20. |Kode Cinta • Declaration of Love|

12 4 0
                                    

●KODE CINTA●
20. Delecration of Love

Rezvan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal membelah jalanan kota Jakarta yang basah karena hujan, pria itu beberapa kali memukul stir nya melampiaskan kekesalannya.

Sekelebat memori tentang kejadian tadi di sekolah membuat urat di rahangnya mengeras. Nayara, segalanya tentang gadis itu mampu membuat Rezvan kehilangan kendali atas dirinya.

Tanpa sadar Rezvan memarkiran mobilnya di sebrang jalan rumah Nayara, ia membenamkan kepalaya di stir lalu melihat rumah Nayara di sebalah kanannya. Rezvan keluar dari mobilnya berdiri di depan pintu gerbang rumah gadis itu di tengah hujan.

"Maaf, mau cari siapa ya?" Tanya sang satpam.

Namun Rezvan menggeleng, satpam itu menampilkan raut bingung, setelah bertanya lagi dan tidak ada jawaban lagi, akhirnya satpam pun menyerah dan membiarkan Rezvan berdiri disana selagi pemuda itu tidak membuat ulah di rumah majikannya.

Evelyn masuk ke kamar Nayara yang tengah terbaring di atas tempat tidur, ia duduk di pinggiran kasur lalu menempelkan punggung tangannya di dahi Nayara, untuk mengecek suhu gadis itu, "Nay, kamu sudah mendingan sayang?"

"Mending kok Bunda," Nayara tersenyum, dirinya memang sudah lebih baik sekarang.

"Emm, itu Nay, kok di depan ada laki-laki berdiri depan gerbang hujan-hujanan? Bunda kaya kenal, cuma lupa lagi, coba deh kamu cek dulu sayang."

Nayara mengangguk, ia bangkit dari tidurannya di bantu oleh Evelyn, ia melihat dari atas balkon kamarnya, "Kak Rezvan?" Beonya.

"Rezvan yang itu?" Tanya Evelyn yang berdiri di samping Nayara.

Nayara mengangguk, lalu segera berlari ke lantai bawah dan mengambil payung lalu tanpa pikir panjang ia menghampiri Rezvan, Evelyn menyusul, "Nay, kamu baru aja sembuh lho!" kata Evelyn dengan teriakan.

"Nay cuma sebentar doang kok, Bun." Lalu Nayara berjalan keluar dengan sedikit berlari, sedangkan Evelyn hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Satpam yang melihat Nayara bergegas keluar segera membuka pintu gerbang untuk putri majikannya, dan kembali ke pos satpam.

"Kak, lo ngapain disini?" Tanya Nayara lalu membawa payung itu untuk memayungi dirinya dan Rezvan, Rezvan tampak benar-benar berantakan, wajahnya penuh lebam, apalagi pria itu basah kuyup karena berdiri di bawah hujan tanpa memakai pelindung apapun, "wajah lo....kenapa?" Nayara meraba pipi pemuda itu.

Rezvan memegang tangan Nayara yang berada di pipinya, "Nay, apa gue pantas buat suka sama lo? Apa gue salah karena gue malah suka sama lo? Tapi gue nggak bisa nahan cemburu Nay, gue cemburu liat lo deket-deket sama cowok lain, gue nggak suka." Kata Rezvan sambil menunduk, Nayara diam ia bingung untuk menjawab apa, "maaf, dan lupain aja kata-kata yang barusan gue bilang," Rezvan menjauhkan tangan Nayara lalu berbalik dan berjalan meninggalkan Nayara.

Nayara butuh waktu beberapa saat untuk mencerna semuanya di dalam otak kecilnya, lalu setelah itu ia menjatuhkan payung yang di bawanya dan berlari mendekati Rezvan, mendengar suara langkah yang berlari apalagi terkena cipratan genangan air hujan, Rezvan berbalik dan Nayara segera memeluk pria itu. "Lo minta gue buat lupain semuanya setelah lo bilang kalau lo suka sama gue Kak? Jangan tinggalin gue, jangan tinggalin gue setelah apa yang lo bilang tadi." Kata Nayara setelah memantapkan hatinya, ia saat ini yakin bahwa hatinya saat ini benar-benar milik Rezvan sepenuhnya. "Gu-gue, gue juga suka sama lo."

Rezvan tampak terkejut mendapat pelukan tiba-tiba dari Nayara. "Lo-lo serius?"

Nayara mengangguk sambil menggugit bibir bawahnya, "lo harus tanggung jawab sama kata-kata lo barusan."

Kode CintaWhere stories live. Discover now