4

630 84 14
                                    





















Gracia pov

Untuk pertama kali dalam hidupku, ada seseorang yang membentak ku seperti itu. Aku bangkit tak tahu kenapa air mata ku yang sedari tadi ku tahan akhirnya keluar tanpa permisi wajahku merah padam menahan sakit di lututku dan juga menahan kesal sama kata-katanya. Aku memandangnya, lalu berlari ke dalam kamar, aku menutup pintu itu sekeras yang aku bisa membuat suara keras di sana.

Ku lihat shani, si muku, muka kaku. Hanya diam mematung di sana lalu ia duduk di sofa sembari memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.

"Ya Tuhan apa yg aku katakan tadi sama si bayi itu...," Dia mungkin merasa bersalah dengan perkataannya tadi.

"ge, boleh aku masuk?" Aku menutup seluruh tubuhku dengan selimut lalu ia membukanya perlahan.

"mau apa kak? Kak shani mau bilang aku ini anak pembuat masalah gitu?" Aku bangkit dan bicara dengan nada menyentak.

"Maaf ge," Laki-laki ini menundukkan kepalanya.

"Aku tidak bermaksud bicara seperti itu kepadamu...” ucapnya lagi sambil memegangi pipiku lalu memeluk ku. Pelukannya hangat sangat hangat membuatku memejamkan mata, ku dapat mencium aroma tubuh laki-laki yang umurnya cuman terpaut 1 tahun dariku, lalu ia melepaskan pelukannya kita saling bertatapan dia tersenyum kepadaku, membuatku salah tingkah menyembunyikan wajahku dari tatapannya dia memegang wajahku, lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku dan aku tak dapat menghindarinya tanganku pun memegang wajahnya yang di penuhi rambut tipis lalu dengan cepat aku jewer saja kedua kupingnya.

"graciaaaaaa harlannnnnnnn.." Aku dengan sigap meloncat dari tempat tidur lalu meledeknya.

"Dasar mukuuuuuu.."

"Kau....aghhh!! Dih ko dia malah tersenyum sambil menggelengkan kepalanya lalu tertawa.

"Ih udah gila ya kak??" Aku mendekatinya lalu ia pun dengan sigap menyerang ku dan menjatuhkan ku di ranjang lalu mengelitik tubuhku.

"Ah geliiii kakkkk."

"Bilang ampun engga ge. Kalau engga mau bilang ampun aku enggak akan berhenti menggelitikin kamu..." Dan akhirnya aku kalah.

"Ia...ia ampun muku!!! Nafasku terasa mau habis dibuatnya, dan ia pun sama sepertiku nafasnya terdengar ngos-ngosan.

"kak," panggilku.

"shaniiiii.."dua kali aku memanggilnya, dia cuman diam malah merebahkan badan.

Ya pantas aja dia gak menjawab panggilanku dia malah tertidur. Aku menatapnya. Manis juga kalau dia sedang tertidur seperti itu dia terlihat sangat manis, aku menatapnya lama lalu entah apa yang membuatku tiba-tiba mencium keningnya, ia kening yang tadi aku buat benjol. Aku keluar kamar lalu mencari-cari kotak P3K kota yg sedari tadi aku cari kotak yg membuatku tadi terjatuh bersama kursi. Dasar muku masa gak ada kotak P3K disini. Untuk sementara aku kompres saja keningnya yg benjol itu dengan air hangat.

"Aw..." Ia pun terbangun menatapku.

"gi ngapain si ge??  Ucapnya, tangannya memegangi tanganku

"lagi nonton bola! Ya lagi ngobatin benjol kakak lah biar kempes..." Sahutku lalu aku melanjutkan kembali mengompres jidatnya.

"ngapain ngobatin aku, sedangkan kaki kamu aja terluka," ia menatap dengkulku yg terluka dan menyisakan darah yg mulai mengering.

"lho kakak mau kemana?? Tanyaku dia tiba-tiba menghilang lalu aku menyusulnya.

"kak lagi nyari apa si??" Aku melihatnya sibuk membuka banyak laci tanpa satu pun pertanyaanku yg dijawabnya.

"shaniii woiiiii...." Teriakku kesal.

Me & DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang