dua belas

1.1K 154 9
                                    

Kedua sudut bibir Sunoo yang tertarik ke atas tak pernah luntur sedari tadi ia membuka mata pada hari ini.

Sepanjang jalan menuju tempat kelahirannya Sunoo sangat antusias, dia banyak membawakan oleh - oleh untuk keluarga terkhususnya untuk sang kekasih.

Senyum Sunoo semakin lebar mengingat kekasihnya, apa kiranya yang dilakukan kekasihnya sekarang?

Delapan bulan, bukan waktu yang sebentar apalagi untuk mereka berdua yang terbiasa bersama dan apa lagi dengan status yang berbeda.

Diusapnya pelan layar ponselnya yang menampakkan dirinya bersama sang terkasih, ah... ia merindukan senyumnya.

Kembali dipandanginya pemandangan yang ada diluar sana lewat jendelak kerta api sambil mendengarkan musik kesukaan sang kekasih

Memikirkan sang kekasih membuatnya semakin merindukan Park Sunghoon nya.

¤¤

Kedua tungkai Sunoo berlari pelan menuju kediaman milik sang kekasih...

Pukul empat sore Sunoo telah sampai di kediaman yang disambut meriah oleh orang tuanya. Setelah menaruh ranselnta dikamar Sunoo langsung berlari membawa satu papper bag untuk kekasihnya, bahkan dia tak sempat hanya untuk meneguk satu gelas air putih karena tidak bisa menahan batapa rindunya ia pada pria nya.

Langkah Sunoo perlahan memelan dan berhenti di depan pagar rumah Sunghoon.

Seketika air mata Sunoo jatuh ke pipinya, ada apa ini?? Apa yang ia lewatkan selama delapan bulan?

"Sunghoon.." lirinya dan mengeratkan pegangannya pada papper bag yang ia bawa.

Pria itu mendongak, matanya membulat melihat seseorang diluar pagar rumahnya.

Semangatnya, cintanya, pusat hidupnya, Sunoo nya telah kembali...

Sunghoon menggerakkan perlahan kursi rodanya untuk mengahampiri sang kekasih yang sudah lama ia nantikan.

Sunoonya telah pulang, Sunoo nya telah kembali, rasanya ini seperti mimpi oleh Sunghoon. Setiap hari ia akan berdiam diri diatas kursi rodanya menatap keluar jendela ataupun ke arah jalan rumah Sunoo, berharap kekasihnya akan datang kemudian memeluknya dengan erat. Dan sekarang... ia benar - benar ada di depannya sekarang... Sunoo nya telah kembali.

Sunghoon mendekat kearah Sunoo dengan senyum yang amat sangat Sunoo rindukan.

Mereka saling pandang dengan lembut, air matanya Sunoo berlomba - lomba untuk keluar.

Sunoo langsung menubrukkan badannya pada Sunghoon setelah pria itu merentangkan tangannya.

Tangis Sunoo semakin menjadi - jadi di pelukan sang kekasih, pelukan yang ia sangat rindukan akhirnya ia dapat merasakan kembali.

"Sung-hiks....Sunghoon!!" Mendengar Sunoo yang semakin terisak Sunghoon pun semakin mengeratkan pelukannya. Ia terus mengecup surai Sunoo, menyampaikan bahwa ia juga sangat merindukannya.

¤¤

Mereka kembali berakhir di taman bermain dengan keadaan yang tiba - tiba diselimuti kecangunggan.

"Kenapa?" Lirih sunoo dan membuat Sunghoon menatap ke arahnya

"Kenapa tidak bilang? Hiks... kau- kau kenapa tidak bilang padaku mengenai ini park?!! Hiks..." Sunoo kembali menangis dan Sunghoon yang meraih kedua tangan Sunoo untuk menenangkannya.

"Kenapa kau tidak bicara hal sepenting ini padaku?! Apa aku sebenarnya kekasihmu? Kena- kenapa hiks...kenapa tidak bicara padaku?! Hiks...hiks...hiksss... aku benar - benar kekasih yang buruk" kepala Sunghoon langsung menggelang dengan kencang, ia mengambil note yang berada di saku jaketnya.

"Tidak!! Sunoo bukan kekasih yang buruk, Sunoo adalah kekasih yang luar biasa!! Aku sangat bahagia memiliki Sunoo, aku sangat bersyukur"

"Lantas mengapa kau tidak bilang tentang- hiks... ini sunghoon?" Sunghoon menundukkan kepalanya dan membuat Sunoo berdiri dari duduknya untuk memeluk Sunghoon yang berada di kursi roda.

"Kau pasti tidak ingin membuatku khawatir, iya kan?" Anggukan yang Sunoo dapatkan dari kekasihnya, "Tapi dengan ini nyatanya kau malah membuatku lebih - lebih khawatir, aku takut... aku benar - benar takut kalau aku akan ditinggalkan oleh Sunghoon ku.." Sunghoon menggeleng dengan kencang dipelukan Sunoo dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Sunghoon ku kuat... Sunghoon ku orang yang hebat... Sunghoon ku sangat luar biasa..." Sunghoon menagis dalam pelukan Sunoo, batapa berterima kasihnya ia pada Tuhan karena dikirimkan satu orang malaikat lagi setelah ibunya.

"Aku akan selalu berada di sampingmu..."

Sunoo mulai melepaskan pelukan mereka dan berlutu di depan Sunghoon.

Ia tersentum manis melihat kekasihnya, tangannya terukur untuk mengusap jejak air mata yang ada di pipi sang kekasih yang mulai tirus itu.

"Sunghoon mau kan sembuh untuk Sunoo?" Dengan cepat sunghoon mengangguk dan dihadiahi tawa kecil sunoo tak lupa air mata yang kembali turubbpada pipinya.

"Kalau begitu, ayo berjuang bersama, berjuang dengan sunoo..." senyum lebar Sunghoon berikan untuk malaikatnya.

Sunoo berdiri dari posisinya kemudian mengecup lama pelipis kekasihnya.

Sunghoon memejamkan matanya meresapi rasa hangat yang tiba - tiba melingkupi dirinya, ia kembali mempunyai semangat untuk melanjutkan hidupnya, oenyemangatnya sudah ada di sampingnya.

"Ayo, Sunoo traktir ice cream" Sunoo mulai mendorong kursi roda Sunghoon setelah mendapat persetujuan dari kekasihnya.

Perjalanan Sunghoon memang masih panjang dengan sang kekasih yang berada disisinya kini. Betapa bersyukuulrnya Sunghoon memiliki Sunoo yang menerimanya dengan lapang dada, menerimanya dengan semua kekurangan yang ia miliki walaupun diluar sana masih bahyak yang lebih dari Sunghoon bahkan mereka normal dan Sunoo masih memilihnya.

Dalam hati Sunghoon berjanji bahwa ia akan memberikan kebahagiaan untuk Sunoo nya, untuk malaikatanya....

End....

Love for You || SUNSUNWhere stories live. Discover now