16. |Kode Cinta • Terhapus|

13 6 0
                                    

●KODE CINTA●
16. Terhapus

Rezvan menahan sudut bibirnya agar tidak tersenyum, lalu ia dengan bersikap sok cuek berkata, "ngapain lo disini?"

"Nyariin lo," Nayara menyengir kuda, jujur ia malu padahal kalau di pikirkan lagi untuk apa ia mencari Rezvan? Kangen? Nayara menyesali jawabannya itu.

"Kangen?"

Tuh 'kan, Rezvan bertanya dengan ekpresi datar dan itu membuat Nayara tambah malu, ingin sekali rasanya Nayara melompat dari rumah pohon ini dan bersembunyi dimanapun itu! "Enggak!" Sanggahnya cepat.

"Terus?" Rezvan menaikan sebelah alisnya.

"Khawatir aja, lo abisnya nggak keliatan terus dari tadi," ucap Nayara sambil menatap arah lain.

Rezvan tersenyum kecil, sejujurnya kedatangan Nayara dan alasan mengapa Nayara mencarinya membuat Rezvan senang, "ngapain berdiri terus disitu? Sini duduk," Rezvan menepuk tempat kosong di sebelahnya, lalu dengan menurut Nayara duduk disana dengan sangat-sangat canggung.

"Lo bisa ngelukis?" Ucap Nayara kala melihat lukisan berserta alat-alatnya dan kuas yang Rezvan pegang.

"Sedikit."

"Apanya yang sedikit? Orang bagus begini!" Nayara tidak terima, lukisan Rezvan sangat bagus, bohong kalau Nayara tidak kagum pada lukisan itu. "Apasih yang lo nggak bisa Kak?" heran Nayara, Nayara jadi iri pada Rezvan, pria itu pintar bermusik, pintar juga dalam pelajaran, lalu bisa melukis juga? Sepertinya yang baik-baik ada di diri pria itu, sudah begitu tampan pula, duh Nayara jadi kesal.

"Milikin lo," gumam Rezvan.

Nayara menoleh pada pria itu karena tidak dapat mendengar dengan baik apa yang barusan Rezvan katakan, "apa?"

"Nggak." Nayara memilih diam setelah tidak mendapat jawaban memuaskan dari Rezvan, lalu ia memilih untuk mengamati lukisan yang Rezvan sedang buat, namun tatapannya perlahan teralihkan pada sang pembuat lukisan yang tampak lebih menarik dari lukisan itu sendiri, Rezvan dengan garis rahang tegas, serta hidungnya yang mancung, bibir tipis-tipisnya dan alis serta bulu mata yang cukup lentik tentu menjadikan pria itu dari tampan menjadi sangat tampan, tatapan Nayara beralih ke lehernya, jakun pria itu bergerak kala pria itu menelan ludah, dan itu tampak sexy menurut Nayara, Nayara tanpa sadar meneguk ludahnya.

Rezvan yang sadar di tatap oleh Nayara kemudian berdeham untuk menghilangkan kegugupannya, Nayara tersadar dari pikirannya, ia lalu segera mengalihkan pandangannya dengan pipi bersemu, Nayara menggigit bibir bawahnya. Disisi lain Rezvan pun sama, kupingnya memerah, dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, tanpa sengaja tangan Rezvan menyentuh tangan Nayara.

Nayara refleks menjauhkan tangannya sambil meringis, "aw," tangan Nayara saat menyentuh tangan Rezvan tersetrum.

"Kenapa Nay?" Rezvan khawatir, ia mencoba meraih tangan Nayara untuk memastikan gadis itu tidak kenapa-kenapa, namun Nayara segera menyembunyikan tangannya di belakang, "maaf gue nggak sengaja."

"Bu-bukan gitu Kak!" Nayara bingung menjelaskannya, padahal tadi malam saat ia dan Rezvan berpegangan tangan, Nayara sama sekali tidak merasakan sakit, tapi kenapa sekarang tangannya sakit lagi? Nayara melihat tangannya, kode cintanya bersinar namun tidak seterang kemarin malam, cahayanya tampak redup.

Kode CintaWhere stories live. Discover now