beda gaya, beda feeling

54 32 1
                                    

"naren rambutnya kayak barongsai,"

aku spontan ketawa setelah denger omongannya edre barusan, "kenapa, dre?"

"naren rambutnya kayak barongsai banget, potongannya aneh," ulang edre, masih julid. "liat sana, kal."

aku ngikutin arah jari edre yang nunjuk ke depan, dan akhirnya aku liat naren yang baru masuk kelas. kayak biasanya, orang modelan aksa, naren, sama haris datengnya agak siangan.

"kenapa liatin gitu, cuy?" 

ternyata naren sadar kalo aku sama edre lagi merhatiin dia. mata edre yang masih gak lepas dari rambut baru naren bikin yang punyanya langsung ketawa begitu naren nyamperin, "rambut kamu aneh,"

"iya gitu??" naren refleks megang kepalanya. "tapi kata dekel mah bagus."

"yaa kata dekel??" lanjut edre, lagi-lagi sambil ketawa. "kenapa potong rambut?"

aku yang nyimak obrolan mereka diem-diem ikut ketawa di dalem hati. edre ternyata bener, potongan rambut naren jauh beda dari biasanya.

"kamu datang bulan biasanya berapa hari, dre?" tanya naren random gak lama setelahnya.

"apaan cobaa nanya-nanya dapet??" edre heran. "dia pernah nanya gitu ke kamu, kal?"

aku coba nginget-nginget, "iya, minggu lalu waktu aku lagi dapet juga,

"aku sih seminggu, kamu berapa hari?"

"delapan, bonus sehari buat jaga-jaga," jawab edre. "kenapa gitu―"

sebelum edre beresin omongannya, naren udah duluan pergi ke tempat duduknya. aku cuma ketawa waktu muka dia keliatan luar biasa keselnya, naren emang juara kalo soal ngejailin edrea.


























"edre kalo lagi dapet muka keselnya kocak juga ya?"

naren cekikikan setelah berhasil ngerjain edre barusan.

"kasian ih?? dia kalo lagi dapet sakit perutnya keliatan," bales aku. "emang kenapa sih nanya-nanya datang bulan berapa hari segala?

"mia 'lagi' emangnya?"

"iyaa," naren duduk di kursi setelahnya. "kemarin, kan, aku beliin dia menstrual pad gitu sama coklat."

"trus? responnya gimana?"

pelan-pelan, aku udah mulai kebiasa sama "naren dan mia agenda".

"biasa aja sih, aku gak mau banyak ajak ngobrol," naren ngangkat bahu. "mukanya kayak mau ngamuk."

"jangan bilang sebelumnya waktu pms dia marahin kamu??"

"nggak marah jugaa, cuma agak sensi aja..." kata naren sambil garuk-garuk tengkuk. "perasaan kamu kalo sebelum dapet cuma lemes aja deh, kal."

"yaa tiap cewek beda-beda, renn," aku ketawa ngedenger balesannya. "mungkin kalo mia tipenya kayak gitu."


























"tumben ya, dia rajin banget."

"siapa?"

"naren," lanjut edrea, setengah bisik-bisik di tengah guru lagi ngejelasin. "minggu ini aku liat-liat dia gak kesiangan, pemantapan juga sama sekali nggak bolos."

aku diem sebentar, tau kalo obrolan ini bakal ngarahnya kemana.

"apa lagi punya ayang, ya?"

"ayang?" aku noleh ke edre. ah ya, mungkin cerita tentang naren udah jadi rahasia umum.

"jadian tuh dia sama si mia?"

"yaa mungkin?? auranya beda emang?"

"banget. mia, kan, anaknya rajin. pasti si naren disuruh rajin sekolah."

aku cuma ngangguk-ngangguk, setuju. 

"jangan sedih, kal."

aku ketawa, "kesel, dre. bukan sedih,"

"lah? emangnya kenapa dia??"

"nanya-nanya tentang datang bulan, cewek sukanya dikasih kado apa, trus gimana cara bikin playlist berdua di spotify. gimana gak kesel cobaa, dre?"

edre langsung paham sama apa yang aku omongin barusan, dan akhirnya dia ikut ketawa, "berengsek dia." 


























mungkin aja aku yang terlalu berharap, ya?



























kamu aja yang bodoh, kalya. udah dibilangin jangan jatuh suka!

 udah dibilangin jangan jatuh suka!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
you give me butterflies, you know? | jaemin, lia ✔Where stories live. Discover now