marahnya Hyunsuk dan Jihoon

665 78 7
                                    

Siapa yang tidak akan terkejut jika mengetahui adikmu yang awalnya biasa-biasa saja kembali seperti dulu?

Sering menangis lalu mengatakan kata melantur yang bahkan semua kakaknya sangat kesal tapi sekaligus takut saat mendengarnya.

Hyunsuk dan Jihoon adalah orang yang paling marah mendengar kabar kaki Junghwan kambuh lagi.

Apalagi Haruto bercerita semua secara detail bagaimana menangisinya Junghwan sampai mengatakan kata keramat tidak kuat lagi?

Jeongwoo dan Haruto mendapatkan bagiannya.

Haruto di tangani Hyunsuk sedangkan Jeongwoo di tangani Jihoon.

Jika Hyunsuk hanya akan memarahi maka lain dengan Jihoon yang sudah main tangan.

Bahkan sekarang yang harus di perhatikan adalah Jeongwoo bukan Junghwan yang masih tidur di kamarnya.

Malam ini semua orang pulang cepat karena masalah yang di beritahu Haruto.

Jihoon adalah yang tercepat tentunya, sedangkan Mashi yang paling lambat karena jauhnya tempat ia bekerja memakan waktu yang lebih lama.

Mereka semua marah tapi kalau mereka memarahi Jeongwoo atas apa yang di dapat Junghwan terasa sangat tidak sekali.

Oleh karena itu Jihoon dan Hyunsuk sudah cukup.

Bahkan bibir Jeongwoo saja sudah robek di buat.

Mashi adalah yang paling tidak bisa melihat luka orang yang sudah dia anggap keluarga jadi setelah Jihoon selesai memukulnya Mashi langsung membantu Jeongwoo mengobati lukanya.

"Jeongwoo?"

"Iya kak?"

"Besok tidak usah menjaga Junghwan, biar kak Hyunsuk yang melakukannya."

"Tap.."

"Tidak ada tapi-tapian, jika lukamu sudah sembuh baru kau boleh menjaganya."

Mendengar itu Jeongwoo mengangguk mengerti dia menatap Hyunsuk yang sedang menyesap kopi buatan Asahi.

"Aku yakin lukamu bakal sembuh lusa, jadi lusa pasti sudah bisa jaga Junghwan."

"Iya Kak."

"Yaudah, sekarang istirahat semua, sama Yedam kamu temani Junghwan tidur sana, kamu udah mandikan?"

Yedam yang paling tengah-tengah datang jadi tadi dia sempatin buat mandi.

"Iya udah."

Setelah itu Yedam pergi ke kamar Junghwan sedangkan yang lainnya pergi ke kamar masing-masing.

Beda sama Haruto dan Jeongwoo yang masih setia duduk di ruang keluarga.

"Maaf Woo "

"Gak papa, salahku juga yang udah tau Junghwan orangnya kagetan malah ku kagetin."

"Kamu gak papa kalau bagianmu di undur begini."

"Iya Har gak papa kok, aku kekamar duluan ya."

Haruto mengangguk setelah melihat Jeongwoo pergi.

Dia emang bener gak bermaksud jadi Melihat wajah Jeongwoo yang sedikit kesal dan kecewa itu Haruto sangat merasa bersalah.

Masalahnya Kalau Haruto tidak cerita dia pasti juga akan di mintai kejelasan oleh semuanya, karena mata bengkak Junghwan itu tidak bisa di tutup-tutupi.

Dan pastinya akan mendatangkan masalah yang lebih besar, Haruto tidak mau.

Dan sekarang dia hanya bisa menghela nafas pelan.

Kemudian memejamkan matanya, tidur di sini sepertinya bukan hal yang buruk.

"Har?"

Panggilan itu membuat Haruto menoleh, ada Asahi datang dengan segelas air putih.

"Kenapa Kak?"

"Gak ada sih tapi besok mau ikut gak?"

"Kemana?"

"Liat rumah yang aku buat."

"Lagi?"

Asahi mengangguk dia memang sangat suka membuat rumah, dan pekerjaan Asahi adalah membuat rumah, hanya perlu meminta orang mendesain rumah yang ia mau lalu ia keluar uang sedikit dan jadi.

Tak lama pasti akan dia jual lagi walau kadang ada yang tidak di jual dan di jadikan tempat untuk istirahat jika mereka berlibur ke suatu tempat yang sudah pernah Asahi datangi untuk membuat rumah yang ia inginkan.

Ada banyak rumah yang ia buat, dan setidaknya di setiap negara ada rumah yang Asahi buat.

Kali ini di Jeju ia buat tiga sudah walau sudah ia jual juga semua Asahi mau buat lagi.

"Di mana?"

"Jeju."

"Jauh juga, kapan mau lihat."

"Besoklah kalau hari lain aku yakin kamu gak bisa."

"Ahahah tau aja, yaudah aku mau siap-siap dulu, tiketnya jangan lupa."

"Aman, kita pake jet pribadi aku aja, udah siap tinggal berangkat."

Haruto diam, Asahi kalau pake jet sama dengan lama.

"Mau berapa hari di sana?"

"Empat hari."

Kan bener, Haruto orangnya malas beli baju kalau gak kepepet jadi dia mau sediain beberapa baju di kopernyalah biar enak.

"Yaudah aku siap-siap dulu."

"Oke, kita berangkat juga jam 10 pagi kok aman."

Haruto mengangguk meninggalkan Asahi.

Bukan apa dia mengajak Haruto, sebenarnya dia mau ajak Jeongwoo sekaligus liburan karena kasihan juga anak itu sama kayak Haruto gak ada aja refreshingnya sama sekali.

Tapi tadi Jeongwoo nolak karena dia lusa udah ada jadual jaga Junghwan dan katanya gak mau lewati itu.

Takutnya ada masalah lagi, dia juga kayanya kangen sama Junghwan.

Dengar itu Asahi gak bisa nolak donk makanya ajak Haruto.

....

Tbc...

Bahagia Yang Palsu✓Where stories live. Discover now