00【WL❦】- Hujan Musim Semi

1.7K 113 7
                                    

Prolog
———

Westeria menari dengan lembut bersama angin, musiknya adalah rintik hujan yang mengetuk genteng dan air danau. Hujan pertama musim semi tahun ini ringan tetapi basahnya menyentuh lantai kayu hingga ujung jubah serwana anggur milik seseorang yang sejak tadi berdiam menikmati keheningan hari. Wajah telur angsa dengan mata almond yang indah, hidung mungil dan bibirnya tipis dengan kulit yang putih bersih. Sosoknya ramping berdiri menghadap tetesan air hujan. Kecantikannya tampak dingin tetapi tidak kesepian, rapuh tetapi membuat orang kasihan.

"Inilah yang disebut daya tarik kecantikan." Gumam seseorang dari paviliun seberang. Menyangga wajah dengan satu tangan, menatap kecantikan dengan penuh pemujaan.

Kawan disamping mendesah, "Dan itulah seseorang yang tidak dapat kamu harapkan." Nada mengkasihani itu tentu saja ditunjukan untuk mengejek sahabat karib disampingnya.

"Mengapa kamu mengatakan hal seperti itu? Belum tentu aku tidak dapat memilikinya bukan? Selama ada peluang, siapa yang akan tahu kepada siapa rusa akan jatuh?" Setelah mendengar kata-kata nya, sang sahabat tertawa terbahak-bahak.

"Ayo nak bangun dari tidur mu, siapa kamu dan siapa dia. Kamu harus jelas!"

Pemuda dengan tampilan flamboyan menguncang kipas lipat ditangan tidak senang sebab diremehkan. "Ayo katakan kepada tuan muda ini, siapa kecantikan di ujung sana." Ujarnya bertanya pada seorang pelayan yang lewat.

"Itu adalah tuan muda kedelapan dari Rumah Perdana Menteri." Kata terakhir sudah cukup membuat banyak orang menyusut. Siapa itu Perdana Menteri? Dan keluarga macam apa itu? Jangan bertanya, gelar seseorang bahkan sudah menjelaskan seberapa tinggi status orang lain.

Pria flamboyan dengan wajah masam melirik kembali ke ujung paviliun. "Ah benar-benar seperti langit dan bumi."

Sahabat di samping menepuk bahu sang kawan dengan prihatin. "Tidak apa-apa untuk mengagumi, kamu bukan yang pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir patah hati."

Gelak tawa lain datang dari belakang. Membuat wajah pria flamboyan semakin buruk. Persis jujube bengkok.

"Ah ini baru tuan muda kedelapan, kamu belum melihat tuan muda ketu—" Belum selesai seseorang berbicara, dari lorong paviliun muncul sosok mengenakan jubah berwarna hijau sage. Diantara tirai yang melambai, sosok itu berjalan dengan cara yang tidak lambat ataupun cepat. Di belakangnya ada beberapa orang yang mengikuti, mereka cantik dan cantik. Pemandangan seperti taman bunga yang di hinggapi kupu-kupu.

"Tuan muda Yoo ini adalah kecantikan yang sebenarnya."

"Seperti yang dikatakan orang-orang, kecantikan terkenal tuan muda ketujuh itu ada bukan tanpa alasan."

"Yang mana tuan muda ketujuh?"

"Sial, apa kamu tidak melihat seseorang yang paling menonjol disana?!"

Bisik-bisik bergema dan dengan cepat eksistensi di paviliun seberang terlupakan oleh orang-orang. Tidak ada yang melihat tatapan sendu diwajah yang dingin atau rasa sakit dibalik mata yang indah itu.

Ketika kelompok lima orang memasuki ruangan, semua mata memandang kearah mereka tanpa terkecuali. Berbagai arti dilemparkan hanya untuk mendapat sambutan acuh tak acuh.

Menelisik lebih dalam pada sosok paling depan itu tidak diragukan lagi seseorang akan terjebak dalam keindahan. Lihat saja meski langit mendung, wajah orang lain masih bersinar. Meski awan berkabut mata orang cerah seperti air musim gugur. Dan meski susana hujan mengaburkan kebisingan dunia, dengan sosok yang memiliki tampilan lembut yang menawan, gerakan seperti lambaian bunga westeria dan anggun seperti pohon willow. Dimana orang tidak jatuh dalam pesonanya?

WHITE LOTUS - TAEGYUWhere stories live. Discover now