🐻✨[10. Manja]✨🐻

31.6K 2.9K 16
                                    

Shaka merenung dibalkon kamarnya, menatap hamparan taman yang begitu asri, sekarang sudah masuk waktu sore niatnya Shaka ingin mandi, tapi karena merasa dingin dan sudah malas ia hanya termenung.

"Sha!"

Shaka menoleh, menatap kakaknya yang membawa skeatboard ditangannya, dia mendekat ke arah adiknya lalu mengecek suhu tubuh adiknya.

"Mau ikut?"tanya Alister.

"Boleh?"tanya Shaka berbinar.

"Siap-siap!"

Shaka langsung berjalan mengambil hoodie coklat dan memakai celana training putih panjang, jangan lupakan sandal bergambar pororo yang ia pakai. Alister menggandeng tangan adiknya, membawa anak itu berkeliling komplek dan menuju taman dimana teman-temannya berada.

"Uwah, banyak banget orangnya,"

Shaka berjalan mendahului Alister, berjongkok entah apa yang dia lakukan. Alister segera mengampiri Shaka yang tiba-tiba berjongkok, Alister tertawa kecil melihat kelakuan Shaka yang menurutnya lucu, bagaimana tidak, dia menemukan kucing kecil yang mungkin baru lahir beberapa hari.

"Udah jangan mainan kucing,"Shaka menurut, bangkit dari jongkoknya lalu menggandeng tangan Alister.

"Kak Ravn!!!"teriak Shaka dengan kencang, mengampiri Ravn dan memeluknya dengan erat.

"Kak Jey kok disini?"tanya Shaka bingung saat melihat sosok kakaknya yang sedang berdiri menatapnya.

"Nggak boleh?"

Shaka menggelengkan kepalanya, ia mendongak agar dapat melihat wajah tampan Ravn, laki-laki itu gemas dengan kelakuan Shaka, mencium pipi Shaka yang sudah terlihat bulat berisi.

"Gue Devan dan dia Deran,"

Shaka tiba-tiba saja ditarik oleh laki-laki kembar yang sedari tadi hanya berdiri diam, Shaka melihat intens mereka, Shaka tersenyum karena mengingat mereka, mereka teman-teman Alister yang menjenguknya.

Shaka memiringkan kepalanya, merasa bingung bagaimana cara membedakan keduanya."Shaka bingung, semuanya sama!"

Mereka semua tertawa karena perkataan polosnya, Deran tertawa paling keras karena merasa lucu, sedangkan yang ditertawakan malah memberenggut tak suka.

"Kak Jey! Shaka diledekin ish!"

Jayden hanya menggeleng gemas, dia membawa Shaka kedalam pelukannya karena melihat wajah itu memerah. Mereka segera meredakan tawanya, lalu mendekat ke arah Jayden.

"Udah cil tadi cuma bercanda!"ujar Devan membujuk Shaka.

"Nggak lucu!"Shaka semakin mengeratkan pelukannya.

"Ayo katanya mau belajar main skeatboard,"ujar Ravn, Shaka langsung berbalik menatap sinis Devan dan Deran.

"Lo kalau mau bedain kita liat aja tahi lalat yang dibawah bibir Deran, berarti dia Deran,"Shaka langsung tersenyum lalu mengangguk.

Kelima laki-laki itu mengajari Shaka dengan hati-hati agar tidak terjatuh, Shaka juga memegang erat lengan Ravn agar dapat berjalan. Dua jam terlewati, Shaka sekarang sudah bisa walau hanya basic-nya saja.

"Makasih udah ngajarin Shaka,"

Mereka semua mengangguk, duduk selonjoran meluruskan kaki mereka. Shaka menyenderkan bahunya terlalu lelah karena berlatih, ia mengerucutkan bibirnya karena tiba-tiba ia ingin menyusu.

"Kak Jey, kak Alister ayo pulang! Shaka pengen mimi!"anak itu merengek, keringat membasahi tubuhnya hoodie yang tadi melekat juga sudah ia lepas karena merasa gerah.

"Kalian pulang duluan aja, kayaknya bayi besarnya udah pengen nenen,"Shaka melirik sinis Deran, kesal dengan ucapan laki-laki itu yang berkesan mengejek dirinya.

"Shaka kemusuhan sana kak Devan!"Deran tertawa lepas karena Shaka salah menyebutkan dirinya.

"Lha kok gue sih cil,"Devan yang tadi diam mendatarkan wajahnya.

"Maksudnya kak Deran! Shaka kemusuhan! Awas aja Shaka gigit!"wajah Shaka memerah menahan kesal.

Deran mengusak rambut Shaka yang langsung ditepis oleh sang empunya, melotot tajam berharap Deran akan terintimidasi, Alister yang melihat perdebatan temannya dengan adiknya segera menggendong Shaka.

"Kak Deran jahat!!!"

Shaka berteriak, memeluk leher Alister erat menyembunyikan wajahnya yang memerah, dari kejauhan Deran menggeram gemas melihat kelakuan Shaka, karena kelakuannya Ravn dari belakang menampol punggung belakang Deran.

_

Sekarang Shaka sedang didalam gendongan Jayden karena mengeluh kakinya sangat pegal, anak itu juga sedang dalam keadaan mengantuk karena sudah meminum susunya, Shaka menguap lebar tapi mata anak itu enggan menutup karena kartun kesukaannya belum berakhir.

"Shaka makan dulu yuk!"Reyna mencoba membujuk anak bungsunya, Shaka menggeleng.

"Shaka belum laper mommy,"

Anak itu mencoba menyamankan tubuhnya digendongan Jayden, Reyna mengelus surai Shaka dan membiarkan anak itu tertidur, Reyna memanggil salah satu maid untuk mengambil pacifier Shaka. Setalah benda itu datang Reyna segera menyumpal mulut itu dengan pacifiernya.

"Maddy tolong siapkan selimut Shaka dan bantal milik Shaka, punya Jayden juga, kayaknya Shaka nggak bakal mau tidur dikamar,"asisten pribadi Reyna mengangguk, menyiapkan semua kebutuhan yang diperintahkan.

Mengganti sofa depan ruang tv menjadi kasur, menaruh bantal dan selimutnya. Jayden segera merebahkan tubuhnya yang mulai pegal, menutup tubuhnya dan tubuh Shaka dengan selimut.

"Untuk maid dapur, saya ingin agar tetap terjaga, supaya saat Shaka terbangun dan lapar kalian bisa langsung menyiapkannya!"para maid mengangguk.

Setelah acara pororo itu selesai, Shaka sudah tertidur mulutnya terbuka karena pipinya menekan dada bidang Jayden, suara dengkuran yang cukup keras menjelaskan bahwa Shaka begitu lelah.

Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, Xavier baru pulang dari kantornya, ia melonggarkan sedikit dasinya lalu menuju dapur, saat melewati ruang televisi dia sedikit terkejut dengan adanya Shaka dengan kedua kakaknya, Alister dan Jayden.

"Eungh,"mata itu perlahan terbuka, Shaka mengerjapkannya beberapa kali lalu matanya melihat sosok Xavier yang sedang menatapnya.

"Daddy Shaka lapar, tapi kaki Shaka pegal,"keluhnya.

Xavier tersenyum, ia mendekat dan menggendong Shaka dengan hati-hati takut membangunkan kedua anaknya yang lain, ia membawa Shaka ke dapur dan ternyata ada maid yang masih terjaga.

"Tuan! Tuan muda!"maid itu membungkuk hormat kala melihat Xavier dan Shaka menuju dapur.

"Kenapa belum istirahat?"tanya Xavier.

"Nyonya menyuruh maid dapur untuk tetap terjaga agar saat tuan muda terbangun karena lapar kami bisa menyiapkannya, tuan muda belum makan malam,"Xavier mengengguk mendegar penjelasan maid tersebut.

Duduk di kursi dan mendudukan Shaka disebelahnya, menunggu beberapa menit, makanan itu sudah tersaji di meja, Shaka langsung melahapnya karena rasa laparnya yang mendominasi.

"Pelan-pelan saja sayang,"Xavier mengambil tisu dan membersihkan sekitaran bibir Shaka yang hanya dibalah kekehan lucu.

"Setelah ini istirahat ya, jangan lupa sikat gigi,"

Shaka mengangguk, setelah menyelesaikan acara makan larut malamnya Shaka menggosok giginya lalu kembali tidur bersama Alister dan Jayden.

_

Yey double up!!!

WHY ME [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang