Bab 09

51 3 1
                                    

Bab 09:: Malam itu tidak sunyi

Padmasari mengantarkan dua cangkir kopi ke teras rumah untuk anak dan suaminya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Padmasari mengantarkan dua cangkir kopi ke teras rumah untuk anak dan suaminya.

Di depan Banyu dan Hadi duduk berdua sambil menikmati pemandangan sore. Banyak orang berlalu lalang kesana-kemari, tidak berhenti menyapa keduanya dengan sangat ramah ketika melewati rumah mereka. Beberapa pedagang keliling seperti, bakso bakar, eskrim, dan rujak tampak menjajahkan dagangan mereka. Beberapanya ada yang berhenti tepat di depan rumah saat anak-anak kecil disana menyuruh berhenti karena ingin membeli.

Melihat anak-anak itu Hadi jadi teringat dengan dirinya dulu yang setiap sore sering jajan seperti mereka. Baru selesai mandi, pakai baju bergambar power rangers, dibedakin sama Padmasari, dikasih uang dua ribu buat beli bakso bakar dua tusuk. Setelah itu pergi main kejar-kejaran sama teman-teman sebaya.

"Kamu mau beli juga, Bang?" Suara halus milik sang ibu menyapa pendengaran Banyu dan Hadi.

Padmasari meletakan nampan yang berisi dua cangkir kopi ke atas meja rotan yang berada di tengah-tengah Hadi dan Banyu.

"Beli apa, Bu?"

"Ya itu, bakso bakar." Hadi terkekeh begitupun dengan Banyu. Anak laki-laki tersebut lantas menggeleng.

"Enggaklah. Aku bukan bocah TK lagi kayak dulu kalo ada orang jualan berhenti di depan rumah langsung ngerengek minta beli," ucap Hadi sembari meraih gelas kopi miliknya. Lalu menyeruput isinya secara perlahan karema masih panas.

"Kalo mau ngerengek lagi minta dibeliin juga bakal ibu beliin kok, Bang," goda Padmasari yang langsung membuat wajah Hadi jadi masam.

"Aku udah besar bu, kalo aku mau, sekarang bisa bikin anak," kata Hadi membuat Padmasari melotot padanya. Anak itu menyengir, menampakan deretan gigi-giginya yang rapi. Sedangkan Banyu tertawa, menepuk-nepuk pundak Hadi seakan ia bangga dengan apa yang Hadi ucapkan barusan.

"Betulan sudah besar kamu," katanya lalu tertawa lagi. 

Padmasari melipat kedua tangan-nya di depan dada.

"Ya kalo ada calon-nya bikin aja. Tapi pas sudah sah ya!" Padmasari menatap Hadi dengan ekspresi yang penuh peringatan. Sontak hal tersebut mengundang tawanya.

"Kok dibawa serius banget sih, Bu? Abang cuman becanda. Lagian sebelum jadi dokter keren, Hadi nggak mau nikah dulu." Ia lalu tersenyum pada Padmasari.

Kalimat Hadi membuat Banyu terdiam. Ia menoleh pada anak pertamanya itu. Tersenyum tipis, tiba-tiba Banyu takut tidak bisa memberikan Hadi biaya sampai ia tamat kuliah nanti.

Make Dreams Beyond The SkyWhere stories live. Discover now