4. |Kode Cinta • Ruang Musik|

20 7 0
                                    

KODE CINTA
4. Ruang Musik

Nayara hari ini tidak masuk kelas melainkan Dispensasi, saat ini ia tengah duduk di ruang musik menunggu Pak Hendri serta anak-anak dari eskul musik datang. Tidak lama Nayara menunggu, datang tiga orang pria ke ruang musik, tatapan pria yang berdiri di tengah itu menatap sinis Nayara, lalu berjalan duluan dan duduk di sebuah sofa yang ada di sebelah pojok sambil memegang sebuah gitar.

"Nayara ya?" tanya Leo, di antara ketiganya Leo yang seragamnya tampak rapih, sesuai ketentuan sekolah.

Nayara bangun dari duduknya, lalu mengangguk sambil tersenyum, "iya Kak."

"Kenalin, gue Leo, pianis disini," Leo mengulurkan tangan lalu di sambut dengan canggung oleh Nayara, "yang itu Dicky, drummer," tunjuk Leo pada seorang pria dengan kalung salib yang menggantung di lehernya, kancing seragam atas pria itu terbuka, ia duduk di tempat duduknya sambil memainkan asal drum, wajahnya tampak garang, Nayara lalu tersenyum pada Dicky, Dicky balas tersenyum.

"Semoga betah ya cantik, latihan disini," ujar Dicky sambil terkekeh, tidak seperti wajahnya ternyata Dicky sangat ramah dan cukup humoris.

"Kalau yang itu, Rezvan, Pak Ketua kita, gitaris utama kita," tunjuk Leo pada seorang pemuda yang tampak acuh tak acuh pada keberadaan Nayara, pria itu duduk menyender di sofa sambil memainkan gitarnya, seragam pria itu sama sekali tidak di kancing tetapi ada kaus dalam berwarna hitam di balik seragamnya. Nayara tersenyum pada Rezvan, namun pria itu tampak tidak mau peduli.

"Jangan di ambil hati ya, dia emang gitu," Leo tersenyum kecil, Nayara hanya bisa membapas tersenyum canggung, "hari ini Pak Hendri nggak bisa hadir, jadi gue yang bimbing lo, buat puncak acara kita bakal tampilin lagu formal, gugur bunga, sama lagu informal buat nanti pas acara formal udah selesai."

"Gue sendirian Kak?" Nayara tampak sangat tidak nyaman.

"Nggak sendiri, kan ada gue, ada Dicky, ada Rezvan," Leo terkekeh, "bawa santai aja ya Nay, nanti ada anak-anak yang lain juga kok disini," ucap Leo menenangkan Nayara.

"Iya Kak," jawab Nayara canggung, ia menyelipkan rambutnya di daun telinganya, "em, anak eskul musik nggak ada vokalis lagi tah sampai gue gantiin?" Tanya Nayara.

"Ada kok, Rianti, cuma dia nyiapin lagu lain bareng Rezvan sama Dicky, vokal Rianti tegas buat nyanyi lagu gugur bunga nggak akan cocok. Kalau lo vokal nya cocok, gue sempat liat lo nyanyi waktu lomba nyanyi antar kelas, lo juara 'kan? Nanti lo tampil cuma sama gue buat nyanyi lagu gugur bunga, sama tambahan lagu buat di akhir," Leo menjelaskan, Nayara mengangguk mengerti, "udah 'kan? Nggak ada yang mau lo tanyain lagi?"

"Udah Kak," Nayara tersenyum.

"Kalau gitu, kita mulai latihan aja ya, acara masih beberapa minggu lagi tapi kita harus nyiapin yang terbaik 'kan?" Nayara mengangguk, lalu Leo memberikan lirik lagu pada Nayara, pria itu duduk di depan piano, "lo bisa duduk di depan Mic," Nayara mematuhi perintah Leo, mereka akhirnya latihan disana.

Leo mulai memainkan pianonya, Nayara lalu menyanyikan lagu gugur bunga. Rezvan yang kini tengah bermain ponsel diam-diam mendengarkan dan mengamati Nayara bernyanyi, pria itu beberapa kali curi pandang pada gadis yang tengah bernyanyi di atas panggung kecil di ruang musik.

"Mantap Nayara!" seru Dicky memberikan tepuk tangan setelah Nayara selesai bernyanyi.

"Makasih Kak," Nayara tersenyum kecil.

Kode CintaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora