Chapter 16

6 0 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Lea mengusap rambutnya frustasi, kini ia mengingat semua yang sudah terjadi pada dirinya. Ia ingat bahwa ia kecelakaan dan amnesia membuatnya merasa bersalah pada orang-orang yang telah ia lupakan.

Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Nash di taman, ingatan Lea berhasil kembali dan membuat Lea stress saat ini.

"Jangan maksain diri, Lea," peringat Hayate yang menahan tangan Lea.

"Tapi aku enggak bisa diem terus, kak," balas Lea yang menghela napas berat.

Setelah menyetujui permintaan Theo untuk menjadikannya dan Varen sekretaris, keduanya kini mulai bekerja di ruangan yang berbeda. Beberapa jam yang lalu, Hayate memintanya bertemu dan akhirnya mereka berjanjian untuk bertemu di cafe yang biasanya mereka datangi.

"Aku yakin bang Tsuyo juga enggak bakal diem aja," kata Hayate membuat Lea terdiam.

"Aku mau coba bantu mereka, tapi kayaknya kak Hayate bener deh. Aku enggak pantes buat ikut campur urusan mereka," lirih Lea yang cemberut dan meminum Americano miliknya.

"Hahaha jangan keseringan minum kopi, enggak baik buat kesehatan kamu. Apalagi kamu baru aja sembuh," ucap Hayate mengusap kepala sang tunangan.

Keduanya kembali terdiam, menikmati alunan musik klasik yang dinyalakan di cafe itu. Semakin lama mereka semakin tenggelam dalam pikiran mereka, larut pada kesenangan semu masing-masing.

"Lea/kak Hayate," panggil Hayate dan Lea bersamaan.

"Kamu duluan," kata Hayate mempersilahkan Lea berbicara.

"Yaudah, makasih kak, bakal aku persingkat kok. Intinya gini... Aku... Mau kuliah di luar negeri," balas Lea membuat Hayate tertegun.

"Mungkin sekitar 4 tahun, enggak akan lebih dari itu kok--"

Braakkk

Hayate bangun dari duduknya dan berjalan memeluk Lea membuat sang gadis terkejut. Ia bingung apa yang terjadi pada Hayate, tapi ia tetap membalas pelukannya.

"Tolong... Jangan tinggalin Hayate," lirih Hayate membuat Lea terkejut.

"Bunda, tolong jangan tinggalin Hayate-- hikss Hayate sayang bunda-- hikss"

Ucapan Hayate seakan membuatnya kembali tertarik ke memori kelamnya dan Hayate beberapa tahun yang lalu, dimana saat itu adalah kematian ibu kandung dari Hayate, Iijima Ruka.

"Kak," panggil Lea lembut dan melepaskan pelukan Hayate.

Lea menggenggam tangan Hayate dengan tangan kirinya dan menangkup pipi Hayate dengan tangan kanannya, ia perlahan mencium pipi sebelah kanan Hayate.

"Kakak enggak perlu takut, aku enggak akan ninggalin kakak. Aku sayang banget sama kakak, bahkan enggak mau ngelepas kakak barang sedetikpun," ucap Lea yang membuat keningnya bersentuhan dengan kening Hayate.

BETWEEN US | Axelle Family |Where stories live. Discover now