perkenalan?

926 107 6
                                    

Junghwan termenung dalam diam saat makan, makanan yang di sajikan benar-benar enak cuman masih lebih enak masakan mamanya.

Dan masalah mamanya, Junghwan tidak tau mamanya sedang apa sekarang, apakah dia menangis karena kehilangan Junghwan yang tiba-tiba atau malah senang karena tidak ada yang mengganggunya saat dia bersantai.

Dan selama makan mereka semua diam dan tidak ada yang mau mengajak Junghwan berbicara.

Karena memang biasanya Junghwan akan bercerita banyak hal pada mamanya saat makan atau saat mereka ada luang berdua.

Dan sekarang? Makanan yang enak-enak ini terasa hambar di mulutnya.

Junghwan hanya makan sedikit bahkan bisa dihitung beberapa sendok, setelahnya dia menggeser sedikit piringnya yang menimbulkan suara gesekan yang cukup keras.

Dan hal itu berhasil membuat atensi semua orang yang makan teralihkan.

Junghwan juga tidak sadar, dia masih sibuk minum air putihnya yang sisa setengah.

Lalu beranjak berdiri.

Semuanya kaget bahkan ada beberapa yang ikut berdiri.

Salah satunya Jihoon yang duduk agak jauh darinya.

Junghwan berjalan sangat pelan dengan di ikutin oleh pemuda dengan wajah tegas seperti wolf.

Junghwan tidak tau siapa dia tapi pemuda yang mirip kupu-kupu juga ikut di belakangnya.

Dia bodo amat dan tetap pada tujuannya saat ini.

Rasa sakit dari kakinya juga mulai timbul, Junghwan meringis tapi tidak ada yang mendengar.

Walau sakit Junghwan bertekad dia harus bisa lebih dari empat langkah.

Mereka semua terpaku kaget karena Junghwan berhasil melangkah lebih dari empat langkah.

Hanya saja tubuhnya tiba-tiba melayang lagi membuat Junghwan refleks teriak.

"Apa yang kamu lakukan."

"Diam."

Pemuda yang mirip wolf kalau kata Junghwan itu berhasil membuatnya diam hanya karena gertakan pelan.

Padahal pemuda itu tidak bermaksud, Junghwan yang memang sedang sensitif itu langsung diam.

Dia menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher pemuda itu karena posisinya sedang di gendong ala pengantin.

Pemuda itu juga dengan biasa saja mengangkat tubuh Junghwan dan membawanya ke taman belakang rumah.

Semua orang yang belum selesai makan juga ikut di belakang, mereka ingin melihat sesuatu.

Apakah pemuda wolf itu akan mendapatkan sebuah hadiah tamparan dari Junghwan seperti biasanya? Atau malah yang lain?

Hanya saja Jihoon tau bahwa Junghwan yang sekarang tidak akan melakukan itu.

Kenapa bisa ya?

.

Pemuda wolf itu mendudukkan Junghwan di sofa empuk dengan di hadapannya penuh dengan pandangan bunga indah.

Junghwan tidak suka ini, dia lebih suka nonton drama atau tidak kartun kesukaannya seperti Upin dan Ipin contohnya.

Hanya saja ini lain, dia seperti harus ada di tempat ini di jam segini.

"Maaf."

Junghwan mendongak setelah puas melihat sekelilingnya.

Dia mengerutkan keningnya bingung, minta maaf untuk apa?

"Untuk?"

"Karena berani menyentuhmu tanpa izin."

Junghwan terpaku, apa-apaan itu?

Dia kembali mengalihkan perhatiannya ke tempat lain.

Dia tempat ini banyak hal bisa di lakukan, seperti memancing karena ada kolam ikan yang cukup besar beserta alat-alatnya lengkap.

Ada rak buku yang khusus, dan kulkas 10 pintu dengan isi yang bisa di lihat jelas dari luar.

Junghwan suka yang terakhir hanya saja dia kembali melihat ke belakang pemuda wolf ini.

Kenapa mereka juga ikut?

Melihat Junghwan yang menatap ke arah mereka Hyunsuk dan Jihoon yang paling peka.

Ini adalah waktunya.

Iya waktunya.

Waktu untuk memperkenalkan diri pada Junghwan mereka.

Junghwan yang mereka tau selalu lupa siapa dirinya, dan siapa keluarganya setelah pagi datang.

Dan Junghwan yang mereka tau adalah anak yang sombong dan angkuh.

Walau begitu kasih sayang mereka tidak pernah pudar karena Junghwan adalah hati mereka semua.

Karena kesalahan mereka di masa lalu yang membuat mereka jadi seperti sekarang.

Walau tanpa masa lalu itu mereka tetap sangat menyayangi Junghwan.

...

Tbc..

Bahagia Yang Palsu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang