Bab 52 - Kemampuan Yang Kembali (1)

1.9K 229 6
                                    

Bagaimana aku harus menjelaskannya bahwa saat ini aku lelah berteriak dan hanya pasrah menerima rasa sakit di seluruh tubuhku. Air mataku terus mengalir, namun bibirku mulai enggan mengeluarkan sepatah kata pun.

Aku tahu bahwa diriku, Ma Axia di kehidupanku sebelumnya telah mengatakan bahwa aku akan merasakan kesakitan. Tapi tak pernah kubayangkan rasa sakit yang kurasakan malah mengingatkanku saat aku di jadikan subjek penelitian.

Berulang kali harus bertemu dengan alat bedah yang terasa dingin dan menyakitkan, berulang kali di buat koma dan dimasukan alat-alat canggih yang membantu tubuhku memiliki senjata dalam diri dan banyak hal lain. Menjadi bahan eksperimen organisasi yang telah membesarkan ku hingga menjadi Assassin yang di takuti adalah pengalaman mengerikan yang pada akhirnya membuatku terbiasa dengan rasa sakit tersebut.

Sama halnya dengan apa yang kurasakan sekarang. Rasa sakit yang kurasakan saat ini sama sakitnya saat aku di jadikan sebagai alat eksperimen. Meski telah mendapatkan obat bius, aku masih saja merasakan sakit yang teramat sakit. Hal yang dapat kulakukan saat itu dan saat ini hanyalah berusaha menahannya, meski air mataku terus mengalir.

Perlahan rasa sakit itupun mereda, aku tak tahu berapa lama waktu yang ku habiskan hanya untuk berdiam menahan rasa sakit yang seakan-akan menghancurkan seluruh tubuhku. Aku pun memejamkan kedua mataku sebab merasa lelah. Namun baru saja aku memejamkan mata ku, suara panggilan yang sangat ku kenali mengusik tidurku.

"Axia"

"Axis!"

Kaisar Axuan terus memanggil nama saudari perempuannya, ia terus berusaha membuat putri Axis yang baru saja tampak tenang setelah sempat mengejutkan mereka dengan bergerak gelisah saat ia masih belum sadarkan diri.

Perlahan kedua mata gadis cantik yang tampak pucat itu terbuka. Kaisar Axuan yang melihat hal tersebut tanpa sadar menitihkan air mata. Saat kedua mata putri Axia terbuka sepenuhnya, kaisar Axuan langsung memeluk saudarinya penuh sayang.

"Ge-gege.. aku tidak bisa bernafas!" Keluhku dengan suara parau.

Mendengar keluhan ku, kaisar Axuan lantas melepaskan pelukannya. Ia lalu meminta maaf karena memelukku begitu erat. Aku tahu tindakan yang kaisar Axuan lakukan karna semata-mata ia mengkhawatirkan ku.

"Gege bagaimana aku bisa berada di kediamanku? Seingatku aku berada di sebuah ruangan yang memiliki cawan mata air di tengah ruangan tersebut" tanyaku bingung.

"Zhen datang menolong mu, mei-mei. Saat itu Zhen mendapatkan mu di kuil Puji kerajaan Huang lama dengan posisi tidak sadarkan diri. Selama tiga hari setelah kau menghilang, Zhen mati-matian mencari mu. Ternyata keberadaan mu di sembunyikan oleh pedang Xue yang bersekongkol dengan pedang Hong yang menyulitkan pencarian kami" jelas kaisar Axuan.

"Pedang Xue dan Pedang Hong?" Tanyaku bingung.

"Mereka adalah pedang pusaka milik kerajaan Huang" jawab kaisar Axuan.

"Saat ini mereka berdua bersama kita" tambah kaisar Axuan menoleh kebelakang menatap pedang Hong dan pedang Xue dengan tatapan yang masih mengandung kemarahan.

Hong dan Xue yang melihat hal itu lantas mengalihkan pandangan mereka saat merasakan aura tidak menyenangkan yang di keluarkan kaisar Axuan.

"Lalu berapa hari aku tertidur?" Tanyaku masih dengan suara teramat pelan.

"Kau tidak sadarkan diri selama tiga hari mei-mei" jawab kaisar Axuan.

"Bagaimana dengan latihan kultivasi ku?" tanyaku dengan perasaan khawatir sebab takut usahaku menjadi sia-sia.

"Menjawab yang mulia putri, anda telah berhasil menjadi Kultivator termuda. Anda telah mencapai tahap Ensoulment hanya dalam waktu seminggu" jawab Xue mewakili kaisar Axuan.

"Siapa kamu?" Tanyaku masih dengan suara teramat kecil.

"Hamba adalah pedang anda. Dan anda adalah tuanku. Semua orang memanggilku pedang Xue" jawab Xue memperkenalkan dirinya.

Aku cukup terkejut melihat wujud pedang Xue. Awalnya aku berpikir mereka hanyalah pedang biasa. Namun saat melihat wujud manusianya, aku lantas menatap kaisar Axuan.

Kaisar Axuan yang sadar dengan kebingunganku dengan cepat menjelaskan bahwa pedang pusaka atau pedang legendaris kerajaan Huang mampu berubah wujud menjadi apa yang mereka inginkan. Mereka bisa berubah menjadi binatang, anak kecil, remaja, orang dewasa atau orang tua (usia lanjut).

Mendengar penjelasan kaisar Axuan, aku pun akhirnya paham. Aku lantas menatap pedang Xue dan berkata "Dari penjelasan Chou saat aku pertama kali mengunjungi kerajaan Huang lama, ia mengatakan pedang Xue tidak pernah muncul lagi sejak 500 tahun. Lantas mengapa kau ada di sini?" Tanyaku.

"Tentu saja karna hamba sudah bosan bersembunyi. Hamba juga ingin merasakan udara segar seperti yang selalu Hong rasakan. Saat anda pertama kali mengunjungi kerajaan Huang lama, hamba merasakan kekuatan besar yang membuat hamba terbangun dari tidur panjang. Selama mengamati putri Axia, hamba merasakan kekuatan anda masih samar atau bisa dikatakan sepenuhnya belum keluar karna tertutupi kondisi fisik anda yang lemah. Maka dari itu hamba membantu anda mengeluarkan potensi terpendam yang ada dalam diri putri Axia dengan memaksa anda berlatih kultivasi dengan imbalan membebaskan Anda dari tempat yang mengurung anda selama tiga hari" jelas Xue panjang lebar.

Mendengar jawaban Xue aku tentu saja tidak bisa marah. Tujuan Xue baik. Malah aku ingin berterima kasih padanya karna sebagian diriku, yakni kekuatanku telah kembali padaku sepenuhnya. Saat ini tubuhku terasa lebih sehat dari sebelumnya. Aku yakin dengan beristirahat penuh dan menjaga pola makan ku, aku akan kembali seperti diriku di kehidupan sebelumnya. Hanya perlu sedikit beradaptasi sebab mendapat kekuatanku kembali tak lantas mampu membuatku langsung bisa. Bisa saja aku tidak bisa mengontrol kekuatan yang ku keluarkan. Maka dari itu aku butuh berlatih dan membiasakan diri.

Selain itu kekuatanku kembali di waktu yang sangat tepat. Saat ini kerajaan Huang tengah terpojok akan waktu yang kian mepet. Aku harus segera bertindak cepat. Sebab aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan kedua untuk hidup yang diberikan padaku.

"Terima kasih telah membantuku, berkat mu aku merasa bisa menyelamatkan kerajaan Huang yang saat ini berada di masa-masa krisis karna waktu" kataku tulus pada Xue.

"Sudah kewajiban hamba melakukan hal itu. Bagaimana pun hamba juga adalah salah satu penjaga dan pelindung kerajaan Huang" jawab Xue.

Hong yang mendengar jawaban Xue yang merupakan kembarannya sebab mereka di buat dari tempat yang sama dengan selesai diwaktu yang sama, lantas merasa kesal.

"Jika kau masih merasa dirimu adalah penjaga dan pelindung kerajaan Huang, lantas kemana saja kau selama ini? Mengapa kau tidak mau membantuku di masa-masa krisis dan genting meski aku berulang kali menghubungi mu meminta bantuan, hah?" Tanya Hong mengeluarkan amarah yang selama ini terpendam.

"Bukannya aku mengatakan jika selama ini aku tertidur? Aku baru saja terbangun beberapa waktu lalu saat merasakan kekuatan besar. Apakah kau lupa jika aku adalah pedang yang hanya bisa bereaksi ketika merasakan kekuatan yang besar?" Tanya Xue berusaha membela dirinya.

Seketika kamarku menjadi sangat ribut berkat perdebatan Hong dan Xue yang saling beradu argumen. Sangat tampak jelas jika diantara mereka berdua tidak ada yang ingin mengalah. Menyadari jika pertengkaran mereka tidak akan selesai dengan cepat, aku memutuskan untuk kembali tidur saja.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora