habis 3 tahun, lulus

50 29 2
                                    

"... kalya kirana sebagai lulusan dengan raihan nilai tertinggi tahun ini."

aku ngeliat-liat lagi nilai yang ada di surat kelulusan, gak lupa sama sertifikat yang lagi aku pegang juga. tiga tahun aku di sma sama sekali gak sia-sia, aku lulus dan punya nilai yang lumayan bagus.

kami semua berdiri di aula, siap-siap mau salaman antara guru sama orang tua, guru sama murid, dan murid sama murid. anak-anak ips kebanyakan lebih dramatis, mereka nangis waktu lagi salam-salaman. 

kami semua jabat tangan dan ngasih kata-kata perpisahan.

aku beberapa kali dibikin ketawa sama temen-temenku yang ngelewat. edre yang nutupin matanya karena malu takut difoto, kia yang sampe acara sekarang pun masih gak bisa diem, dan indira yang protes kenapa badan aku terlalu kurus buat dia peluk.

oh ya, kami juga papasan sama yang cowok. hanif yang pake topi cap ayam jago kayak tukang bakso, satria yang dateng telat karena harus nganter adeknya dulu, haikal yang terus-terusan sibuk adu mulut sama ibunya, dan gak lupa naren.

"lulus?" canda aku sewaktu ketemu dia.

"lulus lah, masa aja engga??" naren nepuk dadanya bangga.

aku ketawa, nginget lagi segitu banyaknya pelanggaran naren di sekolah. mulai dari telat masuk, bolos ke kantin, kabur dari gerbang waktu bel pulang belum bunyi, dan masih banyak lagi.

"gak ada syarat khusus? kelulusannya gak ditangguhkan?" aku masih ngegoda naren.

"kal, plis deh aku tuh gak segitu nakalnya..." naren ngacak rambutnya.

"yaa siapa tau kan??" aku ketawa.

aku ngambil duduk di barisan paling belakang, ngeliatin orang-orang yang lagi sibuk ngobrol sambil minum kopi yang tadi aku ambil di pintu depan. 

"selamat ya."

"hm?" aku noleh, ternyata naren ikut duduk di sebelah aku. "selamat apa?"

"nilai kamu," naren nunjuk map yang aku pegang. "paling tinggi seangkatan,

"tapi bahasa inggris-nya pasti masih gedean punya aku."

aku mulai julid, "iya gitu??"

"iya dongg, liat aja nih."

naren nyodorin map-nya ke aku, nunjukkin semua nilai punya dia. bener aja, nilai bahasa inggris naren emang bagus.

"iyadehh si paling inggris," ejek aku.

"iri bilang, kall," naren ketawa, trus nutup lagi map-nya. "habis ini gak usah sekolah lagi ya?"

aku ngangguk, "ini hari terakhir kita bener-bener di sekolah,"

"kenapa sih ngomongnya kayak yang sedih gitu??" naren ngetawain aku. "kan mau kuliah."

"kalo kuliah nanti, waktu main-mainnya gak sebanyak sekarang," aku senyum ke arah dia. "emang kamu gak sedih?"

naren lagi-lagi ketawa, tapi gak sekeras tadi, "enjoy aja, kal. kamu bakal ketemu lebih banyak orang keren nanti setelah lulus hari ini. bakal dapet banyak pengalaman baru yang lebih seru juga,

"move on dehh! siapa tau nanti dapet pacar juga, kan?"

mata aku berubah jadi sipit, "sampe kelulusan pun kamu masih ngejek aku gak punya pacar???"

naren dibuat ketawa buat sekian kalinya.



























"sampe ketemu wisuda nanti, ya."

aku ngangguk, merhatiin naren yang keliatannya lagi beres-beres, "mau pulang sekarang?"

kali ini naren yang ngangguk, "iya sekarang aja,"

"gak bakal pamitan dulu sama yang lain? kamu kan mau tes minggu depan,"

"oh iyaa ya," naren nepuk jidatnya. "engga deh, nanti sedih kayak kamu." 

"apaan sih?" aku ketawa ngedenger naren barusan. "minta doa aja kalii ke beberapa orang mah."

"kamu masih tiga minggu lagi, ya?" 

"iyaa, aku masih santai―"

"yey, semangat buat kitaa. semoga bisa lolos pilihan pertama yaa, kal."



























wisuda nanti, itu pertemuan terakhir kami.

kalo kalian jadi aku, pasti rasanya bakal sedih.

kalo kalian jadi aku, pasti rasanya bakal sedih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
you give me butterflies, you know? | jaemin, lia ✔Where stories live. Discover now