5.

573 78 14
                                    












Seketika semua suasana menjadi hening,  vino berkali-kali memejamkan matanya untuk sekedar mendamaikan perasaan yang mulai tak menentu.

"maafin aku vin," ucap gracia memecahkan keheningan.

Vino masih enggan memalingkan tatapannya ke gracia, sedangkan sedari tadi gracia menatapnya dengan intens.

"seharusnya kamu bisa memintaku buat balik gre," kata vino bergetar, rasanya begitu kacau di dadanya.

Gracia menggeleng...

Dia bisa saja melakukan itu, meminta vino pulang dan meminta vino membantu kesulitan yang tengah di alami keluarganya. Tapi jika dia melakukan itu, itu berarti vino harus melepaskan mimpi besarnya mimpi yang di impi-impikannya sedari jaman SMU.

"kalau aku ngelakuin itu, itu sama aja aku ngorbanin mimpi-mimpi kamu vin, kamu akan ngelepas semua buat balik nemuin aku,"

Kali ini vino menatap gracia. Meraih pundak wanita yang terus bergetar.

"gre seharusnya kamu tahu. Bersamamu adalah impianku gre,"

Tangan vino berpindah ke wajah gracia, tangan itu menyentuh wajah indah milik gracia. Dan ketika vino ingin mencium gracia, seseorang berhasil menarik tubuh mungil gracia.

Menyadari statusnya saat ini, dan lagi tatapan lelaki itu begitu mengintimidasinya.

"maaf," ucap vino.

"kalian tahu kan jalan pulang? Atau perlu saya mengantar kalian ke pintu keluar?" sarkas shani mengusir para cecunguk itu.

"aku pamit pulang ya gre," kata vino lalu melangkahkan kaki menuju pintu, shani membukakan pintu rumahnya lebar-lebar.

"jaga dia. Kalau sampai kamu menyakiti gracia,  aku pastikan akan menghancurkan hidupmu," ancam vino, ia pun menghilang dari apartment mereka.

Shani berjalan ke arah gracia.

"arvino alehandro pradja, putra dari ali pradja, sombong sekali dia. Kita lihat saja siapa yang akan menghancurkan siapa," ancam shani. Gracia menyernyitkan keningnya, dia tahu watak suaminya itu seperti apa.

"jangan shan, please! Melihat gracia menatapnya seperti itu, rasanya ada yang sedang terbakar di dadanya. Dia berdiri di hadapan gracia, tangannya tanpa sadar mencengkram wajah cantik gracia.

"kenapa? Kamu masih mencintai lelaki itu? Berani-beraninya kamu memohon saya seperti itu di saat dia mengancamku! Teriak shani.

Gracia meringis kesakitan, berusaha melepaskan cengkraman tangan shani di wajahnya.

"shan....," sisca datang di waktu yang tepat dan berhasil melepaskan cengkraman itu lalu sisca membawa shani pergi dari sana.

Terlepas kepergian shani...

Gracia tergeletak di lantai apartmentnya. Air mata mulai jatuh membasahi pipinya.

Tangannya mengelus lembut dadanya yang terasa sangat sesak.







----

Di dalam mobilnya shani terus melampiaskan amarahnya. Sisca duduk di sebelahnya dengan sangat tidak tenang. Memperhatikan dengan detail perubahan sikap shani.

Hatinya berdenyut, sesuatu sedang terjadi.

"kita putus! Kata itu lagi-lagi keluar dari mulut sisca.

"apa? Jangan becanda sis ini ga lucu!

"kamu udah nikah shani. Dan aku ga mau di bilang orang ke tiga!

"omong kosong apa lagi si sis. Ga ada orang ketika aku sama gracia nikah kontrak,"

Me & DadWhere stories live. Discover now