Chapter 13 : Theo

225 13 60
                                    

"This is my new face, and i love it..."

-------------------------------------------

3rd P.O.V.

Hari demi hari berlalu pasca kejadian berdarah itu. Dey dan Yonat tak ada masalah, namun keduanya dipisahkan oleh lingkungannya. Gita tidak pernah membiarkan Dey dan Yonat pergi bersama.

Semenjak hari itu, Gita tak pernah bersikap ramah pada Yonat. Bukan tidak ramah, lebih tepatnya ia tak pernah menganggap kehadiran Yonat. Di ruang OSIS pun, ia hanya memberi arahan pekerjaan pada wakilnya itu dan tak pernah membicarakan hal lain.

Tak hanya Gita, Eli dan Muthe pun juga demikian. Renggang bak ikatan tali yang kendur, hari itu menjadi hari dimana rasa percaya mereka pada Yonat memudar. Yonat dibuat tak punya kesempatan untuk berbicara dengan Dey.

Bagi Yonat sebetulnya hal ini tidak terlalu berpengaruh. Yang disayangkan, ia tidak bisa memanfaatkan Dey untuk menggali informasi lebih dalam mengenai Ardiansyah. Ia kini hanya bisa mengandalkan pencariannya sendiri dan rekannya Rey yang belum berkabar hingga kini.

"Yon lu sama Gita kenapa si ?", tanya Aldo yang sedang duduk di sebelah bangku kantin itu.

"Iya kalian kenapa si ? Gue ngeliatnya kalian kaya ada masalah gitu ?", tambah Oniel yang memegang gorengan bala-bala di tangannya.

Maklum, anak-anak OSIS dan sekolah tidak mengetahui pembicaraan Gita, Eli, Muthe, dan Yonat pasca kejadian kemarin. Mereka hanya tahu menahu mengenai kecelakaan Dey.

"Gapapa, cuma masalah kecil. Kita bakal tetep professional kok nyelesaiin tanggungjawab kita."

"Baru juga mulai kepengurusan, ada-ada aja deh kalian" , ucap Azizi yang tiba-tiba bergabung.

"Eh Zee ? Tumben jajan, biasanya bawa makan sendiri"

"Bosen do makanan rumah gitu-gitu aja, eh tapi balik ke topik tadi. Gita jarang banget lho bersikap gitu ke orang lain."

Mereka menatap ke arah Zee setelah kalimat itu muncul dari mulutnya. Ada benarnya, sedingin apapun kulkas 1000 pintu itu dirinya tak pernah bersikap sejahat itu ke siapapun kecuali...

"Sebetulnya ada si Zee, cuma keknya gak pantes kita bahas disini", ucap Oniel yang tak ingin melanjutkan pembicaraan ini.

"Hmmm...oke deh"

"By the way Zee, Club Band belom ngirimin proposal program kerja bulan depan. Buruan kirim 'ege"

"EH IYA SORRY BANGETTT"

***

Bel sekolah berbunyi, untungnya hari ini tak ada kegiatan OSIS. Yonat menjadi bagian dari orang yang keluar dari kelas terakhir. Keramaian yang biasa dibawa Dey dan grupnya tak lagi menemani Yonat.

Membawa helm full-face andalannya, Yonat melangkahkan kaki menuju motornya yang terparkir. Melengkapi SOP berkendara yang biasa ia kenakan, tiba-tiba ponsel genggamnya itu berbunyi. Sebuah nama yang lama tak ia hubungi muncul pada layar itu.

"Bang Yon, gue ada info tentang Ardiansyah. Kita ketemu di Food Court samping Pasar Senen"

Mendengar ini, sebuah senyuman yang lama tak tergambar pada wajah Yonat kembali menunjukkan dirinya. Ujung buntu di pencariannya selama berhari-hari terbayar dengan informasi yang akan ia dengar ini.

Kuda hitam bermesin itu ia pacu dengan cepat menuju tempat yang telah mereka sepakati. Macetnya ibukota tak menghalangi perjalanan Yonat, namun di tengah lampu merah lagi-lagi ponsel genggamnya itu berbunyi. Nama ketua OSIS yang relasinya sedang tidak baik itu terpampang jelas.

=/= LoveWhere stories live. Discover now