan yang mendengar bentakan Geana pun sangat marah karena Gadis itu menyebut nama kekasihnya yang sudah tiada. "GAK USAH LO BAWA-BAWA NAMA VIA!" Satu tamparan keras melayang diberikan untuk Geana. Askar yang melihat hal itu, sontak kaget dan merasa bersalah.

"Tampar aja terus. Gak ada yang bisa bikin gue takut!" Geana menantang.

"Oh. Gak takut?" Tangan Reihan hendak memukul wajah Geana kembali, tapi terhenti tiba-tiba suara bel sekolah berbunyi walaupun tidak terlalu terdengar di basement.

"Awas aja, lo." Setelah memberi peringatan, Reihan segera pergi dari basement dan pergi ke kelas. Geana menghampiri Askar yang masih diam ditempatnya.

"Askar maafin aku, aku telat." Geana meneteskan air mata tanpa sadar. Ia merasa kasihan pada temannya itu yang sudah penuh luka di sekitar wajah maupun tangan.

"Ayok, aku bawa ke ruang UKS" Gadis itu ingin membantu Askar berdiri, tetapi Lelaki itu malah menolaknya.

"Biarkan aku disini, Na." Dengan bodohnya, Askar berbicara yang dibuat bingung oleh Geana.

ORANGE [END] ✓Where stories live. Discover now