Bab 110 - Kesepakatan (1)

925 115 1
                                    

Feng terus menguap sepanjang perjalanan menuju ruang makan kediaman Zhu Fan. Sejak pertemuan junjungannya dengan Zhu Fan semalam, Feng terus memikirkan obrolan Putri Axia dengan Zhu Fan. Menggunakan bahasa asing, yakni bahasa yang digunakan Putri Axia mengobrol santai dengan pangeran Chris dari kerajaan Zamrud beberapa waktu yang lalu tentu saja membuat Feng curiga.

Feng tahu jika junjungannya tidak akan menggunakan bahasa tersebut jika lawan bicaranya tidak mengetahui apa yang ia bicarakan. Dari reaksi yang diberikan Zhu Fan, Feng dapat menebak jika kepala desa Sun Yi juga bisa berbahasa asing. Hanya saja Feng tidak tahu apa yang dikatakan oleh junjungannya kepada Zhu Fan. Alasan mengapa Feng tampak sangat mengantuk pagi ini ialah karena Feng terus memikirkan obrolan apa yang dibicarakan oleh Putri Axia.

Segala pikiran negatif terus menerus berputar dalam kepala Feng. Feng bahkan berpikir jika junjungannya tengah menggoda kepala desa Sun Yi, mengingat ketampanan Zhu Fan berada di atas rata-rata.

Aku terus memperhatikan pengawal pribadiku yang tengah menguap berulang kali. Padahal semalam aku telah mengingatkan Feng untuk beristirahat lebih awal. Entah apa yang pengawal pribadiku itu lakukan semalam sehingga ia tampak sangat mengantuk pagi ini. Aku tahu seharusnya seorang pengawal pribadi akan selalu kekurangan jam tidur, hanya saja hari ini Feng sangat berbeda dari hari biasanya saat ia berjaga.

"Feng, apakah kau baik-baik saja?" Tanyaku sedikit khawatir.

Feng menguap terlebih dahulu sebelum menjawab bahwa ia baik-baik saja. Hanya saja aku merasa jawaban Feng sama sekali tidak berhasil meyakinkan ku melihat kondisinya yang tampak kelelahan dan lesu.

Tanpa terasa kami berdua telah tiba di ruang makan. Di sana Zhu Fan dan Qi Mei telah menunggu kedatangan kami. Saat keduanya menyadari kehadiranku, mereka dengan cepat berdiri dan memberi hormat padaku. Aku dengan cepat meminta mereka untuk bangun mengingat saat ini Qi Mei tengah hamil besar dan dalam waktu dekat akan melahirkan.

Zhu Fan dan Qi Mei lantas mempersilahkan ku untuk duduk. Aku pun duduk di kursi yang telah di siapkan di bantu oleh Feng yang sebelumnya menarik kan kursi tersebut untuk kutempati. Saat ini mataku tengah fokus pada sarapan yang tengah di sajikan. Seharusnya aku tidak perlu terkejut lagi mengingat reaksi Zhu Fan semalam. Hanya dengan melihat reaksinya saja aku sudah mendapat jawaban bahwa iya juga merupakan seorang reinkarnasi. Hanya saja aku tidak tahu bagaimana ia bisa berada disini. Bisa saja Zhu Fan terlahir kembali sebagai seorang bayi dengan ingatan di kehidupan sebelumnya, atau bisa saja ia sepertiku, mengisi raga orang lain.

Ah.. sudahlah. Aku rasa hal itu tidaklah penting. Kenyataan bahwa di dunia tempatku sekarang ini bukan hanya aku yang bereinkarnasi saja rasanya sudah cukup menyenangkan juga melegakan. Setidaknya aku tidak akan di cap menyimpang karena memiliki banyak ide-ide yang ingin ku wujudkan dan ciptakan di erat yang saat ini sama sekali belumlah tersentuh hal-hal yang berbau modern.

Setelah aku duduk, para pelayan mulai menata banyak makanan di atas meja. Mulai dari cream sup, roti, salad, roti isi dan masih banyak makanan lainnya. Aku menyantap cream sup tersebut, rasanya sangat enak apa lagi ditemani dengan potongan roti yang juga masih hangat.

Awalnya Qi Mei tampak ingin mengajariku bagaimana cara memakannya. Namun niatnya ia urungkan saat melihatku makan cream sup dengan roti tersebut dengan mudah. Qi Mei merasa ada perbandingan yang cukup besar antara dirinya dengan putri Axia terlebih saat  Qi Mei pertama kali memakan cream sup tersebut, ia awalnya kebingungan.

Qi Mei merasa hal itu sangatlah wajar mengingat mereka berbeda kasta, Qi Mei hanyalah putri mendiang kepala desa Sun Yi dengan penampilan biasa saja. Sedangkan putri Axia adalah putri kerajaan Huang yang memiliki paras cantik. Entah mengapa Qi Mei merasa ada rasa cemburu yang ia rasakan pada sosok wanita cantik yang makan dengan begitu anggun dihadapannya kini.

"Kepala desa Zhu Fan" panggilku yang tentu saja membuat Zhu Fan terkejut sedangkan Qi Mei dengan cepat menatapku dengan tatapan penasaran karena aku memanggil suaminya di saat keduanya masih belum menyelesaikan sarapannya.

"Hamba ya-yang mulia" jawab Zhu Fan sedikit terbata.

"Ben Gong ingin kita membahas tujuan kedatangan Ben Gong kemari setelah ini. Ben Gong harap kau menyempatkan waktu untuk mendengarnya" kataku yang tampak membuat Zhu Fan gugup dan berkeringat dingin saat ini.

Zhu Fan bukanlah orang yang bodoh. Ia tahu bahwa ketika ia meluangkan waktu mendengarkan alasan putri Axia kemari, ia bukan hanya mendengar penjelasan mengenai tujuannya datang ke desa Sun Yi, tetapi pasti juga akan menginterogasinya lagi perihal pertanyaan putri Axia semalam yang membuatnya kesulitan tidur.

Jujur saja Zhu Fan ketakutan. Ia tahu saat ini raut wajahnya tampak panik terlebih lagi kulit wajahnya mulai memucat dah hal itu membuat Qi Mei yang entah sejak kapan menatapnya tampak khawatir.

"Tuan anda baik-baik saja?" Tanya Qi Mei

Zhu Fan sedikit terkejut mendapati pertanyaan tak terduga dari istrinya. Zhu Fan dengan cepat menjawab ia baik-baik saja dan untuk menutupi rasa takutnya akan rahasia yang telah terbongkar dan selama ini ia sembunyikan. Zhu Fan segera mengambil air minum dan meneguknya hingga tandas. Ia saat ini tengah berusaha menenangkan dirinya bagaimana pun ia tahu bahwa cepat atau lambat akan ada yang menyadari bahwa ia adalah seorang penyintas.

Melihat reaksi suaminya, Qi Mei lantas menyipitkan matanya curiga. Entah mengapa firasat tiba-tiba tidak enak saat melihat Zhu Fan dalam waktu beberapa saat tampak ketakutan. Qi Mei lantas segera menatap putri Axia yang dengan anggun melap mulutnya dari sisa makanan dengan menggunakan sapu tangan. Qi Mei merasa ada hal yang suaminya dan putri Axia sembunyikan darinya, bukan hanya sebatas membahas tujuan kedatangan putri Axia kemari, tapi pasti ada hal lainnya.

Selesai sarapan, Zhu Fan mulai mengajak putri Axia ke halaman belakang. Siap tidak siap Zhu Fan harus menghadapi situasi yang tidak pernah ia bayangkan saat ini selama ia. Kehidupannya begitu tenang hingga ia tidak terlalu khawatir akan identitas aslinya yang merupakan seorang reinkarnasi.

Kelengahan yang ia tunjukkan tampaknya di sadari oleh putri Axia. Terlebih Zhu Fan tahu cepat atau lambat putri kerajaan Huang itu pasti menyelidikinya dan juga desa Sun Yi beberapa tahun terakhir sebelum bisa berkembang seperti ini.

Zhu Fan lantas duduk disalah satu kursi yang ada di gazebo halaman belakang rumahnya setelah mempersilahkan putri Axia duduk terlebih dahulu. Setelah duduk dengan perasaan gugup, Zhu Fan pun mulai mengakui rahasia yang selama ini ia sembunyikan. Zhu Fan berpikir bahwa meski ia menyembunyikan dan mengelaknya, ia tahu itu hanyalah kesia-siaan belaka. Ia telah terpojokkan oleh sosok wanita cantik yang entah mengapa Zhu Fan merasa memiliki pemikiran, pengetahuan dan kecerdasan yang menurut Zhu Fan seharusnya belum dimiliki oleh orang-orang yang ada di kekaisaran atau bahkan dinasty ini.

'Apakah putri Axia juga seorang penyintas?'

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang