Bagian 4

327 44 1
                                    


Begitu masa ospeknya selesai, Kala mulai disibukkan dengan tugas-tugas kuliah. Kala masih sedikit terkejut dengan bagaimana dunia perkuliahan bekerja. Kala masih perlu beradaptasi terutama dengan teman satu kelasnya.

Pernah Kala tidak masuk kelas karena tidak tahu informasi. Kronologinya seperti ini, kelasnya memang mempunyai grup, tetapi selain grup itu masih ada grup lain yang isinya orang-orang tertentu. Sayangnya Kala tidak masuk ke sana, info perkuliahan hari itu sudah mereka ketahui di grupnya dan tidak diinfokan ke grup kelas.

Kala baru tahu setelah melihat story temannya. Hal itu membuat Kala panik karena itu adalah mata kuliah yang penting di jurusannya. Tapi sekarang, Kala mempunyai Lano yang updateannya sangat cepat. Sedikitnya Kala tidak perlu khawatir tertinggal apapun meskipun tidak masuk ke dalam grup mereka. Karena Lano, termasuk golongan orang-orang sana.

"Kal, tugas satu udah belum?" tanya Lano.

"Tugas yang mana?"

"Mind mapping."

"Oh belum, paling habis ini mau aku kerjain," ucap Kala.

Lano mengangguk, saat ini keduanya masih ada di kampus, padahal waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Hal ini dikarenakan Dosen yang mengajar mata kuliah hari ini mendadak minta diganti waktu.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Lano.

"Naik taxi kayaknya."

"Enggak dijemput Abang kamu?"

Kala menggeleng, hari ini abangnya tidak bisa menjemput karena kata mama, Moreo sedang melakukan kerja kelompok. Selain itu juga, Moreo tampaknya masih sedikit marah pasca larangan yang diberikan papa akibat ulah dirinya. Meskipun itu sudah berlalu, tapi tetap saja abangnya itu seperti masih kesal kepadanya.

"Kamu gimana?" tanya Kala.

"Aku jalan kaki sih, kosanku deket juga."

Benar juga, Lano di sini tinggal di kosan yang tidak terlalu jauh dengan kampus.

"Mau ikut dulu ke kosan?" ucap Lano menawarkan.

"Boleh?"

"Boleh, ayo."

Akhirnya, keduanya berjalan kaki menuju kosan Lano. Sempat mampir di supermarket untuk membeli kebutuhan Lano yang sudah hampir habis. Sesampainya di sana, Kala langsung masuk dan duduk di karpet. Sedangkan Lano bergerak menyiapkan air minum untuk dirinya.

"Maaf ya cuman air putih biasa."

"Eh iya enggak apa-apa."

Kala mengambil gelas yang disodorkan Lano dan langsung meneguk isinya hingga tandas. Tidak banyak yang mereka lakukan di kosan, hanya sekadar mengobrol biasa hingga Kala tidak mampu menahan rasa kantuknya. Kala berakhir terpejam di kasur Lano dengan tubuh yang meringkuk.

"Loh tidur dia," gumam Lano.

Lano menyimpan gelas tadi dan membereskan tas Kala yang berantakan. Saat akan meletakan tas itu di meja belajarnya, sebuah barang tiba-tiba terjatuh dari dalam tas.

"Apa ini?"

Lano segera mengambil barang itu dan mengamatinya. Sebuah botol berwarna putih yang cukup besar, di luar kemasannya tertera tulisan suplemen penguat daya ingat. Lano pikir, ini hanya sebuah suplemen biasa milik Kala untuk kesehatannya. Jadi, ia masukkan kembali botol itu ke dalam tasnya setelah memasukan beberapa butir obat yang berpencar karena jatuh tadi.

Selesai meletakan tas, Lano duduk di sebelah Kala yang tertidur. Wajah teman barunya itu terlihat sangat lelah dengan kantung mata yang kelihatan. Kemudian perhatiannya teralih pada ponsel Kala yang menyala. Lano tidak sengaja mengintip dan ternyata itu adalah pesan dari orang tua Kala yang menyuruh pulang.

KALANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang