sebelas

865 151 3
                                    

Terhitung sudah tujuh bulan Sunoo tinggal di Seoul dan kuliah disana, meninggalkan sang kekasih yang masih berjuang untuk tetap disisinya.

Sunoo yang tidak pernah absen untuk mengabari bagaimana keadaannya yang jauh disana dan sesekali menelepon Sunghoon untuk menyampaikan keluh kesah kehidupannya selama di kota Seoul, dan bercerita bagaimana ia yang mendapatkan banyak tugas walaupun baru masuk satu minggu.

Orang tua Sunoo tinggal hanya seminggu disana untuk menemani Sunoo dan sekarang kembali kerutinitas mereka seperti sedia kala, membuka kedai mie yang akan buka pada pukul delapan pagi dan ditutup pada pukul 9 malam.

Sunghoon sendiri sesekali akan membantu di kedai orang tua Sunoo walaupun hanya membantu pekerjaan ringan karena tubuhnya yang semakin hari semakin lemah.

Jam sudah menujukkan pukul sepuluh malam tapi orang disebrang sana tidak ada niatan untuk menghentikan ocehannya.

Sunghoon hanya mendengarkan bagaimana sang kekasih bercerita tentang harinya, ia selalu menolak Sunoo untuk melakukan panggilan video karena ia tidak ingin Sunoo melihat kondisinya saat ini.

"Sunghoon kau tau? Aku benar - benar kesal dengan dosen itu! Hari ini lagi - lagi beliau memberikan tugas layaknya gunung everest!!"

Sunghoon terkekeh tanpa suara mendengar nada kesal seseorang yang jauh disana, bisa ia bayangkan bagaimana sang kekasih yang sedang menggerutu dengan bibir yang mencebik kesal, benar - benar menggemaskan bukan?

"Sunghoon aku merindukanmu.." Senyum lebarnya digantikan senyum sendu, ia juga sangat merindukan kekasih mungilnya...

"Ah ya! Aku baru ingat, satu bulan lagi!! Aku punya libur! Jadi maukah kau menungguku satu bulan lagi..?"

Senyum sendu Sunghoon dengan cepat digantikan dengan senyum bahagia setelah mendengar kalimat yang sudah lama ia nantikan, ia mengangguk antusias menjawab pertanyaan Sunoo walaupun Sunoo tidak dapat melihatnya tapi ia yakin bahwa Sunoo dapat merasakan bagaimana ia sangat bahagia mendengar perkataannya.

Ia akan bertahan untuk sang kekasih, sebentar lagi ia kan bertemu dengan kekasih mungilnya, hanya sebulan lagi...

"Baiklah, selamat malam... aku mencintaimu"

"Aaa...aaa.. " Sunoo terkekeh pelan mendengar Sunghoon yang memaksa berbicara kepadanya, jauh disana ia sedang mengusap air matanya yang jatuh tanpa perintah.

"Hahaha...aku mencintaimu, sangat sangat cintaaaaa, Sunoo cinta Sunghoon!!" Senyum Sunghoon semakin lebar bahkan giginya menyembul dari belah bibirnya.

"Selamat tidur... mimpi indah Sunghoon....jangan lupa mimpikan aku hihihi..." panggilan mereka diakhiri dengan ucapan selamat malam dari Sunoo.

Sunghoon merebahkan tubuhnya kemudian menatap langit - langit kamarnya, perhatiannya kini teralihkan pada cermin yang berada disisi tempat tidurnya.

Di dudukkannya tubuhnya di atas tempat tidurnya menghadap ke arah cermin dan membuka tudung hoodie yang ia pakai.

Ia sudah tidak memiliki sehalai rambut pun, spakah Sunoo nya akan tetap mencintai dirinya yang tidak memiliki rambut? Sunghoon tersenyum sendu menatap penampilan dirinya di depan cermin, badannya yang sudah mengurus dari sebelumnya.

Tok...tok...tok..

Sang ibunda muncul dari balik pintu dengan senyum hangatnya, "Sunghoon, obatnya sudah diminum nak?" Sunghoon mengangguk mendengar pertanyaan sang ibu.

Ibu kembali tersenyum dan mendekati tempat tidurnya.

"Apakah Sunoo baru saja menelpon?" Sunghoon mengangguk dengan antusias, melihat itu sang ibunda tersenyum dengan dipaksakan, tidak ada lagi rambut yang bergoyang kesana kemari saat anaknya mengangguk atau menggelang.

"Bagaiman kabarnya?" Tanya sang ibu lagi sambil embgusap pupu yang mulai menirus itu.

"Sunoo bilang, tugasnya semakin banyak" sang ibunda terkekeh pelan melihat Sungjoon yang menggerakkan tangannya.

"Katakan pada sunoo untuk tidak terlalu stress memikirkan tugas" Sunghoon segera memberikan jempolnya pada sang ibu yang kembali di hadiahi kekehan pelang dari sang ibu.

"Baiklah, sekarang waktunya putra ibu beristirahat..."

Sang ibunda mulai menuntun Sunghoon untuk berbaring di tempat tidurnya kemudian menyelimutinya sebatas dada diiringi dengan kecupan sayang di pelipis Sunghoon.

"Selamat malam..." ucapan terakhir ibunya sebelum beliau mematikan lampu dan menutup pintu.

Senyum Sunghoon kembali muncul saat memikirkan satu bulan lagi mereka akan bertemu, satu bulan lagi, satu bulan lagi mereka akan bertemu bukan?

tbc.....

Love for You || SUNSUNWhere stories live. Discover now