10.

491 87 6
                                    













Gracia kembali ke kantor itu. Kembali memasuki ruangan lisa.

"Selamat pagi bu lisa. Saya sudah membawa proposal rancangannya. Apa ini sudah cukup?" Tanya gracia.

Lisa pun memcoba membaca isi proposalnya berserta dokumen rancangan desainnya,"

"Rancangan apa ini? Buruk sekali. Aku heran kenapa ketua dereksi menerima karyawan sepertimu,"

"Bawa ini kembali untuk di revisi ulang. Lain kali jangan berikan aku sampah macam itu! Bentak lisa.

"Tapi bu, ini adalah sebuah pengembangan pusat berbelanja yang baru, ini harus minimalistik dan unik," ujar gracia menjelaskan.

"Cukup gracia! Aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan ocehanmu. Keluar dari ruangan ku!

"Huft baiklah. Aku tidak tahu apa yang salah dengan proposalku. Tapi dengan sikapmu, aku takut aku bahkan tidak bisa memberikan sebuah rancangan yang memuaskan,"

"Kalau tidak bisa membuat rancangan yang memuaskan. Maka silahkan tinggalkan departemen kami. Kami tidak membutuh orang sepertimu,"

"Tapi saya rasa tidak ada yang salah dari rancangan saya bu lisa! Gracia kesal.

Bug...

"Rancanganmu tidak mencapai standar departemen kami, dan aku tidak boleh mengertiknya?!"

"Apa apa ribu-ribu?" Dua orang pria dewasa berjas memasuki ruangan tersebut.

"Selamat pagi presdir okta, presdir sean!

"Anda datang tepat waktu. Bu lisa dan saya memiliki perbedaan pendapat tentang proposal rancangan desain mall milik ku, jadi boleh kah saya meminta pendapat anda?"

Gracia memberikan proposal ke tangan shani, dengan seksama shani mempelajari isi proposal tersebut.

"Bagus! Ucap shani.

"Mari kita bahas rinciannya nanti!" Ujar shani, ah lega sekali hati gracia mendengarnya.

"Jadi bisa ibu lisa jelaskan pada saya dimana letak kesalahan pada proposal ini?"

Lisa gugup bingung harus seperti apa menanggapi pertanyaan itu.

"Hal yang paling penting di sebuah departemen perusahaan adalah kerjasama, diikuti dengan kemampuan individualnya,"

"Bu lisa lain kali bersikaplah profesional jika kamu masih ingin berada di posisimu saat ini," kata shani.

"Baik tuan, mohon maaf atas sikap buruk saya. Lain kali saya akan lebih profesional," ucap lisa sembari membungkuk tubuhnya.

Setelah itu kedua presider departemen perusahaan itu keluar dari ruangan lisa. Dan sebelum shani meninggalkan ruangan tersebut dia berpesan terlebih dulu pada gracia.

"Atur kembali materi anda dan laporkan hasilnya ke ruangan pertemuan di lantai dua dapam waktu satu jam," ujar shani.

"Baiklah, Presdir! Balas gracia, senyuaman pun mengembang di wajahnya.

Shani meninggalkan ruangan itu di ikuti oleh okta di belakangnya.

"Haha. Kamu menggunalan relasimu ini untuk mendapatkannya perkerjaan di perusahaanku, dan sekarang kau membelanya. Ayolah shani jangan bilang padaku jika kamu benar-benar tertarik padanya?" Goda okta.

"Dia ibu dari putraku. Jadi ini sesuatu yang sudah seharusnya aku lakukan," sahut shani dengan santai.

Satu jam kemudia...

Me & DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang