~12~

2.2K 180 8
                                    

Liburan bersama kedua mertuanya sudah selesai. Setelah mengantar kedua orangtua itu sampai ke kediamannya, Jaemin segera pulang ke rumah. Ternyata liburannya kali ini cukup untuk menguras tenaga. Sebuah kebiasaan di keluarga Jeno untuk berolahraga hingga tua pun membuat Jaemin harus rela kala mereka mengajaknya berjalan tanpa henti. Rasanya kaki Jaemin seakan mau patah sekarang. Beruntung dia masih bisa mengendarai mobilnya dan sampai tujuan dengan selamat. Mari beri tepuk tangan untuk kakinya yang banyak berjuang hari ini.

Liburan itu berlangsung selama 1 hari 1 malam. Awalnya hanya sampai sore saja, tapi mereka begitu menikmati liburannya sampai lupa waktu. Merasa enggan untuk meninggalkan lokasi, akhirnya kedua orangtua itu memilih memesan penginapan. Jaemin menurut saja mengingat ia adalah yang paling muda disana. Satu hal yang sangat Jaemin syukuri adalah mereka tidak bertemu dengan Jeno. Jika itu sampai terjadi mungkin akan jadi perang dunia. Akibat dari rasa lelahnya, akhirnya Jaemin memilih tidak berangkat kerja. Mungkin jika ia sudah merasa baikan nanti ia akan berangkat bekerja. Mungkin saja. Tapi kemungkinan besar sih tidak.

Jaemin memasuki kamarnya. Menghempaskan diri begitu saja di atas kasur. Ia benar-benar lelah. Bahkan untuk menaiki tangga menuju kamarnya saja ia merasa membutuhkan effort yang sangat besar. Tanpa mempedulikan tubuhnya yang terasa lengket akibat belum mandi, Jaemin tetap berbaring disana. Matanya terpejam tapi ia belum tidur. Sebenarnya tidak ada niatan tidur karena kalau ia sampai tidur bisa-bisa nanti tidak mau beraktivitas seharian. Yah, semoga saja ia tidak ketiduran.

Pikiran Jaemin tertuju pada kejadian dimana ia tidak sengaja bertemu dengan Jeno. Jeno belum pulang ngomong-ngomong. Bukannya Jaemin cemburu, ia tidak cemburu sama sekali karena sejak awal ia tahu cinta Jeno bukan untuknya melainkan untuk Inkyung. Pun dengan Jaemin yang juga tidak mencintainya walau ia selalu bersikap baik namun semua itu hanya untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.

Jaemin masih tidak habis pikir dengan apa yang ada di otak Jeno. Dia tidak berbohong tentang ajakan orangtuanya, bisa-bisanya Jeno menolak mentah-mentah dan lebih mementingkan pacarnya. Menurut Jaemin kali ini Jeno sudah sangat keterlaluan. Memangnya sepenting itukah seorang pacar? Bahkan lebih penting dibandingkan dengan orangtuanya. Jaemin tidak lagi membandingkannya dengan dirinya sendiri karena ia merasa itu tidak ada gunanya.

Mata Jaemin yang tadinya terpejam kini perlahan terbuka kala mendengar suara samar deru mobil. Sepertinya 'suami tercintanya' sudah pulang. Sebenarnya Jaemin malas untuk menyambutnya. Apalagi setelah pertengkaran mereka. Semuanya hanya terasa semakin memuakkan. Meskipun begitu ia tetap bangkit dari rebahannya dan turun. Semoga saja tidak nanti Jeno tidak melakukan hal-hal kecil sekalipun yang mampu memancing emosinya.

"Rasanya malas sekali. Semoga tidak ada jalangkung itu!" ucap Jaemin merengek sambil menuruni tangga dengan langkah ogah-ogahan.

Keduanya bertemu di ruang tengah. Tepat saat Jaemin selesai menuruni tangga. Terlihat jeno yang berjalan masuk sambil menyeret kopernya. Jaemin melongok ke belakangnya dan tidak menemukan siapa-siapa disana. Jaemin bernafas lega karena ia tidak harus mengeluarkan tenaga untuk menghadapi nenek lampir itu.

"Cucikan semua bajuku. Terutama jasnya. Pastikan kering sebelum malam. Nanti malam harus aku pakai untuk bertemu kolega" ucap Jeno dengan santainya memerintah Jaemin. Jaemin yang mendengarnya pun menaikkan sebelah alisnya.

"Bukankah kau memiliki banyak setelan jas di kamarmu? Letakkan saja di tempat cucian atau biarkan di kamarmu. Aku cucikan besok" ucap Jaemin menolak.

"Aku minta sekarang!" ucap Jeno tegas.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?" tanya Jaemin mulai menantang. Kedua tangannya ia lipat didepan dada. Ayolah, Jaemin benar-benar sedang lelah sekarang. Ia hanya ingin istirahat. Kalau tidak mengingat Jaemin ingin menjadi istri yang baik pun sejak tadi dia memilih tidur di kamarnya dan tidak peduli dengan suaminya. Tahu begini pun Jaemin juga akan memilih begitu.

Tanpa RASA ~ [Nomin] ~ \\END//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang