enam

980 161 6
                                    

"Park Sunghoon, angkat kepalamu!" seketika Sunghoon langsung mengangkat kepalanya untuk menatap Sunoo. 

"kau bercanda kan?" mendegar penuturan Sunoo ia langsung menggelengkan kepalanya cepat lalu kembali menundukkan kepalanya. 

disana Sunoo mendengus pelan melihat perilaku malu - malu dari pria yang sudah ia kenal sejak junior high scholl itu. 

"Jadi... kalau nanti kita berpacaran apakah aku akan menjadi pihak atas? begitu?" secepat kilat Sunghoon kembali mengangkat kepalanya dan menatap horor Sunoo. 

Ia langsung memegang kedua tangan Sunoo kemudian dilepas lagi untuk menulis sesuatu di note kecilnya. 

"Tentu saja Sunoo tidak!, bukankah aku yang akan selalu melindungi Sunoo!" Tunjuknya pada Sunoo dengan wajah yang serius.

"Lantas mengapa kau menundukkan kepalamu saat menyatakan perasaan padaku?, itu sangat tidak gentle!"

Sunghoon kembali menatap horror Sunoo, tidak gentle? Heol! Apa – apaan itu, lihat wajah tegasnya, otot yang memukau sengaja ia bentuk agar membuta Sunoo tertarik kepadaya, Dan Sunoo mengatakan tidak gentle?! Astaga runtulah dunia, batin Sunghoon

Sunoo tertawa pelan saat melihat Sunghoon yang tidak bisa mengalihkan pandagannya pada Sunoo mengatakan hal yang sangat di benci pria itu.

"Jadi...?" Tanya Sunoo pada Sunghoon, dan Sunghoon kembali menunjukkan note dengan tulisan sebelumnya. Setelahnya ia mengangkat sebelah alisnya, bertanya apakah kiranya jawaban dari si manis ini.

"Apakah aku punya pilihan selain ya?" Tanyanya sambil menunjukkan dua kata dibawah pertanyaan Sunghoon pada notenya yang bertulisnkan yes or yeah?

Sunghoon terkekeh tanpa suara kemudian menggeleng menandakan bahwa Sunoo tidak punya pilihan lain selain itu.

"Berarti.. jawabannya adalah.... Yes!"

Senyum tidak bisa ia tahan saat mendengar satu kata penuh makna dari belah bibir seseorang yang sudah mencuri perhatian dan hatinya saat pertama kali mereka bertemu.

Langsung saja ia membawa seseorang yang kini telah memiliki status berbeda untuk ia pelut erat.

"Aku juga mencintaimu Park Sunghoon" Sunghoon yang mendengar pernyataan itu semakin mengeratkan pelukannya, ia mulai menciumi surai lembut Sunoo dengan air mata haru yang tidak bisa ia tahan sedaari tadi.

Bisakah Tuhan memberinya sedikit waktu lebih lama lagi? Biarkan ia lebih lama lagi dengan sang kekasih.

¤¤

"Terima kasih sudah mengantarkan aku pulang" ucap Sunoo malu -malu, entahlah ada apa dengannya, biasanya ia akan marah - marah tidak jelas dengan orang yang di depannya kini, apa mungkin karna status mereka berbeda sekarang? Biasa saja... 

Sunghoon mengangguk desertai senyumnya yang sedari tadi tidak pernah pudar dari bibirnya, dan menurut Sunoo itu terlihat sangat menggemaskan. 

"Aku masuk.." Sunoo berucap lagi sambil menuju pintu dibelakangnya. 

Sunghoon kembali mengangguk hingga membuat Sunoo membalikkan  tubuhnya, tapi belum sampai menggenggam handle pintu seuah tangan menahan lengannya dan membuat ia kembali berbalik untuk menatap pria yang sekarang berstatus sebagai kekasihnya. 

"Ada apa?" Sunghoon tidak menjawab, ia hanya menggerakkan tangan menunjuk kedirinya sendiri kemudian membentuk tanda hati menggunakan kedua tangannya, terakhir menunjuk ke arah Sunoo. 

Senyum manis Sunoo muncul bahkan sabit dimatanya juga ikut muncul atau itu sngat cantik dimata Sunghoon. 

"Haha... aku juga mencintai Sunghoon!" kekehnya pelan kemudian berlari masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Sunghoon yang sedang memegang dada bagian kirinya yang berdegup dengan kencang. 

ia masih tersenyum menatap kearah kamar Sunoo yang ada di lantai atas, sampai sebuah suara menghentikan aksinya. 

"Sunghoon..." wanita paruh baya itu menghampiri Sunghoon yang masih berdiri di depan rumah sekaligus kedai Sunoo yang sudah tutup. 

Sunghoon tersenyum menatap sang ibunda yang menghampirinya. 

"kenapa belum pulang hm? apakah anak ibu sudah lupa hari ini harus pergi?' Sunghoon terdiam sesaat sebelum akhirnya raut bahagia muncul kembali pada wajah tampan keturunan dari sang ayah. 

"hari ini adalah hari yang paling bahagia untuk ku, bu" ia menggerakkan kedua tangannya untuk membentuk isyarat agar ia bisa berkomunikasi dengan sang ibu. 

"Benarkah? apa yang membuat putra ibu sangat bahagia hm?" tanya kemali sang ibunda sambil membawa anaknya beranjak dari rumah Sunoo. 

"Ia menerima perasaanku, ibu" Sunghoon sangat antusias menggerakkan kedua tanganyya untuk manyampaikan sesuatu yang sangat membahagiakan. 

ibunya tersenyum hangat dan mengusao pelan rambut berwarna hitam milik sang anak. "ibu senang mendengarnya..." 

"Jadi, mari kita pergi ke dokter agar anak ibu bisa sembuh..." ucap sang ibunda pelan, dengan susah payah menahan cairan bening yang akan turun dari mata indahnya. 

"Jadi, aku bisa bersama Sunoo Selamanya" alisnya terangkat setelah ia menggerakkan kedua tangannya dan membuat sang ibunda mengangguk disertai senyuman hangat. 

"Pasti... anak ibu pasti sembuh..." 


Tbc....

Love for You || SUNSUNWhere stories live. Discover now