Bab 04

115 8 4
                                    

Bab 04:: Bidadari Penyelamat

Byurrrr

Seseorang melompat masuk ke dalam kolam. Ia bergerak lincah di dalam air---matanya menatap dengan tajam di dalam sana. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri sebab tidak menemukan apa-apa. Dengan jantung yang berdegub kencang, ia mengayun 'kan kedua kakinya, bergerak ke dasaran kolam yang dalam-nya mencapai lima meter. Begitu tiba, ia bernapas legah. Yang dicari tadi akhirnya ketemu, dengan cepat dia berayun mendekati Shopia yang tak sadarkan diri.

Diraih-nya tangan Shopia, kemudian mengangkat tubuh kecil itu menuju permukaan.

"An! Pegang tangan gue!" teriak gadis berambut blonde dengan suara agak cempreng, menatap Anna khawatir yang baru saja menampak 'kan wujudnya---bersama seorang gadis yang pingsan tak sadarkan diri, Anna bergerak mendorong air dengan kedua kakinya untuk mencapai tangan kurus Kaluna.

"Dia... dia nggak mati 'kan?" tanya Kaluna sembari membantu Anna mengangkat tubuh Shopia keluar dari kolam.

"Husstts! Ngomong-nya!"

Setelah memastikan Shopia aman. Barulah Anna menyusul keluar dari kolam dengan bantuan Kaluna.

"Ini gimana?! Abis ini ngapain? Dia pingsan..." Kaluna panik. Ia menepuk-nepuk pipi Shopia mencoba membangunkan anak itu.

"Kamu susul Gempi, Lun. Kalian bawa pak Husein kemari. Cepat!" pinta Anna yang langsung dipatuhi oleh Kaluna. Ia berlalu pergi, melangkah lebar meninggalkan Anna bersama Shopia.

Setelah kepergian Kaluna. Anna tampak mengusap kasar wajahnya yang basah. Ia menatap Shopia sambil berpikir keras. Dulu, abangnya pernah bilang ke Anna. Kita bisa melakukan CPR menggunakan tangan untuk menyelamatkan orang yang tenggelam.

Ya Anna akan mencobanya. Diposisikan-nya satu telapak tangan-nya ke atas Dada Shopia, lalu satu telapak tangan-nya yang lain ia letak 'kan di atas telapak tangan yang pertama. Anna membuang napas perlahan, kemudian ia menekan-nekan dada Shopia cepat.

"Ih! Kok... enggak bisa! Kamu beneran enggak mati kan?" gumam Anna masih menekan-nekan dada Shopia. Gadis yang sebenarnya tidak ia kenali.

Anna menghentikan pergerak 'kan-nya. Ia menggigit bibir, perasaan cemas kini menyerang batin-nya. Dia diam, berpikir lagi, mencari cara lain.

"Na... napas buatan! IYA! Napas buatan."

Anna tidak begitu yakin cara kali ini berhasil atau tidak. Tapi dia akan tetap mencoba nya. Dulu sang abang juga pernah memberitahunya tentang cara yang itu.

Anna duduk di sebelah Shopia yang masih tergeletak tak berdaya. Kemudian ia merunduk---mendekat ke wajah Shopia. Dijepitnya hidung Shopia, membuka mulutnya sedikit. Kemudian menempat 'kan bibirnya dalam posisi terkatup di atas mulutnya.

"WOI! LO MAU NGEMESUM JANGAN DISINI!"

Anna tersentak, ia langsung duduk tegak. Seseorang menatap Anna penuh selidik.

"Wah... gila, kalo mau cipok--- LO LESBI?!" Mata orang itu melotot terkejut melihat seorang gadis yang tergeletak tidak sadarkan diri. Ia menatap Anna dan gadis itu secara bergantian, orang itu bergidik ngeri.

"Dia pingsan, dan elo mau curi-curi kesempatan buat---"

"EH JANGAN NGAWUR YA KAMU!" Anna spontan berteriak keras. Ia tersinggung disebut lesbi oleh laki-laki yang sedang berdiri di hadapan-nya sekarang.

Make Dreams Beyond The SkyWhere stories live. Discover now