🍊 17. Perjuangan dia

39 31 1
                                    

Happy reading !

Happy reading !

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.

.

.

Via berjalan lebih dari 30 menit hanya untuk mencari jalan keluar dari hutan ini. Napas gadis itu ngos-ngosan, tubuhnya meringkuk sedikit, ia lelah, tapi anggap saja ini adalah sebuah ujian sebelum ia lolos. Via tidak ada niatan sedikitpun untuk menyerah.

"Via, lo pasti bisa. Haduh, dimana sih, jalan keluarnya?! Reihan, lo bener-bener, sumpah. Jahat banget lo, Reihan?!" Via menumpahkan rasa kesalnya di kawasan yang sepi ini. Sebenarnya Via sedikit bersyukur karena ini bukan malam hari, jadi ia tidak merasa takut sedikitpun.

Maniknya tidak sengaja menangkap cahaya didepan ujung sana. Via memiringkan kepalanya bingung, lalu kakinya melangkah kearah sumber cahaya tersebut.

Satu langkah.. dua langkah.. tiga langkah... Akhirnya, Via menemukan jalan keluarnya. Gadis itu merasa keberhasilan sudah mulai mendekatinya. Sebelum melanjutkan perjalanan lagi, Via hirup udara segar sebanyak mungkin, karena ini adalah impian darinya jika ia keluar dari penjara yang menjengkelkan itu.

"Akhirnya, ini yang gue tunggu-tunggu." Gadis itu tersenyum merekah menatap indahnya langit cerah.

"Tunggu. Tapi gue gak punya handphone. Gimana caranya gue pulang? Ah! tunggu." Handphone Via sengaja ditinggalkan di atas nakas rumah sakit oleh Reihan waktu itu. Tujuannya, agar Via tidak dapat menghubungi siapapun saat Via diamankan olehnya.

Ia merogoh saku celananya, siapa tahu ada duit cadangan untuk dia pulang. Benar saja, Via mengeluarkan dua lembar uang berwarna biru pemberian Reihan semasa lepas. Entah untuk apa Reihan memberi Via uang, Via juga tidak mengerti saat itu, tapi dengan berat hati, ia menerimanya.

Setelah itu, Via pun melanjutkan perjalanan untuk dia pulang kerumahnya, walaupun sebenarnya Via tidak tahu dia ada dimana sekarang.

Sementara di Bogor, kegiatan belajar di luar sekolah pun mulai. Mereka belajar mulai dari sekitaran danau yang ada disana, setelah itu pindah ke tempat kawasan hutan. Semua siswa pergi belajar menggunakan perahu karet secara bergiliran. Sekarang giliran kelas 12A yang berjalan dahulu dengan menaiki dua perahu karet. Tapi, dua perahu pun tidak cukup untuk memuat satu kelas, jadi memang harus bergiliran.

Sedangkan disebelah sana, terlihat seorang lelaki sedang duduk termenung dengan menekuk kedua lututnya. Geana yang melihat keberadaan lelaki itu, pun lantas menghampirinya dengan membawa sesuatu benda ditangannya.

Geana ikut duduk disebelah cowok itu, "Dir, lagi ngapain? Kok, gak gabung kesana? Ngelamun mulu sendirian nanti kesambet, loh" ujar Geana pada Dirta.

Dirta melirik kearah Geana sekilas, lalu kembali menatap tenangnya danau, "Nanti, aja."

Lantas Geana menghela napas saat mendengar jawaban dari Dirta. Tangannya mengambil benda yang ia bawa tadi, lalu Geana memberinya pada Dirta.

ORANGE [END] ✓Where stories live. Discover now