🍊 20. That's broken

62 33 15
                                    

Happy Reading !

Happy Reading !

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

.

.

.

.

"Dirta, ayo makan malam dulu.. kamu belom makan dari tadi siang!" Mama mengetuk-ngetuk sembari memanggil Dirta dari luar kamar.

Bukan Mama kandung, melainkan Mama tiri semenjak Dirta memasuki kelas 10 SMA. Papa Dirta menikah lagi karena istri pertamanya sudah tiada. Tetapi, Dirta sangat tidak suka dengan Mama tiri tersebut. Dia memang baik, tetapi karena kebaikannya itu, Dirta jadi semakin tidak bisa menerima keberadaan Mama sambung itu, dikarenakan ia jadi teringat Mama kandungnya.

"Iya, duluan," jawab Dirta singkat.

Mendengar jawaban Dirta, pun Mama segera pergi setelah mendapat jawaban dari anak tirinya.

Di dalam kamar, Dirta sedari tadi sedang menatap buku pelajaran. Bukan membacanya, tetapi hanya melihat tulisan buku tersebut dengan tatapan kosong. Entah memikirkan apa, yang pasti lelaki itu senyam-senyum sendiri seolah sedang memikirkan sesuatu yang lucu.

Karena itu, Dirta jadi teringat hadiah ulang tahunnya yang belum dibuka dari perempuan yang ia sukai. Segera Dirta mengambil sebuah kotak berbalut kertas kado di rak putih. Lalu, ia duduk kembali di kursi belajar dan membuka kado tersebut dengan ada rasa senang di hatinya.

"Headphone?" katanya, ketika melihat isi dari hadiah itu.

Dirta ingin langsung mencoba benda tersebut, tapi ternyata tidak bisa menyala. Pikirnya, mungkin perlu di charger terlebih dahulu.

"Charger dulu kayaknya," gumam lelaki itu. Alih-alih ia mengambil kabel yang sudah dapat dari sananya, lalu mengisi baterai headphone tersebut sampai penuh.

Fokus Dirta teralihkan menatap pintu, saat merasa pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Dan benar, ternyata Adiknya yang membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Gue udah bilang, kalo mau masuk tuh, ketuk dulu," ucap Dirta, sedikit kesal.

Tanpa permisi, Dira mendekati sang Kakak. "Bang, makan dulu sana, suruh Mama."

"Udah kenyang." Lelaki itu berjalan menuju kasur, tujuannya ingin tidur lebih cepat, karena pikirnya mungkin jika tidur lebih awal masalah-masalah di hari ini bisa hilang.

"Bang, dipanggil Papa juga. Suruh ke ruangan Papa."

"Males."

ORANGE [END] ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin