31. Terimakasih Atas Lukanya, Ryan

17.6K 1.3K 188
                                    

luvvie aku update lagi ❤️

vote dan koment harus karena gratis!

hargai penulis ya!

adegan ini silahkan mau pada toxic gapapa😭,
aku suka melihat kalian toxic in Ryan sama Sasya HAHAHA parah bet nih orang🤣

‼️ don't be a silent readers ‼️

• • • • •

31. Terimakasih atas lukanya, Ryan

• • • • •

Pagi harinya mereka kembali beraktivitas seperti biasa, mereka bersekolah. Ryan dan teman-temannya berjalan dikoridor dengan langkah pelan dan tatapan yang mengarah ke depan. Berjalan petantang petenteng adalah kebiasaan Ryan ketika berjalan.

Ryan melirik tajam orang-orang yang menatapnya sembari berbisik-bisik, beberapa berbisik membicarakan tentang kejadian ulah yang Ryan perbuat kemarin. Saat melihat lirikan tajam Ryan tentu saja mereka kompak langsung membuang pandangan mereka ke arah lain.

"Tenang Ryan, tenang." bisik Haikal.

Ryan tidak menyahut dan terus berjalan sampai mereka sekarang sudah berdiri didepan kelas.

Langkahnya terhenti saat Fanny berlari kecil ke arah Ryan. "Pagi sayang!" sapa Fanny.

"Kamu kenapa ga balas chat aku semalam hah?! terus kan tadi pagi aku minta jemput kenapa ya dijemput? Huh, nyebelin!" gerutu Fanny sembari cemberut.

"Udah bell, masuk kelas sana." seru Ryan cuek saat mendengar suara bell berbunyi.

Kemudian Ryan langsung berjalan begitu saja memasuki kelas meninggalkan Fanny yang menatapnya tak percaya dengan perlakuan Ryan barusan.

"Apa?! Ryan barusan nyuekin gue?!"

"RYAN-"

"Berisik! Masuk kelas lo sana," usir Arga kemudian keenam laki-laki itu berjalan memasuki kelas mereka meninggalkan Fanny sendirian disana.

Fanny berdecak. "Ryan kenapa sih? Jangan-jangan ini gara-gara Sasya?" gumamnya kesal. Fanny memutar bola matanya malas, kemudian berjalan memasuki kelasnya dengan tatapan yang tajam.

Dikelas Ryan. Ryan menaruh tas nya dan pandangannya ke arah Kenzi yang baru saja duduk dibangku nya sembari menaruh tas nya.

"Kenapa lo liatin Kenzi sampai segitunya?" tanya Jean penasaran.

Ryan hanya menggelengkan kepalanya.

Tak lama kemudian guru matematika mereka yaitu pak Darsum berjalan memasuki kelas dengan senyuman yang merekah. Berbeda dengan muridnya yang langsung menghela nafas mereka malas.

"Matematika mata pelajaran kematian." gumam salah seorang murid.

"Selamat pagi anak-anak,"

"Pagi pak,"

"Hari ini kita kembali belajar matematika. Minggu kemarin ada tugas kan? Sekarang tugasnya dikumpulkan dulu, bapak mau koreksi tugas kalian dan mau tau siapa yang mengerjakan dan siapa yang tidak mengerjakan." seru pak Darsum membuat semua murid langsung berjalan ke depan kelas membawa buku matematika mereka dan meletakkan dimeja guru.

Haikal melotot. "Anying, belum ngerjain gua!" ucapnya sembari menepuk keningnya.

Haikal menatap ke arah teman-temannya yang sudah mengumpulkan tugas mereka. "Udah lo semua?"

RASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang