Datangnya Jeongwoo

636 88 3
                                    

"Junghwan?"

Panggilan itu mengejutkan Junghwan, dia bahkan sampai jatuh karena tidak bisa mengimbangi dirinya.

Rasa sakit di kakinya juga bertambah karena jatuh.

Junghwan meringis kesakitan, dia merasa seperti orang yang jatuh dari tempat yang tinggi karena menahan rasa sakitnya.

Jeongwoo yang menjadi dalang juga langsung melihat bagaimana keadaan adiknya itu.

"Junghwan kamu tidak apa-apa kan?"

"Kak, kaki Junghwan sakit banget."

"Sebentar ayok kakak antar ke kamar."

Junghwan menggeleng dia tidak mau di kamar. Melihat itu Jeongwoo menggendong Junghwan ke tempat duduknya.

Haruto datang, dia panik melihat Junghwan yang menangis dengan sangat keras.

Sudah sangat jarang sekali, malah hampir tidak pernah Junghwan menangis seperti ini, terakhir setahun yang lalu dan sisanya hanya terisak atau tidak berpura-pura saja.

"Ada apa?"

Tidak ada yang menjawab, Jeongwoo lari ke kamar Junghwan sedangkan Junghwan malah terus menerus menangis.

Dia tidak bisa menahan rasa sakit di kakinya, padahal hanya tertimpa tubuhnya sendiri tapi sakitnya bukan main.

Haruto mencoba membantu, dia meluruskan kaki Junghwan yang tertekuk.

Kaki itu terasa cukup keras di bagian tertentu membuat Haruto mengerutkan dahinya.

"Kak haru hiks kaki Junghwan sakit banget, Junghwan gak kuat."

Kata gak kuat membuat Haruto Dejavu. Itu adalah kata keramat yang sangat Haruto hindari keluar dari mulut Junghwan.

"Jangan ngomong kayak gitu, kakak urut ya kakinya? Atau kamu mau kita kerumah sakit hemm?"

Haruto mencoba menenangkan sampai akhirnya Jeongwoo datang.

Dia membawa beberapa pil obat dengan botol minyak kayu putih.

"Minum ini ya dek, sama Haru kamu olesin ini ke kaki Junghwan aku ambil air putih dulu."

Haruto setuju dia cepat buka minyak kayu putihnya sedangkan Junghwan masih sesenggukan nangis.

Dia gak bisa ngomong apa-apa, mulutnya kaya kelu karena rasa sakit di kakinya luar biasa.

Dia menangis hampir 18 menit, dan efek obat yang di minum juga akhirnya terasa.

Sedari tadi Jeongwoo dan Haruto terus menerus memberikan pijatan pada kaki Junghwan agar terasa lebih baik.

"Masih sakit?"

Junghwan menggeleng, Haruto menyeka air mata Junghwan yang masih setia mengalir.

"Kak aku mau tidur." Suara Junghwan lemah banget, belum lagi karena masa pubertas yang di lewatinya suara yang awalnya halus menjadi semakin serak karena menangis.

"Kita ke kamar."

"Tapi temani Junghwan bobo ya."

"Iya."

Dan akhirnya Haruto menggendong Junghwan ke kamarnya di ikuti Jeongwoo di belakang.

Mereka menemani Junghwan tidur sampai lelap.

Dan setelah Junghwan di rasa sudah tidur, tatapan mata Haruto yang awalnya lembut menajam menatap Jeongwoo yang duduk di kursi tunggal kamar Junghwan.

"Junghwan kenapa? Kenapa kakinya bisa kamubuh lagi?"

"Aku gak sengaja kagetin dia pas lagi belajar jalan."

"Junghwan belajar jalan?"

"Iya."

"Sejak kapan?"

"Aku juga gak tau."

Mereka diam, Haruto Pindah posisi ke pinggir kasur di mana ia berhadapan langsung dengan Jeongwoo yang duduk di kursi tunggal.

"Kamu gak aneh kah Har sama Junghwan yang sekarang?"

"Maksudnya?"

"Junghwan yang aku kenal gak akan pernah mau belajar jalan, dia mau jalan juga kalau sama mamanya sedangkan sama kita enggak."

"Iya juga sih, tapi bukannya dia belajar sendiri ya?"

"Kamu gak ingat sama yang di bilang Doyoung?"

Haruto kembali diam, dia termenung, benar kata Jeongwoo, Junghwan yang sekarang sangatlah jauh berbeda dengan Junghwan yang mereka kenal.

Tapi?

"Tapi Junghwan masih minta hal-hal yang mahal kok."

"Iyakah? Emang apa?"

"Dia minta renovasi ulang taman belakang, dia mau bunga mawar putihnya di ganti sama mawar merah."

"KAN."

"Kenapa?"

Haruto menatap Jeongwoo bingung.

"Kamu lupa Har, Junghwan gak pernah suka sama mawar merah makanya dia nanem mawar putih, kamu juga lupa kalau mawar merahlah yang buat dia kayak sekarang?"

"Astaga Woo, aku baru ingat."

"Jadi? Dia siapa?"

Kedua pemuda itu awalnya saling tatap tidak lama mata mereka tertuju pada Junghwan yang tidur lelap.

Walau Sebenarnya dia tidak benar-benar tidur.

Dan Junghwan juga mendengar semuanya.

Dan dia jadi takut bukan main sekarang, bagaimana kalau mereka tau kalau dirinya bukanlah Junghwan yang mereka kenal selama ini?

Apakah dia akan di usir?

Sekarang Junghwan takut teman-teman 🥺

....

Tbc...

Bahagia Yang Palsu✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ