part 6

53 41 106
                                    

Jangan lupa bahagia dan juga jangan lupa VOMEN guys

           Happy reading guys 🙏

***

Hari hari berlalu begitu cepat, tak terasa Nasya sudah kelas IX beberapa minggu lalu.

Namun tidak seperti biasanya, kali ini Nasya berpikir keras untuk memahami apa yang diajarkan oleh guru tersebut.

Jika dikelas VIII dia malas belajar maka kali ini berbeda, ia sangat antusias.

Seperti sekarang ini, ia sedang serius-serius nya menulis apa yang ditulis oleh guru yang sedang mengajar dikelas ini di papan tulis.

Tanpa disadari oleh Nasya ada sepasang mata yang terus menatapnya.

"Ca," panggil Nasya

"Ya?" jawab Caca teman yang lumayan dekat dengan Nasya

"Ada Tipe-X?" tanya Nasya

"Ada." Nasya pun segera mengambil Tipe-X yang sudah diletakkan Caca dimejanya.

Sedikit penjelasan, Arsha dan Nasya tetap satu meja, namun mereka duduk urutan paling akhir.

Dikelas ini ada empat deret meja paling depan. dan masing-masing deret ada empat meja. Saat ini Arsha dan Nasya duduk di deretan kedua dan urutan paling akhir, didepan mereka terdapat meja Diva dan Caca, disamping Arsha terdapat meja Kayla dan Nisa, disamping Nasya terdapat meja Andrew dan Saipul, dan disamping Saipul terdapat meja Rayyan dan Raffi.

"Ca, itu apa sih, arghhh! susah banget dibaca tulisannya." ucap Arsha frustasi seraya menunjuk kearah papan tulis.

Sedari tadi ia sudah susah payah membaca tulisan guru bahasa Indonesia itu, tapi tetap saja ia tak mengerti apa yang di tulis.

"Yang mana?" Tanya Nasya

"Yang it-" belum selesai Arsha mengatakan sesuatu Nasya sudah menyodorkan buku miliknya.

"Pake buku gue aja," ujarnya

"Gitu kek dari tadi."

***

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. saat ini beberapa siswi kelas IX sedang berdiskusi dikelas.

"Gimana nih Sha, selaku petugas keindahan kelas, lo setuju gak sama sarana gue tadi?"  Tanya Caca

"Hm, gue sih setuju-setuju aja, gatau Kela." ucap Arsha yang membuat semua atensi menatap Kayla.

"Sarana lo bagus, gue setuju."

"Terus buatnya dimana?" tanya Nasya

"Kalau setiap kita sekolah nggak akan kelar-kelar," lanjutnya

"Gimana kalau ntar siang kita datang ke sekolah?" Saran Anita, seketaris kelas IX.

"Modalnya?" tanya Nara

"Gak mungkin kan kita pake uang kas, sedangkan uang kas kita aja masih sedikit." lanjutnya

"Mintain ke anak-anak aja," kata Diva

"Iya, per-orang dua ribu aja biar gampang minta sama anak cowoknya," usul Rania

"Ck, Ran, Ran jangan kan dua ribu, uang kas yang seribu aja mereka gak mau bayar kalau gak dipaksa." sahut Nara

Rania menyengir. ah iya juga kata Nara, jangankan dua ribu, seribu satu Minggu aja mereka kalau gak dipaksa gak mau bayar.

"Nah, Nara selaku bendahara, lo aja yang minta," ucap Kayla

"Nah, bener tuh." timpal Nisa

Nara mencebikkan bibirnya kesal, bagaimana tidak kesal meminta uang dengan anak laki" itu seperti mengemis, sangat sulit, eh mengemis? Memangnya Nara pernah ngemis wkwk.

NASYA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang