🐻✨[16. Tiga dan Empat]✨🐻

20.7K 2.3K 90
                                    

Shaka sudah tertidur diruang pribadi Zero, bersyukur karena suhu tubuh Shaka masih normal, mereka sedang makan malam tanpa Shaka, keluarga Travisc juga sedang menyelidiki keterkaitan Shaka dengan kematian Syela.

"Jika dilihat-lihat surat yang diberikan tentang pembelian sesuatu,"ucap Shaga pada semuanya.

"Berarti sang pelaku sebagai pembeli dan sang penjual sebagai korban, dan yang menjadi barang yang dijual adalah saksi,"ucapan Jayden membuat semuanya menatap kearah laki-laki itu.

"Diwaktu pembunuhan Syela ada Zero dan Shaka, tetapi Zero tidak melihat sedari awal dan Shaka yang melihat semuanya,"ujar Jeff.

"Tetapi setelah itu kita semua melihat kiriman rekaman cctv dari seseorang jika itu adalah Calvin, adik dari Clayya, lalu bagaimana kabar anak itu?"tanya Hergana entah pada siapa.

"Dia dikeluarkan dari sekolah dan dipindahkan keluar negri,"jawab Shaga.

"Berarti ada sesuatu yang mengganjal,"ucap Alister.

"Kita pikirkan besok, jika ada sesuatu yang baru kita harus langsung menyelidikinya, aku tak mau jika Shaka yang menjadi tersangka utama lagi!"ucap Reyna, sudah cukup mental Shaka yang menjadi taruhannya.

_

Kini hari sudah pagi, Shaka juga sudah siap dengan seragam sekolahnya tinggal menunggu Shaga sedang bersiap, hingga beberapa menit kemudian Shaka dan Shaga turun menuju meja makan. Shaka duduk menunggu daddy-nya turun.

"Jika ada sesuatu bilang pada Shaga atau Abizer, jangan buat mommy khawatir!"Shaka mengangguk mengiyakan, sambil menunggu Xavier, Shaka meminum susunya terlebih dahulu.

Setelah Xavier turun mereka segera memulai sarapan mereka, dan seselesainya sarapan mereka melanjutkan aktivitas masing-masing, khusus hari ini Shaka akan berangkat dengan Shaga.

Shaka naik ke atas jok motor belakang, tangannya melingkar dipinggang Shaka, lalu motor hitam itu melaju dengan kecepatan sedang, sengaja Shaga pelankan agar waktu Shaka dengan dirinya terasa lebih lama.

"Shaga, kelasnya Shaka bisa bareng nggak sama Shaga, Shaka nggak mau sama temen-temen Shaka yang dikelas Shaka,"curhatnya.

"Ada masalah?"

Shaka menggeleng."Nggak ada, tapi Shaka nggak suka,"Shaga mengangguk, sepertinya dia akan menceritakan ini pada daddy dan grandpa.

Sampainya disekolah, kedua anak itu turun dari motornya, melangkah ke kelas Shaka terlebih dahulu sampai Abizer datang. Shaka hanya diam memainkan jari-jari Shaka, bibirnya ia lipat ke dalam karena merasa gugup.

"Kenapa?"Shaka kembali menggeleng, Shaga menghela nafasnya lalu mengajak Shaka keluar dari kelasnya terlebih dahulu.

"Shaka kaya ada inget sesuatu tapi Shaka nggak tau, kaya semuanya burem, Shaka bingung, mau ngomong gimana Shaka nggak tau,"

Shaka kembali menunduk, dia tidak suka dengan perasaan ini, Shaka bangkit dan menarik Shaga ke lokernya, entah kenapa firasatnya tidak enak tentang sesuatu.

Dan benar dugaannya, semua yang ada didalam lokernya sudah berubah warna, Shaka menggigit bibir bawahnya, mulutnya ia tutup rapat takut memuntahkan isi perutnya.

"Shaga....,"Shaka berujar lirih.

Shaga mengambil sesuatu diloker Shaka dan menarik Shaka agar pergi dari sana, Shaga mengajak Shaka ke rooftop, dia juga menghubungi Airys dan Abizer untuk menyusul mereka.

WHY ME [TERBIT]Where stories live. Discover now