Bab 66 - Perbandingan (1)

1.9K 246 19
                                    

"Kaisar Huang Axuan, pria tua ini memohon agar anda menenangkan putri Huang Axia" pinta kaisar Wei saat melihat suasana jamuan makan siang pada pesta pernikahan putrinya mulai terasa memanas.

Mendengar permintaan kaisar Wei tentu saja membuat beberapa tamu undangan terkejut. Pasalnya bukannya menengahi masalah dengan memberi bawahannya teguran dan hukuman atas sikap lancangnya, kaisar Wei malah meminta kaisar Axuan menenangkan putri Axia yang tampak marah dan kesal karna di singgung. Padahal sebelumnya ia tampak seperti wanita pendiam dan penurut.

"Yang mulia kaisar Qing Wei, permintaan anda sungguh berat untuk kaisar muda ini patuhi. Pasalnya anda sebagai tuan rumah bukannya bertindak untuk menengahi, anda malah meminta bantuan kaisar ini untuk menenangkan mei-mei kaisar muda ini" kata kaisar Axuan.

"Kaisar ini bukannya tidak ingin menenangkan putri Axia. Hanya saja nama baik kerajaan Huang kami juga ikut tercemar berkat singgungan yang mungkin di sengaja oleh bawahan anda. Kaisar ini tidak tahu hal apa dan kesalahan apa yang kami lakukan sehingga harus mendapat perilaku memalukan dan kurang mengenakkan seperti ini. Sebagai kaisar kerajaan Huang, kaisar muda ini menuntut keadilan anda sebagai tuan rumah. Kami sebagai tamu undangan jelas merasa marah atas perlakuan memalukan yang kami terima" tambah kaisar Axuan dengan nada suara dingin.

Perkataan kaisar Axuan tentu saja tidaklah salah. Sebagai tamu undangan seharusnya mereka di raja dan ratukan. Tetapi mendapat perlakuan menyinggung yang terang-terangan di tunjukkan untuk mereka yang sama sekali tidak membuat kesalahan apa-apa tentu saja membuat beberapa tamu undangan ikut kesal.

Putra mahkota Yong Ru yang menyadari kesalahan ayahandanya segera mengambil alih. Ia berusaha menangkan kaisar Axuan yang telah menampakkan raut wajah tidak senang dengan berjanji akan menghukum para nyonya bangsawan yang menyinggung dan membandingkan putri Huang Axia dan permaisuri Zhang Mei.

Saat kaisar Axuan mulai tampak tenang, kaisar Zhang Long Fei malah semakin memperkeruh keadaan dengan berkata "Permaisuri Zhen yang sekarang memang lebih baik dari permaisuri Zhen yang sebelumnya. Zhen yang paling tahu hal itu lantas mengapa putri Huang Axia merasa marah? Hah?" Tanya kaisar Fei dingin.

"Apakah putri Axia marah karna di permalukan, atau marah karna memang apa yang di katakan para nyonya bangsawan adalah hal benar sehingga membuat putri Axia kesal?" Tanya kaisar Fei yang tak mampu mengontrol amarahnya. Sebab posisinya saat ini tengah di pojokkan.

Semua orang tahu pada akhirnya watak asli kaisar muda Zhang Long Fei. Wajahnya yang berparas tampan ternyata selama ini menutupi perilaku buruknya. Tindakan gegabah yang dilakukan kaisar Fei membuat namanya kian buruk dalam pikiran para tamu undangan, terlebih mereka tahu rumor perlakuan kaisar Fei terhadap putri Axia memang berbeda jauh dari perlakuan kaisar Fei ke permaisuri Zhang.

"Tentu saja tidak. Wanita berstatus janda ini sama sekali tidak merasa marah ataupun cemburu. Putri ini hanya membela diri dan mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi agar tidak ada lagi kesalahpahaman antara putri ini dengan kaisar Fei kedepannya. Selain itu pembelaan yang putri ini lakukan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk kerajaan Huang" kataku.

"Setelah anda buang dan campakkan. Kerajaan Huang adalah satu-satunya tempat untukku pulang. Menyinggung putri ini sama saja menyinggung keluarga kerajaan Huang. Dan sebagai putri yang telah di terima kembali pulang dengan baik ketempat asalnya, putri ini tentu saja harus membela nama baik tempat yang masih menerima putri ini dengan baik" tambah ku.

Mendengar jawabanku kaisar Fei merasa marah. Ia berpikir putri Huang Axia melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri karna malu dan cemburu akan bakat istri barunya. Tetapi tampaknya putri Huang Axia biasa saja. Ia tidak terusik ataupun terganggu dengan bakat dan kemampuan yang di miliki permaisurinya. Amarah yang putri Axia tunjukan sungguh berasal dari perasaan tersinggungnya karna dibandingkan dengan permaisuri Zhang Mei di saat ia datang ke pesta pernikahannya membawa nama kerajaan Huang.

"Seharusnya putra mahkota ini tidak ikut campur dan angkat bicara seperti ini" kata putra mahkota Ling mulai angkat bicara untuk menengahi.

"Sebenarnya tindakan yang dilakukan para nyonya bangsawan terhadap putri Huang Axia adalah perilaku lancang. Sepatutnya pihak kerajaan Qing mengambil tindakan tegas mengingat putri Huang Axia adalah tamu undangan dan perwakilan kerajaan yang bekerja sama dengan kerajaan Qing cukup lama" jelas putra mahkota Ling yang sebenarnya mulai muak dengan suasana yang kian memanas namun tidak ada tindakan yang dilakukan pihak kerajaan Qing.

Putra mahkota Ling berpikir kaisar Wei dan kaisar Fei sengaja melakukan hal itu untuk mencemari nama baik kerajaan Huang dengan cara mempermalukannya seperti ini.

"Kita semua orang tahu permaisuri Zhang Mei dan putri Huang Axia tidaklah sebanding. Permaisuri Zhang Mei dikenal sebagai putri cantik nan anggun yang diberkati bakat dalam penguasaan seni, tutur bahasa yang baik, memiliki ambisi dan cerdas. Sedangkan sebelumnya putri Huang Axia dikenal sebagai putri yang tidak berguna dan pesakitan" kata putra mahkota Ling menjeda.

"Kita hanya tahu sebatas bahwa putri Huang Axia tidak berguna dan pesakitan dari rumor dan kabar burung yang beredar. Lantas bagaimana bisa para nyonya muda membandingkan putri Huang Axia dengan permaisuri Zhang Mei dengan mudah hanya karna mendengar rumor yang belum di ketahui kebenarannya? Bisa jadi di balik fisiknya yang lemah, putri Axia selama ini hanya diam-diam dan berpura-pura bodoh?" Kata putra mahkota Ling yang menatapku dan kaisar Axuan dengan curiga.

Putra mahkota Ling tak mampu menutupi kecurigaannya pasalnya, ia tahu bahwa kaisar Axuan adalah orang yang harusnya mereka waspadai. Kaisar Axuan adalah tipe pria dingin dan pendiam yang selama ini diam-diam mengamati mereka dan mulai membangun dan menyusun sebuah strategi dan rencana.

Dari apa yang putra mahkota Ling lakukan bukan bermaksud untuk membela kerajaan Huang. Di sini ia hanya meluruskan kesalahpahaman yang terjadi terlebih kaisar Fei semakin memperkeruh suasana yang harusnya sakral dan khidmat menjadi memanas.

"Kita tidak pernah tahu bukan? Mungkin saja selama ini putri Axia hanya bersandiwara" tambah putra mahkota Ling yang membuat semua orang hampir membenarkan sudut pandangnya.

"Awal permasalahan ini bermula hanya karna para nyonya istri para pejabat dan bangsawan menyinggung putri Huang Axia dengan membandingkannya. Pihak putri Axia yang tersinggung tentu saja tidak terima terlebih kerajaan Huang di sangkut pautkan. Pembelaan putri Axia mengatakan ia tidak pernah mendapat kesempatan untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya. Jika memang putri Huang Axia tak ingin dibanding-bandingkan, mengapa tak menunjukkan bakat yang di miliki yang mulia putri Axia agar mampu membuktikan bahwa memang kaisar Fei lah yang selama ini tidak memberi anda kesempatan. Sehingga argumen yang dikatakan para nyonya bangsawan yang memang sebenarnya menyinggung dan mencemarkan nama baik kerajaan Huang dapat ditindak lanjuti" kata Zilong panjang lebar.

Zilong sama dengan putra mahkota Ling. Ia bosan menonton tontonan yang membosankan seperti ini terlebih sangat jelas bahwa kesalahan ada pada pihak kerajaan Qing dan tindakan kaisar Fei yang semakin memperkeruh keadaan.

Semua orang lantas setuju dengan perkataan Zilong. Mereka memintaku melakukan pembuktian dan hal itu membuatku menatap kaisar Axuan dengan tatapan khawatir. Jika aku menunjukkan bakat ku sekarang, bukankah kerajaan Huang akan menjadi sorotan ketika kami kembali nanti.

"Mengapa yang mulia putri Axia menatap kaisar Axuan, apakah anda takut? Jika benar kaisar Fei sama sekali tidak memberi anda kesempatan menunjukkan bakat anda, maka bukankah sekarang adalah waktunya Anda membuktikannya? Hitung-hitung ini bisa menjadi pukulan keras untuk kaisar Fei yang telah membuang dan menyia-nyiakan anda" kata Zilong yang terang-terangan memprovokasi ku.

"Lakukanlah mei-mei. Segala tindakan yang kamu lakukan, kerajaan Huang akan selalu siap menanggung ganjarannya" kata kaisar Axuan menyemangati.

Mendengar perkataan kaisar Axuan, aku tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas yang ada. Terlebih ini adalah kesempatan besar untukku memberi kaisar Fei pukulan berat seperti yang dikatakan tangan kanan putra mahkota Ling.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Where stories live. Discover now