Chapter 4

13 2 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Lea's pov.

Perlahan gue buka mata gue, gue ngerasa ada yang nindihin tangan kanan gue. Gue noleh ke arah kanan dan kaget waktu liat siapa yang lagi tidur nyenderin kepalanya di ranjang samping kanan gue.

"K-- Kazuto?" Suara serak gue buat orang yang tidur tadi terbangun.

"Lea?! Lo udah sadar?!" Tanya Kazuto panik liat gue sadar.

"Kalo gue gak sadar, gue masih merem dari tadi. Terus, yang sekarang ngomong sama lo siapa?" Kata gue sambil natap datar Kazuto.

Gue bangun perlahan, tapi badan gue kerasa sakit semua. Kazuto bantu gue duduk dan ngatur posisi bed electric ranjang pasien gue biar gue nyaman duduk.

"Kemana yang lain?" Tanya gue tanpa natap Kazuto.

"Siapa maksud lo?" Tanya Kazuto balik buat gue sadar ucapan gue.

"M-- maksud gue itu kak Hayate," jawab gue gugup meralat kalimat gue sebelumnya.

"Oh, gak tau. Gue ke sini juga gak ada siapa-siapa," jawab Kazuto ketus buat gue mengernyit bingung.

Oke, gue yakin yang lainnya berusaha buat ngerawat gue. Tapi diliat dari keadaan, mereka gak bisa selalu dateng karena pasti Kazuto jenguk gue.

"Oh iya, berapa hari gue gak sadar?" Tanya gue natap Kazuto.

"3 hari," jawab Kazuto singkat.

3 hari?! Serius?! Astaga, gue pikir cuma sehari atau dua harian.

Ckleekkk

Seseorang masuk ke kamar rawat gue dan gue kembali dibuat terkejut dengan kehadirannya. Terlebih lagi, orang itu membawa 3 orang yang paling gue privasiin dari publik, termasuk Kazuto sekarang.

"Lea," panggil papa yang mendekat ke ranjang gue bareng kak Theo, kak Nathan, sama Varen.

"P-- papa?" Ucap gue.

Kazuto juga sama kagetnya kayak gue, bahkan dia gak nyangka dengan apa yang terjadi di depannya sekarang.

"Lea, kamu buat kakak khawatir," lirih kak Nathan yang langsung meluk gue.

"Kak Nathan," gue masih terdiam, gak tau harus gimana.

Gimana caranya gue jelasin ini semua ke Kazuto? Apa Kazuto bakal nyebarin informasi ini? Gimana kalo reputasi papa sama kak Theo jatoh begitu tau gue anak dari keluarga Axelle?

"Lea, kamu gapapa?" Tanya kak Theo yang buat gue sadar dari lamunan gue.

"G-- gapapa, kak," jawab gue cepat sambil tersenyum kecil.

Gak, Lea. Mau gimana pun, gue harus nutup mulut Kazuto dan gak boleh sampe satu sekolah tau kalo gue putri dari keluarga Axelle.

"Istirahat yang banyak, jangan sampe sakit lagi. Kalo kamu sakit, nilai kamu akan banyak yang turun dan papa nggak mau hal itu terjadi di keluarga Axelle," kata papa yang gue anggukin kecil.

BETWEEN US | Axelle Family |Where stories live. Discover now