"kita pasti bisa kal menangin semuanya."

60 33 5
                                    

tau apa yang paling aku tunggu selama ada di sekolah?

jawabannya porak, alias pekan olahraga antarkelas. selain karena aku yang suka banget ikut handball, porak ini juga jadi satu event kesukaannku dan naren karena kami sama-sama suka olahraga. jadi, jangan heran kalau bagian ini bakal sepanjang rel kereta, karena menurutku ini momen paling penting yang harus aku ceritain ke kalian.

"ini mah kelas 12 pasti menangin semuanya, yakin," katanya di depan temen-temen dia. "basket kan ada gue sama nih aksa, futsal mah gampang juga lah. trus tuhh handball kita punya si kalya―si kalya jagoan, sia."

aku yang lagi nonton diem-diem dengerin obrolan mereka, trus senyum setelah dia ngomong itu di depan yang lain.

"siapa tau adek kelas jago-jago loh??" sela aku dari samping.

"bisaa," lanjut naren, optimis tingkat tinggi. "kita pasti bisa kal menangin semuanya."


























di hari-h porak, sebenernya dari pagi-pagi aku gak terlalu banyak interaksi sama naren. waktu dia kebagian tanding basket pertama, aku masih nunggu giliran main basket di lapangan sebelah sambil nonton pertandingan mereka.

mungkin dia awalnya gak sadar ada aku yang duduk di pinggir lapangan. tapi setelah beberapa menit permainan jalan, we made some eye contact―anggap aja, "kebiasaan" kami.

"kal, kal," aku manggil haikal yang posisinya paling deket dari tempat aku. "udah berapa nol?"

"dua." bales haikal sambil ngangkat dua jarinya.

pertandingan berlanjut, aku bareng indira, edre, sama kia nonton dari pinggir.


























pagi sampai siang, obrolanku bareng naren kebanyakan tanya-tanya perihal menang atau nggak.

"menang, ren?" aku yang pertama kali nanya karena emang dia yang tanding duluan.

"menang atuh." jawab dia, mukanya keliatan puas.

begitu juga selanjutnya, dia balik nanya ke aku yang ikutan tanding basket juga.

"menang, kal?"

"menang. padahal iseng aja," kata aku sambil ketawa.

"nanti lawan kelas yang jago itu ya?" lanjut naren, trus setelahnya ngambil duduk di depanku sambil minta sunscreen. katanya sih, biar mukanya gak gosong banget kena matahari.

"gak berharap banyak, sih," aku jawab sejujurnya. "aku mah da gak bisa basket."

dia ketawa, "tapi handball nanti mah harus menang,"

"yaa gampang kalo itu,"

"weiss pede euy,"

"kamu juga pede basket juara... awas we kalo gak juara,"

"iyaa siap."

dan akhirnya, kelas kami emang dapet juara 1 buat basket cowok. dan buat aku yang main basketnya iseng-iseng aja, ternyata bisa dapet juara 2 (itu setelah aku yang udah terlalu mager lari-larian ngejar bola).


























kalian pikir ceritanya berhenti sampai sini? oh engga, aku udah bilang sebelumnya kalo bab ini lumayan "spesial".

setelah pindah ke lapangan lain buat ngelanjutin acara porak, semua anak di kelas kami gak tau kenapa tiba-tiba ngumpul di satu tempat. sekarang waktunya yang cowok futsal, dan yang cewek handball. karena udah dipanggil panitia buat mulai, aku sama temen setimku buru-buru ninggalin tas dan langsung tanding.

you give me butterflies, you know? | jaemin, lia ✔Where stories live. Discover now