6.

557 73 11
                                    







Hasil test pack menunjukan garis dua itu sebuah pertanda jika kini telah hidup sebuah nyawa di dalam perut gracia, dia tersenyum bahagia sampai akhirnya senyumannya tiba-tiba saja menghilang.

"harus ku apakan hasil test pack ini?" tanyanya pada diri sendiri. Dan akhirnya apa salahnya dia memberikan hasil test pack itu pada shani.

"shani, ge...," ucap dua manusia itu berbarangan.

"kamu dulu ge! Shani mengalah.

"kakak aja dulu. Ada apa kak? Tanya gracia dengan masih menampilkan senyumannya di hadapan shani.

"tolong tandatangani surat perceraian kita," kata shani tiba-tiba. Pada akhirnya ucapan shani itu dapat menghapus senyuman gracia begitu saja. Dia menggenggam hasil test pack di tangannya.

"lagi pula papa sudah tidak ada jadi kita ga perlu lagi jadi pasangan suami istri," lanjut shani.

Gracia diam tidak merespon apa pun dari ucapan shani.

"ge! Panggil shani. Gracia memberanikan diri menatap kedua bola mata sipit milik shani.

"oh iya tadi kamu mau bilang apa? Tanya shani, gracia terlihat mengambil nafas dalam-dalam, meraih tangan shani lalu meletakan hasil test packnya di tangan shani.

"kamu hamil ge? Seketika nada bicara shani berubah.

Gracia mengangguk.

"haha...Gila ya aku gak nyangka kamu semurahan itu ge," demi Tuhan ini kesekian kalinya shani mengucapkan kata-kata yang sungguh menyakitkan.

"apa ada kata yang lebih menyakitkan dari itu buat aku shan? Dan apa aku terlihat semurahan itu di hadapan seorang sean samudra dirganthara?" nada bicara gracia bergetar, matanya sudah berkaca-kaca. Dia memilih meninggalkan shani, namun lelaki itu memanggilnya membuat langkah gracia kembali terhenti.

"anak ini anak kamu shan," kata gracia tanpa membalikan tubuhnya.

"apa?

"iya lelaki yang telah menaruh benihnya di dalam rahim wanita murahan seperti ku adalah suamiku sendiri! Kata gracia, kali ini dia telah menatap shani dengan intens.

"gugurkan anak itu! Perintah shani. Ya Tuhan terbuat dari apa hati lelaki yang tengah berdiri dengan sangat angkuhnya ini.

"kamu berserta anak itu tidak pernah ada dalam rencanaku. Jadi tolong gugurkan anak itu dan selesaikan perceraian kita! Ucap shani kembali menyakitkannya. Bukan gracia yang pergi melainkan shani yang pergi meninggalkannya sendiri dengan rasa sakit yang teramat dalam.

Gracia menangis terisak.

"ahhh....Maafin ibu nak. Tapi sekali pun ayah mu tidak menginginkanmu ibu akan merawat dan membesarkan mu," kata gracia.

Hiks...Hiks...Hiks...

"Lalat sebenarnya tahu bahwa bunga lebih harum dari pada sampah, tapi lalat sadar diri, kalau yang ditunggu bunga adalah kupu-kupu. Seharusnya aku pun begitu," kata gracia sembari menghapus air matanya dan setelah itu shani tidak pernah bertemu dengan gracia.


------

gracia pov

Aku tidak menyangka akan di pertemukan kembali dengannya. setelah dia memintaku pergi dan meninggalkannya , namun semua orang berpikir kalau aku menyerahkan diriku karena uang, tapi sedikit yang merewka ketahui bahwa aku juga seorang korban di kisah ini.

"bu! jalan mu terlalu cepat," ah, aku hampir lupa dengan langkahku. aku mulai mengurangi kecepatanku agar zio tidak kesulitan mengimbangi langkah ku.

"ngomong-ngomong, apa ibu meminta om tampan itu untuk membantu kita, bu?"

Me & DadDonde viven las historias. Descúbrelo ahora