Beast 80

3.5K 604 8
                                    

Sudah 1 bulan berlalu sejak peristiwa penculikan yang membuat Cinderella tertidur. Tapi, belum ada tanda-tanda Cinderella akan terbangun. Meski begitu, tentu saja Andreas tidak menyerah. Bunga pharaog terus mengelilingi tubuh Cinderella. Karena bunga-bunga itu masih belum layu, artinya udara di kamar Cinderella masih kotor. Dengan kata lain, masih ada sisa racun di tubuhnya.

Sekarang, ratu kekaisaran itu lebih mirip putri tidur. Bedanya, putri tidur ini hanya bisa menunggu keajaiban untuk bangun, bukan ciuman dari cinta sejati.

Luna menghela nafas. Sudah lebih dari 30 hari sejak Theo menawarinya untuk berlatih bersama. Tapi, yang dilakukan pria itu hanyalah mengajaknya pergi ke tempat yang belum pernah Luna datangi sebelumnya. Itu memang menyenangkan. Tapi, masalahnya Luna ingin segera melatih kekuatannya yang lemah ini!

Luna ingin sekali menolak ajakan Theo. Tapi, masalahnya pria itu selalu memasang tampang penuh harap setiap kali mengajak Luna. Jadi, mana mungkin Luna bisa menolak. Rupanya Luna masih lemah dengan wajah melas seseorang.

Karena Theo terus datang ke kastilnya, Hitam juga jadi sering pergi untuk menghindari peperangan dengan Theo. Kucing kecilnya itu kan benci sekali dengannya.

Bicara soal Hitam dan Theo, ada hal yang aneh dari mereka berdua. Luka di perut Hitam langsung menghilang tepat ketika luka di perut Theo disembuhkan oleh Lion.

Bukankah itu sedikit aneh?

Apalagi, setelah dilihat-lihat, tampilan fisik keduanya terlihat sama. Rambut hitam dengan manik mata kuning. Sifat Hitam saat pertama kali tiba di kastil juga persis seperti sifat Theo yang dijelaskan dalam novel.

Menyebalkan dan suka pilih makanan.

Apa mungkin Theo dan Hitam adalah orang yang sama?

Luna buru-buru menggelengkan kepalanya. Pikirannya aneh sekali.

Di kekaisaran ini memang tidak ada yang terdengar aneh. Manusia dengan kekuatan super juga ada di Kerajaan Azure. Hewan-hewan mitologi seperti naga, unicorn atau yang lain juga ada. Tapi, manusia yang bisa berubah jadi kucing ketika tengah malam tiba? Yang seperti itu bukankah aneh?!

"Isla!" seru Theo yang tiba-tiba muncul di depan Luna.

Luna terlonjak kaget. Tapi, kali ini dia tidak membuat Theo melayang di udara. Sejak beberapa hari terakhir, Luna sudah terbiasa dengan kehadiran Theo yang tiba-tiba. Jadi, dia sudah bisa mengendalikan tangannya agar tidak melayangkan orang sembarangan.

"Ada apa, Theo?" tanya Luna sembari tersenyum.

Meski wajahnya menunjukkan senyuman manis, dalam hatinya, Luna ingin sekali memukul kepala Theo. Pria sialan ini tidak pernah menemuinya melalui jendela sejak pertama kali datang sebagai pelatihnya.

Ah, jangan terlalu kaget! Luna memang sudah memanggil Theo dengan namanya sejak beberapa hari terakhir. Dia juga sudah bicara dengan bahasa santai dengan Theo. Itu semua karena Theo memaksanya.

"Tidak ada! Aku hanya ingin menemuimu." kata Theo. Dia ikut berdiri di samping Luna. Menatap jutaan bintang di atas gelapnya langit. Juga lengkungan bulan sabit yang indah.

Luna diam. Jujur saja. Dia mulai merasa tidak nyaman dengan sikap Theo yang terus menemuinya tiap tengah malam dan mengajaknya pergi ke tempat yang jauh. Bukankah Theo berjanji akan melatih Luna? Kenapa tidak pernah dia lakukan? Sekarang ini bukanlah waktunya jalan-jalan.

Luna harus melatih kekuatan Isla agar dia bisa melindungi Cinderella dan orang-orang di sekitarnya. Tapi, orang yang seharusnya melatih dirinya malah mengajaknya jalan-jalan.

Fakta jika Theo-lah orang yang sudah menyelamatkan Luna dari penculikan dan membawakan bunga pharaog untuk Cinderella memang tidak bisa dihilangkan. Juga fakta jika Luna mulai merasa tidak nyaman dengan sikap Theo.

Kenapa Theo tidak mau melatihnya? Apa mungkin Theo adalah suruhan seseorang? 'Seseorang' itu meminta Theo untuk berpura-pura melatih Luna. Pergi jalan-jalan setiap malam boleh jadi hanyalah siasat agar Luna lengah. Saat Luna benar-benar mengendurkan kewaspadaannya, saat itulah 'seseorang' itu menghunuskan pedangnya. Kalau bukan begitu, tidak ada alasan lain, kan?

Luna benar-benar takut jika semua hal terjadi sesuai apa yang dia pikirkan.

"Apa kau memikirkan tempat kita jalan-jalan malam ini?" tanya Theo dengan wajah riang.

Deg!

Luna menggigit bibir. Lagi-lagi yang Theo pikirkan hanyalah jalan-jalan. Apa pria ini sudah lupa akan janjinya?!

Luna paling benci dengan orang yang dengan mudah melupakan janjinya.

"Aku  berjanji akan membuatmu jadi wanita yang paling bahagia, Luna!"

Grrrttt! Luna menggigit bibirnya semakin kencang. Kenapa dia malah teringat pada kaisar sialan itu?!

"Malam ini.... kita akan pergi ke..... Apa kau tahu kemana?" tanya Theo sembari menatap Luna.

Saat itulah Theo baru menyadari sesuatu. Ada yang salah dengan Luna. Gadis itu biasanya selalu terlihat semangat saat ingin jalan-jalan. Yah, meski akhir-akhir ini harus Theo akui kalau Luna tidak lagi terlalu semangat.

Mungkin karena Theo selalu mengajaknya ke tempat yang jauh. Jadi, Luna merasa lelah. Karena itu malam ini dia hanya akan mengajaknya mengunjungi istana Cinderella. Luna pasti sangat merindukan adik tirinya, kan? Apalagi, Andreas melarang semua orang mengunjungi Cinderella, termasuk 'Isla'.

Dengan kekuatan ilusi Theo, mereka bisa menyamar menjadi salah satu ksatria kepercayaan Andreas. Dengan begitu, Luna dan Theo bisa masuk ke kamar Cinderella dengan mudah.

"Tuan Duke....." lirih Luna dengan kepala yang menunduk.

Theo menoleh. Jantungnya berdetak kencang. Akhirnya dia baru menyadari kalau ada yang salah dengan Luna.

"A-ada apa? Kenapa kau tiba-tiba memanggilku dengan formal begitu?" tanya Theo gugup.

"Jangan kesini lagi." kata Luna pelan.

Wajah Theo memucat. Dia menatap Luna. Tak percaya dengan apa yang baru saja Luna katakan.

"Apa maksudmu? Apa kau lelah? Kalau begitu, aku akan datang besok malam saja."

Luna mengangkat kepalanya.

Deg!

Kelopak mata Theo terangkat sebelum akhirnya kembali turun. Melihat wajah Luna yang berubah jadi dingin dan kelihatan membencinya membuat Theo sadar akan satu hal.

Luna...

Entah kenapa tiba-tiba jadi membenci dirinya.

"Aku mengerti! Aku tidak akan datang ke kastilmu lagi. Tapi, jika kau butuh bantuan, aku akan selalu ada untukmu." kata Theo.

Hening. Luna tidak mengatakan apapun. Theo kemudian lompat dari balkon. Berubah jadi seekor burung gereja kecil kemudian terbang menjauh. Hingga di atas dahan pohon tak jauh dari Luna. Memperhatikan gadis itu dari jauh.

Theo tertunduk sedih.

Dalam hatinya, dia tahu kalau tidak akan ada harapan baginya untuk bisa mendapatkan Luna. Pria hidung belang seperti dirinya mana mungkin bisa mendapatkan seorang gadis terhormat seperti 'Isla'.

Luna diam. Sama sekali tidak peduli dengan kepergian Theo.

Luna tidak tahu apakah ini adalah keputusan yang bijak atau bukan. Yang jelas, Luna butuh waktu untuk sendirian sekarang.

Nyut!

Hati Luna terasa nyeri ketika dia melihat reaksi Theo saat dia memasang wajah dingin padanya. Entah dengan alasan apa. Yang jelas, begitu melihat Theo terlihat sedih, Luna merasakan nyeri di hatinya.

"Sial! Kenapa malah jadi begini?!"

Lion yang satu bulan terakhir selalu mengawasi dua bocah itu dari kejauhan menggigit bibir.

"Jika kakak kehilangan harapan dalam hidupnya, spirit jiwa sialan itu akan jadi semakin kuat!"

Deg!

Lion menatap barisan rumah penduduk di depannya.

"Dia... sudah hampir sepenuhnya menjadi kakak!"

The Beast and Cinderella's Step Sister✔ Where stories live. Discover now