Prolog & Cast

312 35 18
                                    

Namaku Anna, dan aku sudah membuat janji. Aku hanya akan menikah dengan laki-laki yang ku cintai.

Maka malam ini, aku nekat kabur dari pernikahan ku yang sebentar lagi dimulai acaranya. Tas besar bewarna oranye yang berisi baju-baju serta segala keperluan yang lain—ku tarik keluar dari kolong tempat tidur. Jujur saja sebenarnya aku takut, tapi jika tidak begini sama saja seperti menyerahkan diri kepada sebuah kehancuran.

Ponsel genggam bewarna silver ku raih dari atas meja. Agak bergetar, jari ku mengetik sebuah nama pada kolom pencarian di buku kontak. Saat ku temukan, langsung ku tekan logo telepon untuk memulai panggilan.

Jantung ku berdetak cepat. Aku harus berani!

"Yo, gue udah sampe. Lo tunggu bentar, oke?"

Suara berat milik Chandra mengisi rongga telinga. Seakan ia tahu tujuan ku menelpon, anak itu langsung to the point.

"Cepet Chan, aku beneran mati kalo kamu telat!"

Terdengar suara grasak-grusuk di seberang sana. Entah ada dimana Chandra sekarang dan sedang apa anak itu.

"Selow sist. Gue di depan jendela, buka cepet!"

Aku sumringah, ku tenteng tas besar dan langsung berlari kecil mendekati jendela—membuka nya, dan benar saja Chandra berdiri di hadapan ku sekarang.

"Ohoo, lo cantik pake kebaya."

Aku memutar bola mata lantas mematikan sambungan telpon. "Sumpah ya Chan, kamu lama!" ucap ku setengah berbisik

"Jauh rumah lo," balasnya kemudian mengambil alih tas besar ku yang susah payah ku angkat keluar.

Setelah memastikan tas ku aman bersama Chandra. Aku menarik kursi yang ku dapat dari meja belajar—meletakan nya di dekat jendela untuk membantu ku memanjat.

"Aku takut ketahuan, kalo kita ketahuan gimana?" Aku bergumam pelan tapi tampak nya Chandra masih bisa mendengar.

"Ya kalo ketangkep paling kena gebuk."

"YA JANGAN DONG!"

"Stttsss!!"

Aku mengatupkan kembali mulut ku. Bisa-bisa nya aku lupa.

"Pelan-pelan."

Akh! Rok kebaya ini menyulitkan ku.

"Ayo Chan, cabut!" ucap ku setelah berhasil menapak kaki di atas tanah dengan mulus.

Chandra membantu ku membawa tas. Ia juga menggandeng tangan kanan ku dengan tangan nya yang kosong. Kami berdua lalu hendak mengambil ancang-ancang untuk berlari, namun, tiba-tiba suara yang begitu sangat familiar di telinga ku terdengar memanggil dari belakang.

Kami membeku.

"Jangan lepasin tangan gue," lirih Chandra ia bahkan nyaris berbisik.

"Chan, ak—"

Aku hampir berteriak, Chandra menarik tangan ku—membawa ku berlari secepat kilat. Ia bahkan lupa kalau saat ini aku sedang memakai rok. Cukup sulit menyamakan langkah anak itu. Dalam hati aku berdoa kepada Tuhan agar dilindungi dari bahaya yang sekarang sedang mengejar kami.

Aku tidak tahu kemana Chandra akan membawa ku. Dia diam saja, dia terus berlari. Tangan nya pun semakin erat menggenggam tangan ku. Chandra tidak memperbolehkan aku untuk menoleh ke belakang. Astaga jantung ku benar-benar akan lepas sekarang!

Tinn!

"AAAAA— mmphhh!!"

"Diem deh!" ketus Chandra kemudian perlahan menjauhkan tangan nya dari mulut ku.

Make Dreams Beyond The SkyWhere stories live. Discover now