Bab 08

52 3 2
                                    

Bab 08:: Keributan Waktu Itu

Siang-siang begini enaknya duduk santai sambil menikmati secangkir kopi panas buatan orang terkasih dan tidak lupa pisang goreng yang nikmat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siang-siang begini enaknya duduk santai sambil menikmati secangkir kopi panas buatan orang terkasih dan tidak lupa pisang goreng yang nikmat.

Padmasari tampak baru saja selesai dengan urusan dapur, ia berjalan menuju ruang makan---menyajikan kopi serta gorengan di atas meja. Untuk disantap oleh sang suami yang baru saja pulang bekerja.

Pasangan suami istri itu saling melempar senyum. Mereka tengah bertukar cerita sambil menikmati pisang goreng yang dibuat dengan penuh cinta oleh Padmasari di meja makan.

Hari yang berat kata Banyu. Mengangkat pasir, kesana-kemari mendorong angkong berat yang diisi dengan banyak batu-bata. Ia menceritakan kegiatan nya hari ini pada sang istri di tempatnya bekerja. Sesekali ia mengeluh, katanya capek. Panas-panasan sambil angkat beban berat. Sedangkan Padmasari sendiri justru merasa lucu dengan cerita suaminya. Entah mengapa melihat wajah Banyu yang terlihat lesuh sekarang ini adalah suatu hiburan bagi Padmasari sendiri. Ibu dari dua anak itu senyam-senyum tidak jelas, sudah seperti anak remaja yang dimabuk cinta.

Melihat Banyu yang dicucuri banyak keringat di wajahnya, membuat Padmasari berdebar. Ketampanan ayah dari anak-anaknya itu membuat Padmasari hampir kejang. Ditambah pula hari ini Banyu mengenakan baju hitam. Rasa kagum Padmasari terhadap suaminya tidak pernah hilang meski sudah beranak dua.

"Kenapa kok pulang cepet hari ini, Mas?" tanya Padmasari ketika Banyu telah selesai dengan cerita-ceritanya.

Banyu tidak langsung menjawab. Ia meneguk kopi hitam nya lebih dulu, baru ia menjawab.

"Ada yang meninggal orang sekitaran sana. Jadi beberapa pekerja termasuk mandornya mau pergi ngelayat," balas Banyu.

"Kamu sendiri enggak?"

Banyu menyomot satu pisang goreng sebelum menjawab pertanyaan istrinya lagi. "Tadinya mau pergi, Bu. Tapi malah ditinggal sama si Ferdi itu. Yowes lah aku enggak tau rumahnya dimana jadi ya pulang aja." Padmasari ber-oh ria.

"Kamu masak apa hari ini?"

"Balado kentang. Mau makan kamu?" tawar Padmasari namun digelengi oleh Banyu.

"Nanti aja, mau bareng sama Anna aja makan-nya. Oh iya, Hadi pulang sore lagi kan Bu hari ini?" Padmasari mengangguk mengiyakan kemudian detik-detik berikutnya, pasangan suami istri itu kembali berbincang hal random.

Padmasari menceritakan harga bawang di pasar pada suaminya. Jenis ikan di pasar, harga kangkung satu ikat. Dan banyak lagi,keduanya juga bercakap-cakap tentang kedua anaknya. Bernostalgia dengan masa lampau. Tiba-tiba saja perbincangan mereka menerobos lembar lama. Tentang kenakalan Anna waktu usianya lima tahun, Anna yang cengeng, Anna yang ceroboh dulu. Lalu Hadiyata, si sulung. Selalu mendapat peringkat satu dari kelas satu SD sampai kelas enam. Hadi yang selalu jahil dan senang membuat Anna menangis.

Make Dreams Beyond The SkyWhere stories live. Discover now