Bab 06

59 4 8
                                    

Bab 06:: Menjadi Guru Tutor

Bab 06:: Menjadi Guru Tutor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Anna Bahar?"

Anna yang sedang membahas soal bersama Dyah terpaksa mengalihkan pandangan-nya pada seorang wanita berumur empat puluh tahunan---datang menghampiri-nya ke meja yang ia tempati. Anna dan Dyah saling pandang, wanita itu ialah salah satu staff TU di KHD. Kacamata bulat bertengger di hidung pesek wanita tersebut, wajah yang dipoles make-up tebal, tubuh gempal, rambut pendek sebahu dan tinggi tubuhnya yang hanya sebatas bahu kedua gadis itu. Sri Hastuti, begitu nama yang ditulis apik pada pin---tersemat di baju batiknya.

Anna meletak 'kan alat tulisnya lantas berdiri tegak.

"Iya Bu, saya sendiri," ucap-nya dengan sopan.

Bu Sri memperbaiki letak kacamatanya yang merosot. Kemudian berkata. "Ikut saya ke ruangan bu Herna, beliau memanggil." Usai kalimat itu keluar dari mulutnya, bu Sri berlalu begitu saja keluar dari ruang kelas mereka.

Anna melirik Dyah, begitupun sebaliknya. Keduanya jadi saling lirik-melirik. "Aku dipanggil kenapa ya, Dy?"

Dyah mengangkat kedua bahunya tidak tahu. "Udah, ikut aja sana."

Tanda tanya besar kini bersarang di kepalanya. Ia berpamitan kepada Dyah, kemudian mengambil langkah selebar-lebarnya menyusul bu Sri yang sudah jalan lebih dulu. Di tengah jalan, Anna dan Kaluna berpas-pasan namun, gadis yang hari ini menguncir kuda rambut hitamnya itu tidak menyadari keberadaan sang kawan.

"Buset gue dianggap angin lalu," gumam Kaluna. Kedua netranya menatap punggung Anna dongkol akibat senyum manisnya tak mendapat balas.

Anna menggerutu, bu Sri tidak mau berjalan santai sehingga ia harus sedikit mempercepat gerakan kakinya untuk menyamakan langkah bu Sri.

Koridor terlihat ramai sekali, hari terus berlalu kini masa pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa-siswi baru SMA Ki Hajar Dewantara sudah berakhir---artinya, kegiatan belajar mengajar pun akan kembali aktif. Anna berangkat lebih awal tadi pagi, ia terlalu bersemangat. Mengantar susu kedelai pagi-pagi buta, lalu pulang untuk bersiap-siap pergi sekolah. Tak menyangka saat tiba di kelas Anna menemukan Dyah tengah menonton video latihan soal di ponselnya. Maka jadilah kedua anak gadis itu berakhir belajar bersama sambil menunggu waktu upacara.

"Silahkan, bu Herna sudah menunggu. Saya permisi. Maaf tidak bisa menemani kamu masuk, masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan segera."

Anna tersenyum tipis. Ia membungkuk 'kan tubuhnya sebagai bentuk hormat pada bu Sri. Usai kepergian bu Sri, Anna mengetuk pintu kayu ruangan bu Herna sebanyak tiga kali. Dari dalam ia mendengar suara lembut milik sang kepala sekolah mempersilahkan dirinya masuk ke dalam.

"Permisi bu..," ucap Anna pelan.

Bu Herna menyambut Anna dengan hangat. Ia tersenyum ramah, menyuruh Anna segera duduk di kursi yang tersedia di hadapan-nya.

Make Dreams Beyond The SkyWhere stories live. Discover now