Chapter 9 : The Terror Behind Her Smile

147 13 38
                                    

"Sometimes, the cover can be deceiving..."

---------------------------------------------

Yonat P.O.V.

Ngantuk...

Rasanya hanya itu yang bisa kurasakan hari ini. Baru berapa hari aku menjadi pengurus OSIS, aku mulai menyesali pilihan ini... Tidurku terpangkas bak rumput liar yang dipangkas setiap hari oleh Pak Min.  

Tapi karena permintaan itu datang dari Bu Nadila, aku tak bisa menolaknya. Sulit rasanya diri ini menolak permintaan dari seseorang yang sangat mirip dengan ibu kandungku itu. Mungkin ini hanya pelarianku yang merindukan sosok beliau.

"Yon ke kantin yuk," ucap Dey tiba-tiba. 

Dhea Angelia, entah mengapa aku merasa bingung harus bagaimana bersikap terhadapnya. Bara dendam yang ingin menyakitinya masih menyala terang, Namun di sisi lainnya, aku jujur tak percaya Dey adalah wanita yang akan menghancurkan relasi orang lain. Saat seperti inilah, muka dua perlu diaplikasikan.

"Yuk"

Tak butuh waktu lama bagi kami berdua untuk menuju kantin dan memesan makanan kami masing-masing. Tepat sekali saat itu ada satu meja yang pas untuk kami duduk. 

Kami makan dalam tenang, sesuatu yang jarang terjadi sebetulnya. Apalagi ini Dey yang kita bicarakan. Beberapa hari ini memang ia nampak tak seceria biasanya. 

Aku tak peduli sebetulnya, aku hanya ingin ia menderita. Tapi yang membuatku kesal adalah ada orang lain yang membuatnya menderita, harusnya aku yang melakukannya.

"Yon maaf ya..."

"Hm ?"

"Kemarin tentang Freya...gue gak seharusnya ngebentak lu gitu...sorry...."

Freya ? Oh yang hari itu... Memang reaksinya waktu itu sempat mengejutkanku. Dhea Angelia yang biasanya tersenyum hangat bagai mentari tiba-tiba menjadi hujan deras diikuti petir yang menyambar kuat. 

"Gue kebawa emosi sampe lupa kalo lu anak baru yang gak tau tentang masalah itu. Maaf..."

"Gapapa Dey, gue gak ambil hati kok. Gak sopan juga gue waktu itu sok-sokan masuk ke urusan pribadi lu. Sorry ya emang gue yang salah"

"Eh gue harusnye yang minta maap, ni susu kotak buat lu"

Dey meletakan susu kotak rasa strawberry di depanku. Aksi kecil itu entah mengapa membuatku tersenyum kecil secara reflek. 

"Emang cara lu buat bikin orang seneng tu via ngasih makanan/minuman gitu ye"

"Yeh kalo gak mau gue ambil lagi ni"

"Eits jangan dong maniez~"

Aku menutup mulutku secepat kilat. The hell was that ? Aku memang terkadang menggunakan kata "manis" untuk bercanda, aku lupa itu inside jokes yang tak bisa kugunakan seenaknya seperti barusan.

"M-manis ?"

DUH MALU GUE ! MAKSUDNYA GAK GITU !

"E-eh sorry Dey, itu inside jokes yang gak harusnya gue pake sorry-sorry"

"O-oh...i-iya gapapa kok haha..."

Yah jadi awkward deh, mampus dah kering ni meja obrolannya. Harus ngomong apa coba...Authornya aja bingung harus nulis apa bagian ini...

"Eh Dhea, sorry ganggu gak ? Gue mau nanya buat persami-"

"EH IYA GAPAPA KOK YUK, YON NANTI LAGI YA !"

=/= LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang