🍊 16. Ini di mana?

52 35 7
                                    

Happy Reading !

Happy Reading !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Kakak minta jujur sama kalian. Siapa yang berani-beraninya ngambil kunci pintu utama?! Dikira saya gak bakalan nyadar, ya? Ayok ngaku. Jujur lebih baik daripada bohong."

Semua diam, tidak ada jawaban.

Heru tidak tahu lagi harus bagaimana supaya semua orang dihadapannya ini mau mengaku atas kehilangan satu kunci pintu utama. Heru baru menyadari hal tersebut sejak tadi pagi sekitar jam 3. Dan pada jam 7 pagi ini, semua orang dikumpulkan di ruang tamu untuk meminta pengakuan terhadap sang pencuri.

Heru mondar-mandir hanya karena memikirkan satu kunci yang hilang, mungkin saja benda itu tidak dicuri, namun ia lupa menaruhnya. Bukannya gimana, tapi kunci itu adalah kunci villa yang dimana kita tidak boleh menghilangkan benda atau sesuatu yang berkaitan dengan villa tersebut.

Terlihat dibelakang sana, Kesha dan Sena saling melirik-lirik sembari berbicara senyap.

"Lo kenapa gak dibalikin lagi kuncinya, sih?" bisik Sena.

"Gue lupa" Kesha berusaha untuk tetap sunyi.

"Tolol sih, lo!" ejek Sena kesal. Respon Kesha hanya memutar bola matanya, malas jika ingin melihat wajah Sena lebih lama.

"Ayo ngaku! Gak ada yang mau ngaku nih?!" Pria berusia 23 tahun itu kembali bersuara, masih dengan pertanyaan yang sama.

Sementara dibelakang, Sena menyenggol tubuh tinggi Kesha, seolah memberi kode kepadanya untuk mengaku kalau lelaki itulah pencurinya. Tapi Kesha hanya menggeleng dengan mengerutkan keningnya.

"Gue bakal taruh lagi kuncinya, kalau udah bubar nanti." Kesha kembali bersuara senyap.

"Ck, sekarang aja.."

"Itu yang dibelakang! Ngapain senggol-senggolan kayak gitu? Kalau mau bercanda jangan sekarang, ya?!" Yeap, Kesha dan Sena ketahuan.

"E-eh, gak kak! Kita gak bercanda, kok! Hehe!" Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Atau kalian berdua tahu keberadaan kunci yang hilang itu?" Tamatlah sudah, Heru mulai mencurigai dua manusia itu.

Sena sedikit terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan kakak itu, lalu cepat-cepat ia memikirkan jawaban yang tepat agar Heru berhenti mencurigainya.

"E-eh itu, kak–"

"Saya yang ngambil kuncinya, kak. Maaf." Kesha turun tangan karena dirinya sudah terlanjur dicurigai. Mau mengelak pun tidak ada gunanya juga.

"Ohh, jadi kamu pelakunya. Ayo ikut saya. Yang lain bubar! karena kita sudah tahu siapa pelakunya. Biar saya yang selesain urusan ini." suruh Heru kepada semua orang. Mereka semua pun menurut, masing-masing mulai bubar dan pergi ke suatu tempat yang mereka inginkan.

ORANGE [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang