08

131 14 16
                                    

"Belajar menjadi tenang. Ingat, kerana emosi pernah membuatku kehilangan banyak hal."

Daniel pov

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Daniel pov

Daniel membuka pintu rumahnya. Sudah jam 9 malam. Dan dia baru saja pulang dari tempat kerja sambilan terakhirnya. Harini dia kerja di 5 tempat.

Lepas sekolah, dia kerja di cafe, minimarket, penghantar makanan, menjadi sukarelawan di rumah anak yatim , dan yang terakhir kerja di sebuah restoran.

Daniel menghidupkan lampu rumah. Dia benar benar sangat penat saat ini. Dan keadaan rumah benar benar bagai tongkang pecah.

"Mesti Baba pergi minum minum lagi..." lirih Daniel pelan.

Daniel lalu meletakkan begnya di sofa.

Daniel perlahan mengutip sampah yang berselerakan, mengambil piring piring kotor dan membawanya ke sinki untuk dicuci.

Daniel melakukan semua pekerjaan rumah. Dia bahkn belum sempat mengganti baju atau berehat sebentar.

Setelah semuanya bersih, Daniel lalu kembali keluar rumah dan berjalan menuju sebuah bar. Tempat paling Daniel benci.

Daniel masuk ke dalam bar itu. Kelap kelip lampu dan lagu yang kuat memenuhi bar.

Daniel berjalan menuju meja bertender. Matanya melirik sekitar. Mencari kebaradaan seseorang yang betul betul menyusahkannya.

"Ahh, Daniel!" panggil salah seorabg bartender yang berada tak jauh dari Daniel.

"Ayah kau dah mabuk sangat ni. Dari tadi meracau racau, baik kau bawak balik dia." ucapnya sambil menunjuk ayah Daniel di sudut ruangan.

Daniel menghela nafas pelan dan segera menghampiri ayahnya yang kelihatan sangat mabuk itu.

"Baba, jom balik..." ajak Daniel.

"Kejap lagi... aku nak minum lagi..."

Sang ayah tertawa dengan sangat kuat. Saat ayahnya hendak pergi bartender untuk membuat pesanan, Daniel dengan cepat menariknya dan menyeretnya keluar dari bar.

"Arghhh!!! Dasar anak sial!!! Kau tak faham bahasa ke aku nak minum lagi?!!! Balik sana!!" jerkah sang ayah kesal.

"Dasar laki tak berguna!!!! Jom balik!!!! Jangan buat malu dekat sini!!!"

"Kau bebetul tak tahu diuntung!!! Bersyukur sikit aku nak jugak bawak kauuu dengan aku!!!"

" Kau bahkan tak pernah membahagiakanku!!!"

"Kau sama je macam ibu kau!!!! Sama sama bodoh, sama sama tak berguna!!!!

"Jangan bawa bawa mama!!!! Kau bahkan tak boleh bekerja!!!"

Sang ayah semakin marah dan mengamuk. Beberapa kali dia memukuli Daniel tanpa ampun di depan bar itu.

"Dasar anak tak berguna!!! Kenapa kau tak ikut mak kau jee??!!!"

"MAKA DARI ITU, LEBIH BAIK AKU MATI SAJA!!!" jerit Daniel kuat.

Sang ayah terdiam lalu menarik rambut Daniel sampai sang anak tersungkur di lantai.

"Kau nak mati? OKEY!!! MATI JELAHH!! KAU PUN DAH TAK BERGUNA UNTUK AKU!!! KAU TAK BOLEH CARI DUIT APAPUN!!!"

Sang ayah lalu menendang tulang rusuk Daniel sekuat hati dan kembali masuk ke dalam bar.

Daniel mengigit bibirnya. Menahan airmata yang hendak keluar.

Daniel lantas berjalan menuju sungai Han. Lelaki itu bediri diatas jambatan. Menatap ke bawah, dimana hamparan sungai itu terbentang luas.

"Aku benci hidup bersamanya, lebih baik aku ikut mama kan?"

Daniel lalu memanjat penghadang jambatan, ketika dia hendak melompat, seseorang berdiri di sebelahnya sambil menatapnya tanpa ekspresi

"Kau nak mati?"

"Kau nak mati?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

※ votement

HAIKAL DAN SEMESTANYA [✔️]Where stories live. Discover now