12. Dunia milik kami

472 28 73
                                    

“Orang bilang, bahwa setiap cinta akan menemukan jalannya sendiri, tapi mengapa kita tidak?”

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Orang bilang, bahwa setiap cinta akan menemukan jalannya sendiri, tapi mengapa kita tidak?”

**

    Pagi berganti siang, siang berganti sore, dan sore pun berganti malam. Kota Jakarta dilanda hujan ringan yang membasahi bumi dengan jutaan air yang turun menyapanya. Entahlah, mungkin karena ini akhir tahun, itu sebabnya langit tidak memberikan kesempatan kepada matahari untuk menunjukkan sinarnya. Ammara duduk di teras rumah, memandang jauh ke arah halaman depan menatap sebuah pagar besi tua yang sudah termakan oleh karat nya sendiri. Sebuah coklat panas tersaji, Ammara tidak memandang secangkir coklat itu, tapi gadis itu mendongak menatap seseorang yang menyajikannya.

"Makasih." Ammara kembali menatap ke arah depan, Aksa mengambil alih sebuah kursi di sampingnya. Duduk di sana dengan secangkir kopi panas di tangannya.

"Maaf." Ammara kembali menoleh ke arah Aksa, menatap dalam pria itu. Sampai saat ini, Ammara masih merasa bahwa Orang yang bersamanya selama bertahun-tahun ini adalah orang asing.

"Kamu mau minta maaf untuk kesalahan yang mana Sa?" Ammara mengambil secangkir coklat panasnya, menyesap nya sembari sesekali melirik ke arah pria yang duduk di sampingnya.

Aksa terlihat menghela nafasnya, "Aku cuma— ngerasa bersalah aja. Dan—Aku minta maaf"

"Kenapa Sa? Kenapa Kamu selalu minta maaf untuk apapun yang kamu lakuin, kenapa?" Ammara kembali menaruh cangkir itu ke atas meja, gadis itu terlihat mengambil nafas panjang "Seolah-olah Aku adalah Orang yang paling pantas dikasihani di dunia ini. Aku Gak marah waktu kamu ketemu sama Akira, Aku gak marah waktu kamu bilang kamu gak bisa nerima Aku."

"Aku udah urus surat perceraian kita" Pungkas Ammara, gadis itu berdiri dari duduknya, melangkah ke dalam rumah.

"Am, Ammara!!" Aksa berdiri, melangkah mengikuti Ammara dari belakang. Tapi gadis itu seolah tidak menghiraukan Aksa, Ammara terus melangkah, entah itu hanya perasaan pria itu atau tidak, Aksa melihat Ammara meneteskan air matanya. Entah itu air mata haru karena telah bisa bebas dari jeratan Aksa, atau sebaliknya air mata kesedihan karena enggan meninggalkan Aksa. Memang, tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar disini, semua hanya perihal kepastian dan ketidak pastian. Tapi ada satu hal yang pasti, bahwa dunia mereka kini sudah terbelah menjadi dua.

**

"Ayo jelasin ke Gue, semuanya. Tanpa terkecuali." Kayla sedang mencoba mendesak Akira untuk menjelaskan semuanya, dari yang Gadis itu pergi tanpa berpamitan, Akira pulang dengan keadaan kacau, mata sembab, dan tangis yang belum usai dan bilang bahwa gadis itu ingin menikah dengan Efan secepatnya. Kayla dan Prisma nyaris melapor ke polisi, hingga Efan menelfon mereka berdua untuk memberi kabar bahwa Akira sedang bersamanya. Dan kini, Akira sedang duduk di ujung ranjang sebuah kamar apartemen milik Efan yang sedang mereka tempati untuk sementara waktu.

"Gue ketemu Aksa" Satu kalimat yang keluar dari mulut Akira mampu membuat Kayla menautkan kedua alisnya, kebingungan.

"Jadi ini alasan kenapa Lo mau nikah sama Efan. Lo mau jadiin dia batu loncatan?!" Kayla berdiri dari duduknya.

"Gue takut Kay—" Akira menundukkan kepalanya.

"Takut apa Ra?! Takut kalo seandainya Aksa balik Lo gak bisa Nolak?" Kayla mengacak-acak rambutnya, Akira menarik Kayla agar tetap duduk di sampingnya karena mengingat gadis itu sedang hamil. "Dia udah punya keluarga Akira, Lo mau rebut dia lagi?"

"Dia bilang dia gak bahagia Kay!!" Akira memekik.

"Terus?! Itu gak ada hubungannya dengan hidup Lo lagi. Grow up Akira!!" Akira terlihat menggeser tubuhnya untuk membelakangi Kayla. "Lo gak akan takut goyah, kalo lo udah gak ada perasaan sama dia." Kayla menurunkan intonasinya.

Kayla menghela nafas "Gak semua orang tau masalalu Lo, dan gak semua orang mau nerima masa lalu Lo Akira. Tapi Efan, Dia tau masalalu Lo, dan dia Mau nerima Masalalu Lo"  Akira terlihat mengusap air mata di pipinya.
"Gue gak ngelarang Lo buat narik Aksa untuk masuk ke dalam hidup Lo lagi Ra, tapi tembok tinggi itu masih terus ada di setiap perjalanan yang bakalan Lo lalui bareng Aksa"

"Dia bilang, dia mau ngelakuin apapun yang Gue minta" Akira berkata dengan sisa-sisa tangisnya.

"Pilihan ada di Lo Akira. Gak ada yang bisa menentukan hidup Lo, kecuali Diri Lo sendiri" Kayla menarik Akira untuk bersandar du bahunya, Gadis itu mengelus pundak sahabatnya. Jika ada sebuah pertanyaan, mana yang akan menang antara masalalu dan orang baru? Jawabannya adalah yang bertahan, karena yang bertahan tidak akan menjadi orang pertama, tapi dia akan menjadi orang kedua, ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya. Orang yang selalu berjalan beriringan bersamamu.

Pintu apartemen terbuka "Makanan datang—"
Prisma membawa dua kantong kresek di tangan kanan dan kirinya "Eh, kalian ngapain? Pelukan segala, udah kayak teletubbies aja"

**

Tbc.

Happy ending atau sad ending?

See you<3

AKSARAJASA 2حيث تعيش القصص. اكتشف الآن