05. Hujan awal tahun

304 23 9
                                    

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

Jakarta, Indonesia
Angin sore jakarta berhembus indah hari ini, daun-daun terbang di jalanan sebuah komplek perumahan yang cukup lenggang. Akira selalu merindukan suasana ini, terutama angin jakarta bersama polusi nya. Jalanan ini masih sama persis seperti yang Akira sering lewati dahulu. Semua masih sama persis, mungkin yang
berbeda adalah Akira. Gadis itu duduk di teras rumahnya, memandangi jalanan sembari ditemani Efan lewat sebuah panggilan video.

"Udah makan Ra?" Efan bertanya di seberang sana, Pria itu terlihat masih memakai pakaian rapi, menandakan bahwa ia masih belum pulang dari pekerjaannya. Efan bekerja di perusahaan kuliner milik sang paman yang berada di bandung. Dulu, dari sanalah ia bertemu Akira lagi, karena perkerjaan mereka berada di bidang yang sama.

"Pertanyaan Lo basic banget" Balas Akira sembari meletakkan handphonenya di sebuah meja yang berada di depannya, menyadarkan handphone itu ke sebuah vas bunga kaca berukuran kecil yang berada di atas meja.

"Yaudah Gue ganti deh pertanyaannya" Pria itu terlihat berpikir sejenak, menyadarkan punggungnya ke sebuah kursi putar yang ia duduki "Udah cinta sama Gue belum Ra?"

Akira tergelak, mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

"Belum" Jawabnya.

"Yahh, masih gamon ternyata" Efan membalas, pria itu menepuk jidatnya sembari diakhiri tawa.

"Apaan sih Pan! Gak lucu!" Akira kembali menatap layar ponselnya, melihat Efan yang masih tertawa di seberang sana. Pria itu sepertinya sibuk akhir-akhir ini, terlihat dari kantung matanya yang sedikit menghitam, meskipun begitu, Efan rela menyita waktu kerjanya hanya untuk menemani dan mengantarkan Akira ke Jakarta, padahal malamnya dia lembur kerja di kantor.

"Kok ngelamun" Efan menghentikan tawanya, sedikit mendekatkan wajahnya.

Akira kembali tersadar, menatap Efan yang sedang meneliti wajahnya dari sana. Pria itu tersenyum tipis, detik berikutnya Akira seakan terhipnotis saat melihat wajah pria itu, wajahnya yang manis dengan lesung di pipi kanan sebagai pelengkapnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa Efan adalah cowok yang sangat humoris dan sedikit romantis, ingat hanya sedikit, sangat sedikit dan nyaris tak terlihat.

"Lo kangen Gue ya Ra?" Efan kembali menyandarkan tubuhnya, menjauh dari layar ponsel.

Akira tersadar.

"Dih! Pede banget Lo!" Mengelak. Gadis itu tak membenarkan tuduhan Efan.

"Halah udah ngaku aja, keliatan dari mata Lo" Efan menjawab sembari menaik turunkan kedua alisnya.

"Dikit"

Efan tertawa lagi, yang kali ini lebih keras, hingga tangannya terlihat memukul-mukul pinggiran meja kerjanya. Sedangkan Akira, Gadis itu kembali mengalihkan matanya dari layar ponsel, mencari sesuatu untuk dilihat, selain layar ponselnya.

AKSARAJASA 2Where stories live. Discover now