Bab 31 - Kembali Berlatih

2K 209 3
                                    

Setelah menghirup udara segar malam hari di ibukota kerajaan Huang. Akhirnya aku tertidur karena kelelahan di punggung kaisar Axuan. Awalnya Feng menawarkan diri untuk menggendong ku hingga sampai kediaman ku, tetapi kaisar Axuan bersikeras menggendong ku sendiri dan menidurkan ku di atas peraduan.

"Bagaimana bisa tubuh sekecil ini bisa terasa berat?" Tanya kaisar Axuan setelah menidurkan ku di atas peraduan.

"Menjawab yang mulia kaisar, yang mulia putri sebelum sakit mulai banyak makanan sehat. Yang mulia putri juga sering mengemil buah dan sering melakukan olahraga ringan seperti mengangkat besi-besi kecil itu" jawab Yiyi sembari menunjuk barbel junjungannya yang berada tepat di bawah kaki kursi malas putri Axia.

"Berat badan yang mulia putri juga turun banyak sejak ia sakit beberapa waktu yang lalu yang mulia" tambah Feng.

"Benarkah?" Tanya kaisar Axuan sedikit terkejut dengan perkataan Feng. "Tampaknya Zhen kurang berlatih akhir-akhir ini" tambah kaisar Feng memutar-mutar bahunya yang terasa sakit dan pegal.

Setelah membaringkan tubuh mungil putri Axia, kaisar Axuan pada akhirnya memilih pulang ke kediamannya dan mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.

"Yang mulia apakah anda yakin dengan begini yang mulia putri akan kembali berlatih?" Tanya Chou yang kini tiba-tiba saja berdiri di samping kaisar Axuan yang tampak sedikit terkejut karna kehadiran prajurit khususnya.

"Zhen tidak menjamin ia akan kembali mengikuti latihan bersama kalian, tapi Zhen jamin jika mei-mei akan membantu memperkuat pasukan militer kerajaan Huang" jawab kaisar Axuan percaya diri.

"Tapi dari apa yang hamba lihat, yang mulia putri sama sekali tidak menunjukkan hal itu. Selain itu mengapa anda bisa begitu percaya dengan yang mulia putri?" Tanya Chou penasaran.

Sudah bukan rahasia lagi jika putri Axia di cap sebagai sampah dan hanya benalu dalam kerajaan Huang. Pengetahuannya yang terbatas, serta kondisi fisiknya yang lemah dan mudah sakit-sakitan pada akhirnya membuat dirinya mendapat gelar tersebut.

Namun setelah putri Axia memberi strategi pembungkaman untuk pejabat Yong dari kerajaan Qing membuat Chou cukup terkejut. Ia seperti melihat sosok berbeda dari putri Axia, selain itu kaisar Axuan bahkan mengizinkan saudarinya berlatih dengan prajurit khusus kerajaan Huang padahal mereka tahu kondisi fisik putri Axia jelas tak mampu mengimbangi latihan mereka yang begitu menyiksa.

"Sebab mei-mei telah berubah. Ia bangkit dari keterpurukannya berkat rasa sakit dan kebencian yang ia rasakan. Pada akhirnya hal itu membuat sisi gelapnya yang haus akan kemenangan bangkit dan membuatnya seperti ini" Jawab kaisar Axuan yang menyembunyikan fakta bahwa putri Axia yang sedang bersama mereka saat ini adalah orang asing dari masa depan.

Saat putri Axia mengakui bahwa ia bukanlah saudari perempuannya yang asli, sejak saat itu ia bertekad menyembunyikan nya dan tetap memperlakukan putri Axia seperti saudara kandungnya yang asli. Bagaimanapun ia sadar, ia juga sadar bahwa ia juga turut bertanggung jawab atas ritual pemanggilan jiwa yang salah sasaran.

"Semua orang akan bangkit jika mereka telah merasakan pahitnya kehidupan dan saat ini itulah yang terjadi pada mei-mei" tambah kaisar Axuan.

"Kau tidak perlu khawatir Chou, saudari perempuan Zhen akan baik-baik saja. Hanya saja mungkin akan banyak hal-hal mengejutkan yang akan ia lakukan".

*******

Keesokan harinya aku bangun dari tempat tidur dengan kepala sakit. Peraduan tempatku berbaring rasanya seperti bergoyang dengan penglihatan ku yang samar-samar. Suara teriakan kesakitan yang ku keluarkan pagi ini telah berhasil membuat dayang Rong dan Yiyi yang saat ini tengah berada di depan pintu kamarku lantas masuk dengan wajah panik.

"Yang mulia, ada apa?" Tanya dayang Rong khawatir.

"Ke-kepalaku sakit!" Rintihku memegang kepalaku yang terasa berdenyut hebat.

"Yiyi segera ambilkan sup pereda mabuk untuk yang mulia putri" perintah dayang Rong yang saat ini melangkah menghampiri ku dan membantuku bangun dan mendudukkan diri di atas peraduan.

Yiyi yang mendengar perintah dayang Rong dengan cepat mengambil sup pereda mabuk di dapur istana. Di saat menunggu kedatangan Yiyi, dayang Rong kini membantuku dengan memijit ringan kepalaku yang berdenyut.

Aku tidak ingat mengapa kepalaku terasa sakit, yang terakhir ku ingat adalah aku menghabiskan waktu bersenang-senang bersama kaisar Axuan di pasar malam yang ada di pusat ibukota. Makanan yang terakhir ku makan adalah mie daging sapi dan aku sempat minum sesuatu yang awalnya terasa pahit tapi lama kelamaan terasa manis hingga akhirnya aku jatuh tidak sadarkan diri.

"Anda terlalu banyak minum anggur hijau yang mulia makanya anda seperti ini" kata dayang Rong mulai menceramahi ku pagi ini.

"Anggur?" Tanyaku bingung.

"Iya anda meminum anggur. Bahkan baunya pun masih menempel pada tubuh anda" jawab dayang Rong lagi.

"Tapi aku tidak meminum anggur, warna minuman yang ku minum jelas-jelas berwarna putih bening" kilahku.

"Yang anda minum semalam adalah anggur hijau, warnanya memang putih bening seperti air karna telah di fermentasikan dalam waktu lama" jawab dayang Rong dengan sabar.

"Bahkan yang mulia kaisar Axuan terkejut anda bisa menghabiskan dua botol anggur hijau sendiri" tambah Yiyi yang baru saja masuk membawa semangkuk sup pereda mabuk.

Yiyi meletakkan nampan berisi semangkuk sup pereda mabuk di sebuah meja kecil yang ada di samping peraduan. Yiyi lantas mengambil semangkuk sup pereda mabuk dan menyerahkannya padaku.

Aku lantas mengambilnya dan mulai mengambil sesendok sup berwarna merah pekat itu. Tak langsung menyeruputnya, aku meniupnya terlebih dahulu karena sup pereda mabuk yang Yiyi bawakan masih mengepulkan asap. Ku tiup sup itu perlahan saat kurasa sup yang telah ku ambil memakai sendok sedikit dingin, aku pun pada akhirnya menyeruputnya.

Rasa pahit dan panas adalah dua hal yang kurasakan saat ini. Mengeluhkan sup pereda mabuk yang sangat pahit. Meskipun aku mengeluh dan berkata tak ingin lagi meminumnya, dayang Rong dan Yiyi dengan cepat memaksaku meminum sup tersebut hingga tandas.

Padahal di kehidupanku sebelumnya meski aku mabuk, aku tidak pernah meminum obat pereda mabuk jika tidak terpaksa. Bagiku obat pereda mabuk di kehidupanku sebelumnya lebih baik di bandingkan sup pereda mabuk yang baru saja ku minum dengan terpaksa.

Setelah mabuk yang kurasakan perlahan mereda, aku pun memutuskan berlatih kembali. Berlatih yang ku maksud bukan kembali ke pelatihan prajurit khusus kerajaan Huang, tapi aku akan melakukan olahraga dasar seperti rencana ku sebelumnya. Mungkin setelah aku merasa tubuhku mampu mendapatkan pelatihan lebih ekstrim, aku akan kembali ke pelatihan prajurit khusus. Meski aku tahu sekembalinya aku ke sana, aku akan mengulang latihan awal yakni bekerja layaknya pelayan.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang