01. Boneka hidup

558 54 14
                                    

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

Zurich, Swiss

Zurich kota terbesar di Swiss ini merupakan pelopor kota yang akan menjadi pengguna listrik berdaya 2.000 watt per kapita pada 2050. Untuk itu, pengelola kotanya sudah berkomitmen untuk berinvestasi pada penggunaan energi terbarukan dan pengembangan gedung hijau, serta menggugah kepedulian masyarakat dengan mengadakan acara hari lingkungan setiap tahunnya dan the Zurich Multimobil-action day. Warganya mempunyai kualitas hidup yang tinggi, terutama pada peringkat kesehatan.

Aksa memilih kota itu karena ia tau ia butuh ketenangan. Sudah beberapa tahun ia lalui bersama keluarga kecilnya, Aksa mengelola salah satu cabang perusahaan milik Mahveen company yang ada di pusat kota Zurich.

Aksa dan Ammara tinggal di sebuah rumah dengan pemandangan hijau yang asri dan memiliki halaman yang cukup lebar di depannya. Di depan gerbang rumahnya bertuliskan "Mahveen Family"

"Arikaa!! Sudah berapa kali mama bilang, jangan keluar kamar mandi tanpa handuk. Lantainya bisa basah semua"

Arika hanya tersenyum "Maaf"

Ammara menghela nafas berat lalu menutupi tubuh gadis kecil itu dengan handuk.

"Sebentar ya, Mama mau lihat Papa dulu"

Ammara lantas keluar kamar. Ia melihat Aksa dengan setelan rapi, kemeja navy dan celana bahan senada membuatnya tampak sangat berwibawa.

"Sa, aku udah siapin sarapan"

Aksa mengangkat tangannya di udara "Aku sarapan di kantor aja"

Ammara terdiam, langkahnya terhenti, sedangkan Aksa tetap melanjutkan langkahnya keluar rumah dengan mata yang tak memandang Ammara sedikitpun.

Akhirnya Ammara memasuki kamar untuk mengambilkan baju Arika, hingga matanya menatap pada benda pipih yang tergeletak di atas meja nakas. Itu— handphone Aksa.

"AKSA!!"

Ammara berlari ke arah halaman, Aksa yang akan memasuki mobil terpaksa menoleh kearah Ammara.

"Handphone kamu ketinggalan" Ammara menyerahkan benda pipih itu kepada Aksa.

"Oh, makasih ya" Jawabnya setelah itu kembali memasuki mobil miliknya dan melajukan mobilnya setelah sebelumnya melambaikan tangan singkat pada Ammara.

Setiap pagi Ammara selalu melewati pagi yang hambar ini. Setiap hari. Tidak ada kecupan di pagi hari, tidak ada panggilan sayang, tidak ada keromantisan yang terjadi di dalam rumah tangganya, bahkan selama bertahun-tahun lamanya Aksa tak pernah melakukan hubungan layaknya suami istri, semua terlihat abu-abu. Meskipun ia tinggal di tempat seindah Swiss, tapi tempat indah dan tenang bukanlah tolak ukur kebahagiaan.

"Good morning Mrs. Mahveen"

Sapa salah satu tetangga yang rumahnya berseberangan dengan rumah Ammara. Mayoritas penduduk Swiss menggunakan bahasa Jerman, tapi Ammara tak terlalu paham dengan bahasa Jerman, jadi semua tetangganya menyapanya menggunakan bahasa Inggris, karena semua tau bahwa Ammara dan Aksa adalah pendatang.

"Morning Mrs. Angelia"

Ammara tersenyum tipis menanggapi sapaan dari Angelia, ia lalu kembali melangkah memasuki rumah.

"Mama, aku akan bermain di rumah Crishtoper. Dia mempunyai boneka hidup yang sangat lucu" Jelas Arika dengan tangan mungilnya yang mencoba mengancing jaket berbahan bulu miliknya

Ammara mendekat dan duduk didepan Arika untuk membantu gadis itu menyelesaikan kegiatannya.

"Boneka hidup apa yang kau maksud Arika?"

Gadis kecil itu berfikir sembari meletakkan jarinya di dagu "Apa itu sebutannya. Bayi?"

Ammara tertawa "itu bukan boneka Sayang, dia manusia sama sepertimu"

Arika ikut tertawa.

"Apakah mama dan papa bisa memberikanku Bayi?" Tanya Arika polos.

Wajah Ammara kembali datar, ia hanya diam, tak menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkan Arika.

"Aku ingin membuatnya sendiri dengan Crishtoper, tapi katanya, itu hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa yang sudah menikah" Jelas Arika membuat Ammara mengerutkan kedua alisnya.

"Arika! Jangan pernah mencoba membuatnya dengan Crishtoper" Tegas Ammara membuat Arika mengerucutkan bibirnya.

"Mama sudah peringatkan berkali-kali padamu. Jangan pernah bermain lagi dengan Crishtoper. Dia bukan anak baik" Lanjut Ammara.

"Dia baik padaku" Gumam Arika sedih.

"Kembali ke kamarmu, Mama tidak mengizikanmu bermain ke rumah Crishtoper"

Dengan wajah sedih, Arika berbalik badan dan kembali masuk ke kamarnya.

"Jika Mama tidak bisa memberikan boneka hidup padaku. Aku akan memintanya pada Papa"

"Tutup mulutmu Arika"

Gadis itu mengatupkan bibirnya lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar.

**

Tbc

See you

<3

Buat dialog yang ditulis pake bahasa baku, itu seolah-olah mereka sedang berbicara menggunakan bahasa Asing. Hehhhe

Jangan lupa tekan bintang!!

Next?

AKSARAJASA 2Where stories live. Discover now