3

690 75 15
                                    









"Tuan...," wajah panik boby terpancar begitu jelas begitu juga dengan istrinya, gaby. Wajah angkuhnya kini berubah menampilkan wajah pucat penuh ketakutan.

"Meminta maaf lah pada putraku, kalau perlu berlututlah di bawah kakinya, cepat! Bentakan itu langsung di patuhi dua manusia yang tadi mengintimidasi putra dan....

"Maafkan kami tuan muda," ucap boby sembari membungkukkan badannya.

"Sunggu memalukan," gumam gaby.

"Sudah diam, kamu masih mau hidup enak kan, jadi diam lah dan lakukan," sahut boby.

Gracia yang melihat kejadian itu hanya memandang dari tempatnya tanpa berucap apa pun.

"Pria ini bisa melakukan apapun yang dia inginkan..." tutur batin gracia. Ingatannya kembali membawanya ke kejadian lima tahun silam.









----


Gracia baru saja menginjakan kakinya di sebuah cafe yang tidak terlalu ramai. Dia memilih duduk di bagian paling ujung di pojok sudut ruangan di cafe tersebut. Gracia terlebih dulu memesan dua buah minuman yang satu Americano minuman favoritnya yang satu lagi hot coklat tidak lupa dia pun memesan dua buah red velvet cake untuk menemaninya. Tak lama kemudian seseorang yang di tunggunya datang. Gracia langsung menampilkan senyumannya ke arah orang tersebut.

"Maaf saya telat," katanya lalu memberikan sebuah dokumen yang sedari tadi di bawanya. Meletakan dokumen tersebut di hadapan gracia.

"Jadi kamu bisa membaca kontrak pernikahan kita. Di sana tertulis bahwa saya tidak akan mengganggu kehidupan pribadimu begitu pun denganmu," ujar shani.

Akhirnya dengan kesepakatan yang mereka buat shani melamar gracia langsung hari itu juga, sempat adanya perdebatan sampai akhirnya keynal menyetujui lamaran shani terhadap anaknya.

Veranda menatap penuh tanya ke arah putri sematawayangnya.

"Mama tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian. Tapi mama harap kebahagian selalu menyertaimu, nak," kata ve lalu di akhiri dengan mencium pucuk kepala sang putri.

Dua hari setelah acara lamaran berlangsung ayahanda dari shani yakni samudra dirganthara meminta keduanya mempercepat pernikahan mereka di karena kesehatan tuan sam yang semakin hari semakin menurun dan dia ingin menyaksikan putra satu-satunya menikag sebelum Tuhan memanggilnya. Mau tidak mau di hari itu juga mereka menikah dan setelah di nyatakan sah baru lah tuan sam menghembuskan nafas terakhirnya.

Satu bulan pun berlalu.

"Kenapa harus meninggalkan rumah segala si shan? Kalian bisa tinggal di sini bersama kami. Cici mu juga dan suaminya tinggal disini," ujar shania yang tidak mau di tinggal oleh anak lelaki satu-satunya.

"Shani dan gracia mau hidup mandiri, ma," kata shani yang sudah membawa koper gracia.

"Gege pamit ma," ujar gracia ke shania. Di rumah itu gracia di perlakukan layaknya seorang ratu oleh mereka.





----



Gracia pov

Akhirnya aku pun ikut dalam skenario tuan sean bumie samudra dirganthara. Didalam mobil aku masih saja memasang muka cemberutku pada kakak, begitulah aku menyebut pria yang saat ini duduk di sebelahku. Tapi kalau di liat-liat pria ini cukup tampan, tubuh yang tinggi dan atletis, mata yang indah yang bisa saja menjerat siapa saja untuk terus berlama-lama memandanginya. Ah apa-apaan ini kenapa kesannya aku malah sedang memujinya? Tapi tidak di ingkari dia memang memikiji wajah yang sangat tampan.

Me & DadWhere stories live. Discover now