Chapter 14

7 0 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Gue sama kak Kaito sontak noleh waktu denger suara seseorang di samping kita berdua. Oke, kayaknya gue gak bisa nahan lagi, gue pengen bener-bener marah sekarang.

"Nash Gold Jr., apa yang udah lo lakuin ke kakak gue?" Tanya gue natap dia dingin.

"What's wrong?" Tanya orang tadi yang ternyata Nash Gold Jr., rival main basket gue waktu di Amerika.

"Gak ada yang salah, tapi masalahnya ada di lo. Kenapa lo lakuin itu seakan-akan kakak gue itu alat bagi lo?!" Marah gue yang udah gak bisa nahan emosi.

"Lo tau kan kalo (y/n) udah punya tunangan?! Kenapa masih lo kejar?! Kemana otak waras lo?!" Marah gue lagi yang hampir aja nampar dia kalo gak ditahan sama kak Kaito.

"Ahaha! Tunangan? Bahkan dia mau dijodohin sama orang yang gak dia sayang? Bikin gue ketawa aja," kata Nash yang buat gue terdiam.

Segitu bejatnya kah dia? Ahaha kenapa bisa-bisanya dulu gue percayain (y/n) ke dia? Sialan!

"Now it all ends here. Let's pretend we never met and don't disturb our lives again," final gue yang pergi dari sana dengan berakhir nahan semua emosi gue.

Kak Kaito pun ngikutin gue sampe ke parkiran, dia seakan khawatir sama keadaan gue.

"Gue temenin lo pulang ya," kata kak Kaito yang gue gelengin.

"Kakak pulang aja, gue bisa nyetir sendiri. Lagian udah mau sore, takut lo dicariin sama ortu lo," kata gue yang langsung masuk ke mobil dan pergi dari area taman.

Bener-bener sebuah kesialan ketemu laki-laki brengsek sejenis Nash, gue gak pernah nyangka dia seobsesi itu sama (y/n). Sekarang gue tau sifat aslinya, gue harus jauhin dia dari (y/n).

Tanpa gue sadari, sebuah truk melaju ke arah gue dengan kecepatan tinggi. Gue yang gak fokus tiba-tiba tersadar dan banting stir gue ke samping, meski bersyukur gak tabrakan langsung sama truk tapi gue tetep keluar jalur dan nabrak pohon besar.

Braakkk

Udah gue bilang, sial banget kan gue hari ini? Perlahan kesadaran gue hilang, terakhir yang gue denger cuma sirine ambulan dan teriakan dari orang-orang sekitar.

Author pov.

Setelah 5 jam Lea keluar, kini Varen dan (y/n) khawatir karena adik kembar mereka tak kunjung pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Lea sudah pergi sejak jam 2 siang tadi.

"Varen, kamu udah hubungin Lea belum?" Tanya Nathan yang khawatir dengan Lea.

"Udah kak, tapi belum ada balesan," jawab Varen.

BETWEEN US | Axelle Family |Where stories live. Discover now